part 16

168 10 0
                                    

"pagi kauurrjiiii!!" Prerna menyapa sahabatnya.
"Hmmm" jawab Avneet.
Prerna mengkerutkan alisnya, kemudian membuat senyuman kecil seolah dia tak merasa terganggu oleh sikap ketus Avneet yang tiba tiba.
Sambil meletakkan buku di laci mejanya, prerna bertanya.
"Sudah buat tugas kemarin? Bisa bantu aku menjawab soal nomor 3? Aku kesulitan dalamn mengerjakannya"
Tidak ada Jawaban dari Avneet. Dia sibuk dengan bukunya.
"Ayolah Avneet, nanti aku traktir." Sambil menunjukkan jari kelingkingnya.
Avneet geram, ia mengepalkan tangannya.
Brakkk.
"Berhenti dekat dekat denganku!" Marah Avneet sambil melempar bukunya. Beberapa siswa yang ada dikelas terkejut, tak kecuali Siddharth yang baru datang. Siddharth melihat prerna tak kalah terkejutnya, tangannya bergetar hebat.
"A.. apa yang salah Kaurji?"
"Berhenti memanggilku seperti itu!
Air mata prerna lolos, begitupun dengan Avneet, namun mata Avneet penuh dengan kilatan kemarahan.
Prerna mencoba menggenggam tangan Avneet, tapi ditepis.
"Apa yang salah? Coba katakan." Pinta prerna frustasi.
"Jangan bertanya kepada ku, jangan dekat denganku dan jangan duduk denganku!
Mata prerna membelalak. "Kenapa?"
"Sudah kubilang jangan bertanya!!" Pekik Avneet.
Siddharth yang dari tadi hanya menonton, kemudian melerainya.
"Sudah cukup! Prerna, jangan bertanya sekarang, tanyakan saja nanti. Dan Avneet, jangan berteriak seperti itu. Katakan, kau mau duduk dengan siapa dan dimana?"
Sambil menarik prerna.
Avneet mendesah...
"Aku ingin duduk dengan Brena!"
"Baiklah. Brena apa kau bisa pindah?"
Brena gelagapan. "Te.. tentu Siddharth." Ucapnya kemudian mencari tempat duduk Prerna.
"Ayo, duduklah disana!" Sambil menarik tangan prerna.
Akhirnya prerna duduk ditempat Brena, dibelakang Gautam.
Sekilas, Avneet melihat Prerna yang menelungkup dimeja. Tampak raut wajah bersalah.

****
Suasana kelas kembali ramai, setelah dua jam terjebak dalam suasana mencekam. Guru yang terkenal ramah, mendadak menjadi guru yang menakutkan disebabkan oleh kebocoran soal  ulangan harian matematika dan soal itu pun tidak bocor di kelas ini. Bayangkan jika soal ulangan akhir semester yang bocor? Akan jadi apa kelas ini.?
Siddarth telah selesai mengemasi bukunya dan ingin ke kantin. Ia menoleh kebelakang, dilihatnya prerna tengah membolak-balikkan buku catatan.  
Mata prerna memang tertuju pada bukunya, tapi fokusnya hanya pada Avneet. Melihat bangku Avneet, kosong. Kemudian matanya tertuju ke arah pukul satu, arah Siddharth.
Siddarth dan prerna sama sama membuang muka.
"Kau tidak kekantin?" Gautam bertanya
"Tentu saja." Jawabnya mantap.
Kini, tinggal prerna yang ada didalam kelas. Bukannya prerna tidak punya temen atau tidak mau berteman, tetapi dia teguh dengan mottonya.
"Satu sahabat sudah cukup daripada memiliki sepuluh teman yang tidak akan selalu ada"
Itulah mottonya, tetapi sepertinya ia telah ditusuk oleh mottonya sendiri.
Prerna memutuskan untuk pergi ke kantin juga.
Saat tiba di kantin, beberapa siswa melihatnya kemudian berbisik. Rupanya, pertengkaran tadi sudah tersebar ke beberapa kelas. Prerna, saat mengambil makanan melihat Avneet berbicara dengan asyiknya dengan teman temannya. Prerna hanya bisa tersenyum.
Duduk dengan santai, satu meja satu orang dan menghabiskan makanannya sendiri. Berlalu dengan cepat, secepat rumor beredar bahwa yang memulai pertengkaran tadi pagi adalah dirinya, prerna.

****
Pulang sekolah, Avneet dan teman temannya berkumpul di rumah makan.
"Hei Avneet, bagaimana bisa kamu bertengkar dengan si Prerna?"
"Entahlah, aku tidak suka dengannya." Ucap Avneet sambil menyuap makanan.
"Kalian hampir satu tahun berteman, tapi kandas. Hahaha."
"Memang, prerna menyebalkan. Terlalu aneh." Ucap salah satunya lagi..
Avneet hanya tersenyum miring.
"Maaf kan aku prerna. Inilah caraku agar kamu menjauh dariku, agar kamu tidak disalahkan oleh ibuku."
Avneet terus menceritakan kebencian nya terhadap Avneet kepada temannya. Avneet tidak ingin mengakhiri persahabatan ini, tapi dia selalu Takut dengan ibunya, yang mengancam akan mengirimnya ke luar negeri. Sebenarnya, tidak masalah bagi Avneet untuk pergi ke luar negeri asal disana ada kakaknya, tapi kakaknya baru wisuda enam bulan lalu dari Oxford university dan sekarang sudah menjadi salah satu dosen di Mumbai university. Jika ia dikirim ke sana, dengan siapa dia tinggal?
Lupakan hal itu, Avneet dan teman temannya tampak sangat menikmati makanan mereka

ENEMY TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang