Semenjak pulang dari acara reuni SMA Gea, Adam tak henti-hentinya membanggakan dirinya. Yep, tentu saja karena dia berhasil mengalahkan Reno. Gea juga senang, tetapi telinganya lelah karena Adam malah jadi mirip anak-anak yang tidak mau kalah dari apapun.
"Kamu tau sendiri aku jarang ke gym. Badannya doang yang gagah, tapi kalah sama aku yang orang kantoran" kata Adam. Gea mengangguk dan fokus pada jalanan. Sekarang mereka sedang menuju rumah.
"Reno bukan orang kantoran, tapi dia dokter loh" Adam menatap Gea tajam. Saat ini Gea mau ketawa karena melihat pria itu cemburu. Muji cowok lain sedikit saja langsung muka berak. Bagaimana jadinya kalau Gea coba selingkuh, jadi penasaran reaksinya Adam.
"Dulu aku lulus SBMPTN kedokteran UI, tapi aku tolak" kata Adam.
"Gak nanya" balas Gea tak mau kalah.
Adam akui Reno itu saingan yang lumayan berat. Dia tampan, gagah, dan berpendidikan. Kalau saja dia tidak datang, mungkin saja Reno akan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Adam juga tahu karna mereka sama-sama seorang pria, Reno masih ada rasa pada istrinya. Jaman sekarang bukan hanya perebut suami orang, tetapi perebut istri orang.
"Tapi dia gak pernah nyentuh kamu kan? Aku sudah pernah" sungut Adam. Wajah seksi, mulut kok bisa imut kayak gitu, pikir Gea.
"Enggak kok. Ciuman doang" Adam bisa memaklumi. "Masa lalu" batin Adam menguatkan dirinya sendiri.
"Tapi Reno pernah pacaran sama aku loh, kamu gak pernah" kata Gea memanas-manasi. Adam malah tertawa.
Saat ini mobilnya berhenti tepat di lampu merah. Adam mengangkat punggung tangannya dan menunjuk cincin kawin yang ada di jari manisnya. Gea menatap itu dan langsung tersenyum.
Gea teringat apakah dia bahagia. Memakai cincin kawin, artinya menjalin hubungan seumur hidup. Gea harus bahagia, dan saat ini yang dia rasakan adalah mulai merasakan benih-benih itu. Dia mulai nyaman bersama Adam, menghabiskan waktu bersama akan membuat rasa antara mereka tumbuh. Gea tidak yakin siapa yang jatuh cinta duluan, apakah Adam atau dirinya. Sekarang dari mata Gea, dia melihat pria itu menunjukkan cinta padanya. Walau ragu apakah itu cinta untuk dirinya atau untuk anak mereka, tetapi Gea merasakan rasa nyaman dan terjaga. Kini biarkan waktu membawa dirinya dan mencoba menemukan apa yang selama ini dicarinya.
...
Pagi ini Gea sudah menyiapkan pakaian kerja Adam. Dia juga sudah bangun dan membantu Bi Piyem di dapur. Sarapan pagi ini sup ikan kuah asam manis. Sesuai request Gea yang lagi ngidam.
"Morning~~~" sapa Wirna. Gea menghampiri ibu mertuanya yang baru bangun tidur. Bahkan masih memakai baby doll. Tetapi wajah Wirnah masih terlihat cantik dan merekah.
"Hari ini aku dan Bi Piyem masak sup ikan kuah asam manis" kata Gea. Gea meletakkan alat makan di atas meja. Wirna memberikan jempolnya.
"Good, cucu mama pasti bakal jadi duyung kalau makan ikan terus" kata Wirna.
Gea cuma bisa tertawa. Entah itu guyonan atau omelan. Sudah biasa menghadapi ibu mertua seperti ini. Sehingga Gea tidak mengambil hati semua perkataan yang berbau negatif. Cukup dibawa have fun saja dari pada sakit hati.
"Harusnya mama bilang, cucu mama bakal pintar karna makan ikan" kata Adam membenarkan.
Adam sudah mandi dan memakai baju yang disiapkan Gea. Pagi ini dua ribu kali lipat lebih tampan, mungkin karena masuk bulan baru dan saatnya gajian. Adam menghampiri Gea dan mencium puncak kepala wanita itu. Bi Piyem mencuri pandang diam-diam sambil tersenyum, sementara Wirna membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pay One Get Two
RomanceKarena salah paham, Gea dan Adam berakhir di ranjang hotel setelah berhubungan badan. Karena kejadian itu Gea hamil. Dia tidak tahu nama orang yang menghamilinya, tidak tahu harus meminta tanggung jawab pada siapa. Diam-diam Adam selalu membuntuti w...