2

101K 5K 56
                                    

            Adam bangun dari tidurnya. Tidak ada orang di sampingnya. Tidak ada suara air gemercik di kamar mandi. Adam merasakan tidak ada kehadiran seseorang selain dirinya di kamar ini.

"Kemana dia?" gumam Adam.

Lantas Adam segera berganti pakaian. Adam mengecek ponselnya dan mengirimkan pesan pada asistennya. Wanita itu kabur. Adam menyesal malam itu langsung tertidur di sebelahnya. Harusnya Adam bangun duluan dan mengucapkan permintaan maaf.

Setelah melihat darah di kasur, Adam menjadi gusar. Kerja otaknya berhenti tadi malam, padahal jelas-jelas Adam sadar betapa sempitnya milik wanita itu. Tetapi naluri prianya lebih dominan dan mendesak untuk melanjutkan kegiatan tadi malam. Dia telah berburuk sangka dan memperkosa wanita yang masih perawan itu. Kalau saja ingatan Adam tajam, dia pasti tidak melakukan kesalahan seperti ini. Adam pergi meninggalkan hotel dengan perasaan kalut.

Di lain tempat, Gea berjalan gemetar menuju rumahnya. Pakaiannya kusut, rambutnya tidak disisir. Gea kurang tidur, dia kecewa dan sedih pada dirinya sendiri. Dia ingin pergi ke kantor polisi dan menuntut pria itu. Tetapi Gea malu dengan apa yang sudah menimpanya.

Gea mengganti pakaiannya. Dia menyimpan baju, celana, serta pakaiannya rapi di dalam kotak. Mungkin saja akan bisa dijadikan barang bukti. Gea menyandarkan badannya di belakang pintu. Dia menangis mengingat kejadian itu. Dengan bodohnya Gea menyerah. Dia menjambak rambutnya sendiri mengingat betapa lemahnya dia malam itu. Gea cuma bisa menangis hingga tertidur di lantai yang dingin.

...

Adam menunggu kedatangan asistennya. Pikirannya kacau, dia tidak bisa fokus bekerja. Ini semua kesalahannya. Walau dia orang yang berengsek, tetapi Adam bukan tipikal orang yang lepas tangan.

Tok tok tok

Wajah Bayu pucat karena habis dimarahi oleh Adam. Bayu menyetujui jika wanita malam itu bukanlah orang yang dimaksud. Bayu benar-benar menyesal karena lalai. Saat itu harusnya dia bertahan dan memilih untuk menunggu Adam agar tidak terjadi kesalahan seperti ini, yang dipikirkannya adalah nasib wanita malang itu.

"CCTV sudah saya amankan. Pihak kelab dan saksi mata sudah saya urus" jelas Bayu. Dia mengamankan semua barang bukti. Beruntung hotel yang menjadi saksi Adam dan Gea merupakan hotel milik Adam. Pihak kelab malam sudah melenyapkan bukti pemesanan tempat dan semua saksi mata sudah dibayar oleh Bayu. Adam akan bersih dari tuntutan.

"Cari juga wanita itu" kata Adam. Bayu mengernyit. Apa yang ingin dilakukan atasannya? Bayu mengangguk mengerti kemudian pamit pergi.

Adam yakin malam itu tidak akan terlupakan oleh wanita itu. Adam menelan salivanya, dia tahu malam itu dia bertindak kasar. Bahkan memamerkan kehebatannya di atas ranjang pada wanita yang salah. Tetapi Adam akui dia sangat menikmati malam itu. Dia mendominasi permainan layaknya seorang pria brengsek, jika saja umur wanita itu jauh di bawahnya, Adam bisa dikatakan pedofil. Entah mengapa Adam masih mengingat tiap kejadian malam itu. Terlalu terpengaruh pada wanita itu, hingga membuatnya kecanduan.

...

Hari demi hari terlewati. Gea melapor ke polisi. Dia membawa barang bukti, tetapi dari pihak kepolisian tidak menemukan orang yang dimaksud. Bahkan tidak ada bukti CCTV atau pelengkap yang mendukung Gea. Kini malah Gea yang tersudutkan. Dia dikira mengada-ngada dengan tuntutannya.

"Pak, coba tolong dicek lagi. Jelas-jelas di parkiran dari arah belakang ada yang bius saya. Saya sadar dan langsung ada di hotel. Hotel Wiryadinata" jelas Gea. Air matanya mengalir. Bukti visum menunjukkan dia diperkosa, tetapi tidak ada bukti tempat kejadian.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang