part 18

51 8 1
                                    

Setelah menemukan bukti-bukti tersebut, Siddharth dan Prerna pergi ke kantor polisi melaporkan bukti yang telah didapatkan. Hanya dengan menunjukkan identitasnya, Siddharth dengan mudah menemukan pengacara yang akan membantunya.
"Bagaimana dengan sidangnya?" Tanya prerna.
"Tunggu informasi dariku." Jawab Siddharth dingin.

*****
Hari sidang telah ditentukan. Keluarga Siddharth dan keluarga Prerna datang ke pengadilan, termasuk kedua kakak tirinya. Tunisha, sedikit terkejut tentang sidang ini. Mendadak kemarin, adik tirinya membujuknya untuk hadir pada sidang tersebut.
" Aku mohon, hadir ya kak. Akan ada kebenaran yang terungkap kali ini terkait kematian ibu. "

"Apa? Ibu? Jangan sekali-kali kamu menyenutnya sebagai ibumu."

" Maaf. Tapi kakak harus benar-benar hadir kali ini."

" Baiklah" jawab tunisha kemudian pergi.

Setelah beberapa waktu. Adu argumen antar kedua pengacara akhirnya keputusan pengadilan menyatakan bahwa kematian ayah Siddhart bukan karena penyakit yang diidapnya melainkan karena Sooraj Nigam yang mengganti obat saudaranya dengan obat yang berbahaya. Selain itu, Sooraj Nigam juga membunuh seorang karyawan yang tidak sengaja mengetahui semuanya dan mencoba mengungkapkan kebenaran, yaitu Devika Sharma.

Sooraj Nigam hanya bisa tertunduk lesu mendengar putusan pengadilan. Tunisha, tentu saja terkejut. Tangannya mencengkram erat tas yang ia bawa. Ia tak bisa berpikir dengan jernih, ia melihat ke sekelilingnya. Dan dilihatnya Prerna tersenyum sambil menangis. Akhirnya, perselisihan dengan kakaknya bisa ia akhir. Druv datang menghampiri adiknya. Disisi lain ia senang karena kasus kematian ibunya akhirnya terungkap dengan jelas. Tapi disisi lain ia juga merasa bersalah karena mengira ibu prerna yang membuat ibu kandungnya meninggal.

" Terima kasih atas kerja kerasnya Prerna. Berkatmu, kasus ini tidak akan terselesaikan." Ucap Siddhart diluar pengadilan.
Prerna membenarkan posisi tasnya.
" Terima kasih kembali Sidd. Berkatmu Tunisha dan aku tidak akan bertengkar lagi."
" Ah iya. Jangan bertengkar lagi ya." Siddharth tersenyum diakhir kalimatnya. Senyum Siddharth membuat hati Prerna berdesir. Ada rasa hangat yang ia rasakan saat melihat Siddharth tersenyum. Iya, senyum yang jarang diperlihatkan kepada orang  lain. Betapa beruntungnya prerna hari itu.

*****
Semua keluarga Sharma kembali ke rumah setelah sidang di pengadilan selesai. Tunisha menangis sambil memeluk ibu prerna. Memohon maaf atas segala tindakan yang dilakukan selama ini. Druv, yang dari tadi berdiri kemudian bersujud di kaki ibu tirinya. Ia tak sanggup lagi untuk berkata.
" Druv, bangunlah nak. Tidak perlu melakukan itu." Pooja, membantu Druv agar berdiri. Isakan Druv semakin menjadi tak kuasa menahan semuanya. Ia menangis sejadinya di pelukan ibu tirinya.  Prerna, juga tak kuasa menahan air matanya. Akhirnya mereka bisa akur dan terhindar dari pertengkaran lagi.

Drrt..drrrt..drrt
Ponsel prerna berdering, Siddharth menelepon dimalam begini.

" Bagaimana? Apa semua baik-baik saja?" Terdengar suara Siddharth diseberang dengan nada cemas.

" Semuanya baik-baik saja. Tunisha dan kak Druv menangis. Aku tidak kuat melihatnya."

"Baguslah akhirnya mereka menyadarinya.*..

" Sekali lagi terima kasih siddh"

"Hmmm"

Keheningan menyelimuti percakapan mereka malam itu. Prerna yang awalnya berada di ruang keluarga bersama dengan keluarganya, sekarang sudah ada di halaman depan. Tangannya masih memegang handphone yang ditempelkan di telinganya. Tanpa alas kaki ia berjalan diatas rumput yang basah karena embun.  Ia tak kunjung mengucapkan kata begitupun dengan orang di seberang. Hanya suara derap kaki yang di dengar oleh prerna yang menunjukkan bahwa Siddharth juga tengah berjalan-jalan di sekitar kamarnya. Prerna tersenyum..

" Aku tutup teleponnya ya."

" Huh? Iya, silahkan." Jawab diseberang. Panggilan berakhir.....

Keesokan harinya, keduanya bertemu disekolah. Siddharth yang biasanya bersikap dingin Kepada prerna mendadak menjadi ramah.

" Hai. Bagaimana? Apa semuanya baik-baik saja?"

Prerna langsung tersenyum itu karena sudah lima kali Siddharth menanyakan hal itu, baik itu di telepon ataupun dalam bentuk pesan. Siddharth tersenyum kikuk. Ia bertanya demikian karena merasa kesulitan mencari topik pembicaraan. Kalian tau sendiri bagaimana hubungan mereka diawal mereka betemu bukan?

" Prerna, aku dengar kau dan Siddharth berhasil membongkar suatu kasus pembunuhan? benarkah itu?
Prerna menoleh ke arah Siddharth, meminta konfirmasi apakah ia harus menjawab iya atau tidak. Siddharth, memberikan senyuman yang artinya iya.

" Iya. Bagaimana kamu bisa tau?"

" Bagaimana bisa tau? Hal itu menjadi trending topik berita pagi ini Prerna. Apa kamu tidak melihat berita?

Oh ya. Karena kelelahan prerna tidak sempat menonton berita ataupun membaca berita di handphonenya.

" Ah ya. Aku belum membaca atau menonton berita"

" Kau hebat Prerna."

****
hallo ajabdemeher balik lagi.
Maap kali ini ceritanya dikit dan tidak jelas 😂😭

Love,
Ajabdemeher

ENEMY TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang