part 10

277 13 2
                                    

Prerna pov.
Kepada orang tuaku aku menyerahkan laporan hasil belajar dan mengatakan kepada mereka nilai rata-rataku dibawah Siddharth nigam. Jantungku berdegup dengan kencang menunggu tanggapan dari orang tuaku. Hatiku benar benar gelisah, takut jikalau kedua orang tuaku marah dengan posisiku pada peringkat kedua.
Tetapi hatiku merasa lega, saat ibu berkata "tidak apa. Kita ulang di smester depan".  Aku hanya tersenyum mendengar jawaban ibu.
"Peringkat kedua adalah awal yang bagus nak. Sebagai hadiahnya, kita akan pergi ke festival gangga". Ucap ayah sambil mengelus pucuk kepalaku. Aku tersenyum, menahan air mataku agar tak jatuh.

***
Author pov
"Nisa. Bagaimana dengan nilaimu? Apa masih seperti dulu?". Tanya Druv kepada adiknya. Thunisa hanya mengangkat bahu tak acuh.  Toh juga kalau nilainya bagus tidak akan ada yang bangga, kecuali kakaknya.
Druv tersenyum, ia mengerti keadaan adiknya. "Misi kita akan segera berakhir. Kita akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik kita. Tunggu sebentar lagi". Ucap Druv menghibur adiknya.
"Aku benar benar tidak sabar kak". Jawab Thunisa sedikit geram.
"Kita harus bersabar, Nisa". Jawab Druv.
"Terserah kakak saja". Balas Thunisa kesal sembari meninggalkan kakaknya.

****
Siddharth berdiri didepan pintu kamar mommy. Ia membawa selembar kertas laporan hasil belajar dan terlihat senyum manis yang terukir dari bibir tipisnya.
"Selamat sore mommy...". Ucap Siddharth sambil tersenyum. Mommy yang tengah membersihkan tempat tidurnya, terperanjat karena Siddharth jarang jarang menyapa dengan halus, biasanya Siddharth akan teriak teriak memanggil mommy.
"Eh, sidd udah pulang ya". Seru mommy.
"Mommy, ada yang mau sidd tunjukkan ke mommy". Ucap Siddharth.
"Oh ya? Apa itu sayang?". Mommy menghentikan kegiatannya.
"Tadaaa".
Mommy terkejut melihat sesuatu yang ditunjukkan oleh Siddharth.
"Ohh ya dewa.. Siddharth".
Siddharth hanya tersenyum.
"Baik kita akan merayakannya!".  Ucap mommy sambil memeluk putranya.
"Apa mommy  hanya akan merayakan peringkat Siddharth? Apa mommy tidak akan merayakan peringkatku?". Abhi nyeletuk sambil melipat tanggan didada. Melihat putranya yang satu ini, membuat mommy menepuk dahi.
"Ya dewa, kapan kau akan dewasa Abhi? Kemarilah, mommy pasti akan merayakan peringkat kalian".
"Yuhuuuuu". Abhi memeluk mommy.
Mereka bertiga berpelukan.

❤❤❤
"Aaa. Maaf maa, maaf". Teriak Avneet karena ditampar oleh mamanya.
"Kalau kamu hanya mendapat peringkat ke empat, bagaimana kamu bisa masuk di universitas Moombai, hah?". Bentak mama Avneet.
"Aku akan mengulangnya di semester depan ma..". Lirih Avneet.
"Semester depan? Baik semester depan kamu harus mendapatkan peringkat pertama. Mama tidak mau tahu". Bentak mama lagi sambil memukul meja. Avneet hanya bisa menangis. Ia tidak menyangka, posisinya di peringkat empat akan membuat mamanya marah dan bahkan menamparnya.
"Aku akan berusaha maa". Lirih Avneet.

*****
Kring.... kring....
Suara alarm membangunkan tidur  Prerna yang lelap. Diambilnya alarm tersebut dengan mata setengah terbuka.
"Hah? Jam 6? Siapa yang mengatur waktunya? Kalau begini aku bisa terlambat!". Pekik Prerna panik. Kemudian bergegas mandi dan mengenakan pakaian sekolah.
Lima belas menit kemudian Prerna selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian sekolah.
"Ayolah sisir, kau dimana? Aku akan terlambat jika terus mencarimu. Duhh jam 6.20! Haaa, akhirnya aku menemukanmu". Gerutu Prerna. 
Sambil menyisir rambut panjangnya, Prerna menelpon Avneet.
"Hallo"
"Avneet, mungkin aku akan terlambat ke sekolah. Jadi tolong tunggu aku di depan gerbang sekolah. Aku tidak mau terlambat sendirian"
"Halo nyonya sharma. Kau benar benar mengganggu tidur panjangku. Apa kau bermimpi? Hari ini kita libur. L-I-B-U-R".
"Oh yaa? Aku lupa. Maafkan aku"
Prerna benar benar tidak ingat kalau hari ini mereka libur selama satu minggu.
"Yah, kalau tahu begini. Aku bisa tidur sampai siang". Gerutu Prerna kesal, kemudian melanjutkan tidurnya yang terpotong.

****
"Abhi.... cepat". Panggil mommy dari bawah.
"Iya mom, sebentar lagi". Jawab Siddharth.
"Ya tuhan, kamera kau dimana". Gerutu Abhi sambil mengobrak-abrik kamarnya.
Melihat kakakny tidak muncul, Siddharth meneriaki kakaknya.
"Kak Abhi..liburan kita tinggal 6 hari. Jadi tolong untuk tidak memotong hari libur kita". Terianya dengan sedikit kesal.
"Yaaa, ketemu!" Pekik Abhi dengan suara keras, sehingga terdengar dari bawah.
"Apanya yang ketemu sayang?". Tanya mommy.
Terlihat Abhi berlari menuruni tangga.
"Kameranya momm". Jawab Abhi sambil nyengir kuda.
"Ck. Kebiasaan sekali". Komentar Siddharth.
Abhi tidak menanggapi komentar tersebut.
Mereka pergi untuk berlibur..
Mereka memutuskan untuk jalan jalan ke beberapa festival, salah satunya Mumbai Shopping Festival. Selanjutnya, sekitar jam 5 sore mereka pergi untuk bermain main di pantai Chowpatty.  
Pantai Chowpatty sendiri, Terletak di bagian atas Marine Drive, Chowpatty Beach berlokasi di Mumbai. Pada malam hari dan akhir pekan, Mumbaikars berkumpul di sini dalam jumlah besar untuk mengembara, duduk di pasir, dan berpetualang di bibir pantai yang indah.
Tepat pukul setengah 6 mereka sampai, karena jalanan sedikit macet.
Sesampainya di bibir pantai Abhi mengeluarkan kameranya dan mengambil beberapa gambar

ENEMY TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang