17

55K 3.2K 60
                                    

            Gagal terealisasi. Gaji bulan depan Bi Piyem akan dibayarkan dua kali lipat. Kalau Gea tidak bersikukuh bad mood, tentu saja dengan senang hati Adam siap melayani. Kepada para pendukung Mama Wirna harap jangan kecewa.

"Kenapa gak jadi ena-ena? Bukannya kamu udah sange?" tanya Wirna lebih seperti mengomel.

Saat ini mereka sedang sarapan pagi. Adam menatap mamanya dengan tatapan penuh sabar. Sudah biasa melihat Wirna bicara ceplas ceplos seperti ini.

"Geanya lagi gak nafsu" kata Adam. Kini gantian Wirna menatap tajam menantunya. Bi Piyem mengintip dari dapur dengan tangan bersedekap di dada. Bi Piyem lagi senang karena tebakannya benar.

"Kenapa gak nafsu? Kasian anak saya kurang belaian. Saya gak mau tau pokoknya nanti malam harus ena-ena. Harus kedengaran desahannya sampai ke kamar saya, titik"

Gea tersenyum kaku, mati-matian menahan rasa malunya. Gea berpikir bagaimana bisa Wirna berbicara selancar itu kepada dirinya. Pasti dalam hati Adam sudah berkata 'yes!'. Gea menatap tajam suaminya. Benar saja, Adam tersenyum miring menatap dirinya. Gea membuang muka dan memilih melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai makan, Gea mengantar Adam ke depan rumah. Sudah waktunya Adam berangkat ke kantor.

"Sayang, banyakin makan tauge supaya desahan nanti malam kencang ya" bisik Adam. Gea menginjak kaki pria itu hingga Adam mengaduh kesakitan.

"Otak mesum kamu rupanya turunan dari mama kamu. Perbanyak doa supaya nanti malam aku mood ngeladeni kamu" kata Gea tajam. Adam terkikik geli menatap punggung istrinya yang menghilang di balik pintu. Sepertinya kekesalan Gea pada Wirna dilimpahkan semua pada Adam.

...

Bayu dan Keano menatap bos mereka yang baru saja tiba. Sekali lihat mereka langsung tahu kalau Adam sedang bahagia. Keano mendekat dan bertanya.

"Pak bos habis dapat jatah atau bakalan dapat jatah?" Adam tertawa dan merangkul pundak Keano.

"Kalau belum nikah jangan sok tahu" kata Adam kemudian meninggalkan Keano yang menatapnya jengkel. Sedangkan Bayu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka berdua.

"Jodoh belum ketemu. Tulang rusuk masih bengkok. Nungguin mantan gak kunjung tiba. Kalau ada kenalan aku siap nerima!" teriak Keano pada Adam yang dijawab dengan sebuah jempol.

Hari ini mereka melakukan evaluasi beberapa cabang hotel yang baru saja di buka. Hasilnya sesuai yang diharapkan. Selama melakukan rapat, Adam sering tersenyum. Beberapa rekan kerja lawan jenis memuji ketampanan Adam, tetapi mereka sadar diri bahwa Adam sudah punya istri. Bayu melirik salah seorang senior manajer yang kedapatan mempotret Adam diam-diam.

"Pak Bayu" kata wanita itu takut-takut. Bayu merebut ponsel wanita itu dan melihat isinya. Rupanya wanita itu mengirim foto Adam yang sedang rapat di group chat yang isinya pegawai wanita. Bayu tahu kalau bosnya sangat terkenal di kalangan pegawai wanita. Tetapi tidak ada dari mereka yang berani mendekat. Banyak yang berkata Adam sangat tampan dan berkharisma, tetapi sangat dingin jika di dekati. Apalagi jarang tersenyum pada pegawai yang lain. Maka dari itu mereka hanya menaruh hati dari jauh.

"Ada-ada saja. Bahkan foto saya juga disebar. Kenapa kalian semua suka pada pria yang sudah berkeluarga? Padahal ada Pak Keano yang masih lajang" Meyriska gugup karena tertangkap basah.

"Yang berkeluarga lebih mapan pak. Kalau Pak Keano memang tampan, mapan, dan lajang, tetapi Pak Keano playboy" Bayu menahan tawanya. Jelas-jelas Keano mendengar percakapan mereka.

Keano yang baru saja masuk ke ruang rapat itu langsung duduk di samping Meyriska. Meyriska tersenyum kaku menatap Keano.

"Ada pertanyaan?" tanya Adam. Keano angkat tangan. Adam tau sebentar lagi sahabatnya akan berbuat onar.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang