Pulang dari Manado badan Gea Adam pegal-pegal. Setengah jam disuruh jongkok di atas kloset duduk buat menghindari bocah ingusan, kaki dan bokong Adam kerja keras. Bukannya kasihan, Gea malah tertawa senang. Adam sampai tidak masuk kerja sehari dan memilih istirahat di rumah.
"Masa masih pegal? Bilang aja malas kerja" goda Gea. Adam membalikkan badannya dan menatap Gea yang sudah berganti pakaian rapih. Padahal pesawat mereka tiba siang tadi, dia masih jetlag dan Gea tidak.
"Mau kemana?" tanya Adam mengalihkan pembicaraan. Gea bingung, tetapi dia segera mengerti apa yang dimaksud Adam.
"Gak kemana-mana kok. Cuma mau nyoba pakaian. Cocok gak?" Gea memakai baju terusan santai berwarna biru langit. Ada corak biru tuanya juga. Dia terlihat elegan tetapi tetap santai. Sangat cocok di tubuh Gea. Adam memberi jempolnya.
"Satu jempol kalau kamu pakai baju itu. Dua jempol kalau kamu tanpa baju"
Gea melempar sendalnya ke kepala pria itu. Siang haripun masih kepikiran yang seperti itu. Mesummmmmmmmmm.
"Dunia kamu kok cuma berputar di selangkangan saja sih?" tanya Gea sarkastik. Dia menatap Adam sensi. Pria itu menyisir rambutnya dengan sengaja.
"Duit tersedia untuk tujuh turunan. Cinta sudah ada kamu. Tinggal nikmati sisanya, dimanjain istri" jelas Adam. Wah ternyata semuanya sudah diperhitungkan matang-matang sangat akurat. Tidak heran jika Adam merupakan salah satu pengusaha sukses.
Gea mendekati Adam. Tatapannya berubah manja. Adam mencium bau-bau 'ada maunya'.
"Nanti malam aku mau reuni teman SMA, boleh ya?" Adam langsung bangun dari tidurnya. Jelas sekali ada banyak tanda tanya di jidat pria itu. Setelah menimbang-nimbang akhirnya Adam mengangguk.
"Tapi jangan macam-macam yaa. Bilang ke mereka semua kalau kamu sudah nikah" Tanpa disuruh juga Gea akan bilang ke teman-teman jika dia sudah menikah. Gea sadar diri sudah jadi milik orang yang kelebihan cakepnya dan tidak mungkin dia akan ganjen pada lelaki lain. Susah mencari pria yang seperti Adam, baik brengseknya ataupun manisnya.
...
Gea memang tidak memiliki banyak teman, tetapi dia tidak akan melewati reunian teman SMA kali ini karena satu-satunya teman yang pernah dekat dengannya sudah membujuknya untuk datang ke sana.
Adam mengantarnya sampai di depan pintu restoran. Sebelum pergi tidak lupa Gea mendapat siraman rohani dari pria itu.
"Jangan minum alkohol. Pindah kursi kalau ada yang ngerokok di dekat kamu. Makan yang bergizi aja. Kalau ada cowok yang deketin jangan lupa nunjukin cincin kawin" Gea mengangguk patuh. Kemudian dia mengecup pipi Adam sesuai kemauan pria itu. Dari dalam mobil, Adam melihat wanita itu masuk ke dalam restoran.
Di dalam restoran sudah ada banyak teman-teman Gea. Rata-rata bukanlah teman dekat, karena dia memang tidak memiliki banyak kenalan. Hanya beberapa saja yang dikenalnya. Salah satunya Mega yang melambaikan tangannya kepada Gea.
"Geaaa!!! aku kangen banget" kata Mega. Dia tinggal di Singapore. Gea mengiriminya undangan pernikahan, tetapi tiba di sana sehari setelah tanggal pernikahan itu. Itupun Gea sengaja mengiriminya terlambat. Sebenarnya Mega dan Gea sudah lama lost contact, terakhir kali karena Gea yang merendah. Mega anak orang kaya dan Gea biasa saja, diusia muda Mega sukses dan Gea hanya bisa kerja sambilan di malam hari. Maka dari itu Gea menjauh. Tetapi Mega malah terus mencarinya. Saat itu Gea sadar, ada teman yang peduli padanya tanpa memandang orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pay One Get Two
RomanceKarena salah paham, Gea dan Adam berakhir di ranjang hotel setelah berhubungan badan. Karena kejadian itu Gea hamil. Dia tidak tahu nama orang yang menghamilinya, tidak tahu harus meminta tanggung jawab pada siapa. Diam-diam Adam selalu membuntuti w...