part 9

316 18 2
                                    

Disebuah kelas, terlihat seluruh siswa siswi tampak fokus belajar walaupun tidak ada guru. Istilahnya belajar mandiri. Tidak ada yang ribut. Semua tenang bagaikan air kolam yang berada disamping kelas tersebut. Ujian akhir semester  tinggal dua minggu.
"Prerna, bisa kau bantu aku menjawab soal ini?". Tanya brena.
"Yang mana?". Tanya Prerna.
"Yang ini". Jawab brena sambil menunjuk nomor soal.
"Oh yang itu... ini itu gambar struktur kulit. Nah nomor 3 itu adalah kulit janggat jadi jawabannya c". Ucap Prerna sambil memberi tanda pada buku brena.
Siddharth yang mendengar ucapan Prerna tiba tiba marah.
"Tau apa kamu itu adalah kulit janggat. Bagian yang nomor 3 itu saraf perasa dingin. Brena, jawabannya adalah A ". Teriak Siddharth.
"Eh, apa apaan sih. Kemarin ya aku lihat dibuku , kalau bagian ini adalah kulit janggat. Dan kamu, tahu apa soal biologi? Olimpiade fisika saja kamu tidak bisa menjawab. Yang katanya kamu sudah belajar dengan orang pintar. Hahh!?". Balas Prerna sedikit meninggikan nada karena sudah sangat marah.
Mendengar ada keributan yang mengganggu konsentrasi belajar,semua siswa siswi menghentikan aktivitas mereka dan melihat keributan tersebut.
"Ini. Ini baca ini...". Pinta Siddharth dengan kasar sambil menunjuk buku tebal.
Prerna mengambil dengan kasar dan mencari materi tentang kulit. Lama Prerna membaca dan akhirnya Prerna tertohok, jawaban Siddharth ternyata benar.
"Bagaimana? Apa aku salah?". Tanya Siddharth dengan nada menyindir.
"Ya. Brena jawabannya A". Jawab Prerna tanpa memperdulikan pertanyaan dari Siddharth.

****
Hampir setiap hari siswa siswa di kelas 10 merasa terganggu oleh pertengkaran Siddharth dan Prerna mengenai pelajaran. Mereka berdua tampak berlomba-lomba untuk menguasi pelajaran pelajaran, sampai sampai hampir semua guru senang melihat persaingan mereka.
"Anak anak, untuk penilaian akhir tahun yang tinggal satu minggu lagi, ibu harap kalian belajar dengan sungguh sungguh agar bisa mempertahankan posisi kalian di kelas 10 A. Nah sebelum penilaian akhir tahun tiba, ibu akan memberikan penilaian praktek untuk pelajaran biologi secara berkelompok, dan untuk kelompoknya bisa dilihat di lembar ini. Itu saja, ibu akhiri sampai disini". Ucap bu Thanu seraya meninggalkan kelas 10 A. Sepeninggal bu Thanu, seluruh siswa melihat lembaran kelompok.
"Wahh. Apa kelompok ini tidak bisa ditukar, hah?". Ucap Prerna.
"Kenapa?". Tanya Avneet.
"Lihat saja sendiri". Ucap Prerna sembari menyerahkan lembarab tersebut kepada Avneet, dan langsung diterima dengan antusias oleh Avneet.
"Oooo, i know. Ckckck". Ucap Avneet sambil mencubit gemas pipi Prerna.
"Ck. Males banget". Ucap Prerna.
"Siddharth, semangat yaa satu kelompok dengan Prerna". Avneet meneriaki Siddharth yang hanya dibalas dengan tatapan datar.
*****
"Prerna!". Sapa Gautam
"Ya?". Balas Prerna.
"Kamu satu kelompokkan dengan Siddharth?". Tanya Gautam.
"Sepertinya begitu". Jawab Prerna acuh.
"Kalau begitu nanti kamu bisakan datang kerumahnya Siddharth? Kita mau belajar bareng". - Gautam.
"Ihh, males banget". Balas Prerna sambil memutar bola mata.
"Yaa, mau gak mau, ya harus mau. Kita kan satu kelompok".- Gautam.
"Ya ya. Nanti aku kesana. Kirim saja alamatnya". - Prerna.
"Ini". Ucap gautam sambil menyerahkan kertas,kemudian diterima oleh Prerna dan dimasukkan ke saku baju dengan asal, membuat Gautam heran.

****
"Mommy....". Teriak Siddharth.
"Dek, bisa kan gak pake teriak?". Tegur Abhi.
"Berisik!". Sanggah Siddharth.
"Yeee,kamu tuh yang berisik". Balas Abhi.
"Kalian berdua sama saja". Ucap mommy yang dari tadi sudah berdiri diambang pintu menyaksikan adu mulut kedua putranya.
"Upss". Siddharth menutup mulutnya.
"Ada apa sidd, berteriak?". Tanya mommy.
"Nanti teman temanku datang, jadi sidd minta kepada mommy untuk masak. Hehehe".Ucap Siddharth
"Yaaah, kalau begitu tidak perlu memasak. Mommy udah buat kue". Balas mommy.
"Oo, iya deh. Makasi mommy". Jawab Siddharth kemudian berlari menuju kamar.
Jam menunjukkan pukul 14.15, dan cuaca cukup panas membuat Siddharth ingin mandi. Tak butuh waktu lama, Siddharth keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk di pinggang dan kaos singlet.
"Gautam, jam berapa mau belajar?". Ucap Siddharth,mengirimkan voice note. Tak berapa lama, dibalas oleh Gautam.
"Gak tahu. Tanya Prerna sana". Balas Gautam.
"Aishhh". Balas Siddharth kemudian mengakhiri percakapan.

Siddharth duduk di tepi ranjang, memikirkan pertengkaran pertengkaran kecil yang biasa ia lakukan dengan saingannya, Prerna. Sebelumnya ia tidak pernah bersaing sesengit itu dalam hal pelajaran, tapi semenjak kehadiran Prerna dilingkungannya, Siddharth menjadi ambisius dalam hal belajar.
"Sebenarnya apa yang membuatku bersaing sesengit ini dan begitu membenci Prerna? Bukankah nilaiku selalu diatasnya?". Tanya Siddharth dalam hati sambil melamun. Karena terlalu lama melamun, Siddharth tak mengetahui kalau Abhi memanggilnya hingga tiga kali.  Merasa tidak dihiraukan oleh adiknya, Abhi melempari Siddharth dengan baju yang tergantung di belakang pintu.
Siddharth terkejut. "Apaan sih kak?". Tanya Siddharth sedikit jengkel.
"Kamu yang apaan!? Dipanggil sampai tiga kali , gak nyahut nyahut!". Bentak Abhi. Tumben Abhi membentak Siddharth.
"Iya kak, ada apa?". Tanya Siddharth melembutkan nada bicaranya.
"Teman kamu dateng". Jawab Abhi.
"Gautam?". Tanya Siddharth balik.
"Bukan, cewek rambut panjang". Jawab Abhi.
"Hahhh? Prerna?!". Teriak Siddharth kaget dan panik. Siddharth mencari baju dengan sedikit tergesa gesa. Dia tak menyadari kalau ia telah bersikap aneh didepan Abhi.
Abhi hanya geleng geleng kepala melihat sikap adiknya.
"Dek, kamu kenapa? Kok panik gitu? Kamu mau berkencan ya sama Prerna?". Tanya Abhi yang membuat Siddharth menghentikan kegiatannya dan baru menyadari kalau ia bersikap aneh.
"Kemarin kemarin Thunisa, sekarang Prerna. Kamu suka sekali dengan marga sharma". Sambung Abhi dengan menekankan kata sharma.
Siddharth tersentak dengan ucapan kakaknya, kemudian merubah sikap dan ekspresinya.
"Ehemmm. Tidak, aku tidak berkencan dengan Prerna". Balas Siddharth.
"Ya sudah. Cepat turun". Ucap Abhi sambil meninggalkan Siddharth yang masih mengenakan baju.

****
Prerna duduk di sebuah sofa setelah dipersilahkan oleh Abhi. Dia melihat sekeliling rumah tersebut. Rumah yang luas dan indah, dengan berbagai furniture yang tak kalah indah. Pada dinding terdapat lukisan lukisan yang menyejukkan mata. Dengan berbagai macam hiasan di dalam ruang tamu, memberikan kesan ramai. Namun ada yang terasa ganjil di mata Prerna. "Apakah rumah seluas ini hanya ditempati oleh dua orang?". Batin Prerna.  Prerna yang terlalu asyik melihat lihat rumah Siddharth, tidak menyadari Siddharth datang dari atas.
Siddharth memperhatikan Prerna. Ia melihat ada yang berbeda dari Prerna. Prerna yang selalu bermuka jutek saat bertemu dengannya, kini tampak senang setelah melihat-lihat rumahnya.
"Ehemmm". Suara Siddharth membuat Prerna terkejut.
"Udah lama?". Tanya Siddharth berbasa-basi.
Prerna sedikit tertegun. Tidak biasanya Siddharth berbasa basi seperti ini.
"Umm. Tidak". Jawab Prerna kaku.
Setelah itu, hening. Hanya suara pendingin ruangan yang terdengar.
Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan, sampai kak Abhi datang memecah keheningan.
"Prerna, Siddharth. Kok diem sih? Katanya mau belajar?".
"Eh, iya. Masih nunggu Gautam kak". Jawab Prerna.
"Ohhh, kalau gitu kakak tinggal ya". Ucap Abhi.
"Iya kak". Balas Prerna sambil tersenyum.
Sepeninggal Abhi, ruangan tersebut kembali hening....

Penilaian akhir tahun
7 hari, waktu yang sangat singkat bagi Siddharth  mempersiapkan diri untuk penilaian akhir tahun. Bukan karena ia malas seperti siswa pada umumnya, tapi ia memang benar benar kekurangan waktu karena sebagian waktunya digunakan untuk OSIS.
Saat penilaian akhir tahun tiba, Siddharth nampak sedikit kacau. Ia nampak tidak fokus dalam menjawab soal. Lain halnya dengan Prerna yang terlihat sangat santai dalam mengerjakan soal. Sepertinya Prerna menyiapkan diri sangat mantap.

Setelah enam hari hanya berkutat pada soal soal yang susahnya minta ampun, seluruh siswa akhirnya dapat bersantai karena penilaian akhir tahun telah berakhir. Namun hari ini, tepatnya pada hari senin seluruh siswa dengan hati yang berdebar membaca pengumuman untuk hasil ulangan. Dan disana, terlihat Siddharth dengan tatapan tak percaya membaca tulisan.
1. Siddharth Nigam. Kelas 10 A. Rata rata 88,79.
Siddharth peringkat pertama dalam penilaian akhirnya tahun ini.

****
Maaf ceritanya makin gak nyambung.
Masih pemula :)
Salam dari Ajabdemeher😘

ENEMY TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang