18

51.9K 3.3K 106
                                    

            Adam tidak menyangka istrinya memiliki Ibu yang sangat galak. Gea tidak segalak itu, Adam jadi curiga jika istrinya mungkin saja hanyalah anak angkat. Tidak terlihat gen turunan dari Rianti. Sekarang mamanya Gea memplototi Adam yang menahan senyum.

"Kamu senyum saya tidak peduli" kata Rianti sebal. Kini dia duduk berhadapan dengan Adam dan ibunya Adam. Gea duduk di sebelahnya dengan wajah tertekuk.

"Mama, Adam lagi gak nyari gara-gara" sahut Gea sebal. Mamanya sangat tidak menyukai Adam, Gea tahu itu.

Wirna tidak suka melihat kehadiran Rianti. Anaknya niat baik, tetapi dijawab dengan tidak sopan. Wirna sangat memanjakan Adam, jika ada orang lain yang menyudutkan anaknya tentu saja Wirna tidak akan diam.

"Datang-datang nyari ribut. Kalau bertamu tahu sopan santun dong, katanya ilmuan kok gitu aja gak tahu" cibir Wirna. Rianti geram, dia meremas tangannya hingga memerah.

"Maaf ya kalau saya kurang sopan. Saya datang untuk menolong anak saya yang siap didepak kapan saja. Kalau niat kalian baik, tentu saja saya akan datang baik-baik. Tetapi rupanya anak anda seperti tidak siap membina rumah tangga secara tulus" kata Rianti tak mau kalah.

Adam tahu jika kedua janda ini tidak direrai, tidak ada yang akan mengangkat bendera menyerah. Adam menatap istrinya dalam, seperti menyampaikan perkataannya lewat batin. Gea membalas tatapan Adam dengan senyuman.

"Saya akan menceraikan Gea" kata Adam. Rianti melotot tajam, dia marah. Wirna hampir saja akan pinsan, untungnya dia sedang duduk di sofa sehingga jika benar-benar pinsan dia tidak akan tersungkur di lantai. Bi Piyem yang menguping dari jauh juga tak kalah kaget.

"Itu rencana awal saya. Mengetahui latar belakang dia yang biasa saja, tidak sebanding dengan saya. Pekerjaan tidak tetap, finansial tidak menjanjikan walaupun bisa saja saya talangi. Dan yang terpenting dia hanyalah orang asing yang mengandung anak saya" Gea tersenyum miris mendengar penjelasan itu semua. Ini kali pertama Adam mengatakan alasan sebenarnya. Kini Gea jadi sadar diri betapa egoisnya dia selalu berpikir bahwa dia adalah korban yang harus berdiri di atas. Dia tidak pernah sadar bahwa Adam yang menikahinya saja sudah sangat luar biasa, orang sekelas Adam menikahi wanita biasa sepertinya tidak masuk akal.

"Memakan waktu hidup bersama anak anda, membuat saya sadar betapa beruntungnya saya menikahinya. Dia tidak menyukai saya, ingin bunuh diri karena saya, terpaksa hidup bersama saya.. menyayangi anak saya. Apa yang paling susah dilakukan di dunia ini adalah menerima kenyataan yang tidak diinginkan. Saya tahu Gea mengalah demi anak kami. Semakin hari saya terbiasa hidup bersama Gea. Dia sabar menghadapi saya yang sulit mengalah. Anehnya dia berhasil membuat saya mengalah. Hidup bersamanya membuat sisi lain diri saya terbuka. Saya jadi lebih bahagia ketika hidup dengan anak anda"

Rianti menghabiskan tisu karena mendengarkan pengakuan Adam. Dirinya tersentuh mendengar penuturan pria itu. Adam menatapnya penuh tekad dan kejujuran. Rianti jadi jatuh cinta dan dengan senang hati mulai bisa mempercayai pria itu untuk anaknya. Secepat itukah Rianti percaya pada Adam? Ya, dia pernah menjalin rumah tangga dan tahu seperti apa caranya menyesali kepercayaan dari orang lain. Kalau saja dulu Rianti mempercayai suaminya, mungkin saja kini dia masih bersama suami pertamanya. Tetapi nasi sudah masak, pernikahan yang sekarang akan menjadi penebusan dosanya. Sekarang, prioritasnya adalah meninggalkan anak pertamanya kepada orang yang tepat, yaitu Adam.

...

Adam menyilangkan kakinya, dengan bangga diri dia tersenyum miring menanggapi istrinya yang dari tadi mondar-mandir di dalam kamar. Gea sedikit lega karena Ibunya memberi lampu hijau. Tetapi Gea masih gelisah.

"Emak-emak aja aku luluhin, habis ini nenek kamu yang bakal aku buat jatuh cinta" kata Adam bangga. Gea melemparkan tatapan jijik, dia heran melihat suaminya berubah jadi anak layangan seperti sekarang.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang