19

54.2K 3.2K 65
                                    

            Rianti sudah kembali, sebelumnya Adam mendapatkan nasihat dari Ibu mertuanya. Menjaga Gea dan jangan pernah meninggalkan wanita itu. Jangan sampai Rianti mendapat email tentang perceraian lagi, sudah pasti Rianti akan membawa Gea pergi dari kehidupan Adam. Pria itu menjanjikan hal yang sama, tidak ada kata cerai karena dia sendiri tidak ingin menjadi duda.

Adam dan Gea baru saja kembali dari rumah sakit. Hasil cek kandungan Gea baik-baik saja, bulan depan kemungkinan Gea akan melahirkan. Tidak hanya Gea yang tersenyum bahagia, Adam lebih terlihat seperti orang yang mengandung. Dia lebih bersemangat dibanding Gea. Selama perjalan kembali ke rumah tidak habis-habisnya Adam bersenandung.

"Segitu senangnya kamu lihat anak kita?" tanya Gea. Tadi memang dokter mengecek perut Gea dan anak mereka terlihat di layar monitor. Adam senang sekali dan banyak bertanya pada dokter.

"Iya, gak sabar cepat-cepat gendong anak" ujar Adam. Gea tersenyum saja dan fokus menatap jalanan.

Perutnya sudah sangat besar, Gea juga mulai deg degan menanti kapan dia akan persalinan. Kali pertama dan itu pasti.. sulit dijelaskan. Wirna dan Rianti juga perna memberi masukan dan share pengalaman mereka. Jika didengar saja rasanya mudah, mereka mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Tetapi bagaimanapun juga antara nyawa dan masa depan yang dipertaruhkan.

"Kalau kamu takut gak apa-apa, sini biar aku yang gantiin" kata Adam mengerti. Gea menatap jengkel suaminya itu.

"Kamu sih tegang banget, masih bulan depan juga. Nanti sampai rumah aku manjain mau?" tawar Adam makin membuat Gea jengkel.

"Di mana-mana kamu yang minta dimanjain, katanya mau manjain aku, sampai rumah malah minta kepala kamu yang dielus. Tobat aku" omel Gea. Dalam hati Adam terus mengelus dadanya, pasti lagi badmood batin Adam.

...

Hari demi hari, Wirna selalu berada di sisi Gea. Begitu pula Bi Piyem yang membantu Wirna menjaga Gea di kala Adam sedang ke kantor. Padahal Gea sendiri tidak memusingkan apa yang dia perlu atau sesuatu hal yang ingin dia kerjakan, jika dia bisa lakukan sendiri tentu dia akan lakukan tetapi kalau tidak bisa ya tidak masalah. Tetapi Wirna dan Bi Piyem selalu mengekori kemana Gea pergi dan apa yang Gea lakukan. Mau ambil kuas saja Bi Piyem sudah duluan mengambilkan kuas, mau ambil sendok di dapur saja sudah ada Wirna yang membawakan sendok lengkap dengan garpu.

"Rasa sesuatu yang aneh gak?" tanya Wirna. Gea menggeleng. Pasti Wirna was-was karena sudah bulannya Gea akan melahirkan.

Belakangan ini Adam juga akan pulang cepat, katanya takut jika istrinya akan melahirkan segera. Dia ingin berada di samping Gea saat melahirkan. Gea yang mendengarnya tidak merasa tersipu, malah merasa pria itu terlalu berbual. Lebih baik Adam menyatakannya sambil bercanda ketimbang berkata romantis. Mungkin anak mereka kelas akan menjadi gadis cuek yang benci akan lelaki. Ya, anak mereka adalah perempuan, kata dokter.

Tring...

Ada telpon masuk, Gea segera mengangkat panggilan itu.

"Sudah makan?" tanya orang di seberang.

"Sudah, kamu?" orang di seberang menjawab hal yang sama. Siapa lagi kalau bukan Adam. Terlalu sering menelpon hingga Gea sempat curiga apakah pria itu benar-benar ada pekerjaan atau tidak, pasalnya dulu Gea tahu kalau Adam sibuk, sekarang pria itu keseringan menelponnya.

"Sudah ada tanda-tanda mau melahirkan belum?"

"Belummmmmm.. kamu nanyain pertanyaan yang sama tadi pagi" kata Gea gemas.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang