20

68.6K 2.8K 74
                                    

            Malam ini Gea sudah berdandan cantik walau dengan perut yang besar, dia tetap menawan. Adam melarangnya untuk pergi, tetapi Gea memaksa karena yang menikah adalah anak dari teman dekatnya. Anak Ibu Isyana akan menikah, hanya beberapa kerabat dekat saja yang diundangnya. Diantara semua istri anggota KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), hanya Isyana yang dekat dengannya sehingga Gea tidak ingin meninggalkan momen ini, apalagi Ibu Isyana hanya memiliki anak tunggal.

"Gak rasa sesuatu yang ganjal di perut atau selangkangan?" Gea menggeleng dan mengacungkan jempolnya. Dia baik-baik saja, hanya mulai merasa perutnya ingin jatuh.

"Kalau sudah mau keluar bilang sejam sebelumnya, supaya aku bisa siap-siap" kata Adam. Pria satu ini pasti ngaco, atau bodoh.

Bagaimana Gea bisa memberitahukan Adam sejam sebelumnya, ini kali pertama dia melahirkan. Dia tidak memiliki pengalaman dan tidak tahu kapan. Hanya sebatas informasi dari internet, tetapi jika belum dirasakan dia tidak akan tahu. Tinggal tunggu saja waktunya.

Setelah sejam perjalanan akhirnya mereka tiba di salah satu hotel mewah di pusat kota. Gea melangkah masuk bersama Adam yang selalu menempel di sebelahnya seperti cicak. Hanya segelintir undangan yang hadir, Gea tidak terlalu mengenal mereka. Tetapi mereka mengenal Adam. Walau begitu Adam juga tidak hafal siapa saja orang-orang yang menghampirinya, Adam hanya pura-pura tersenyum dan menanggapi perkataan mereka.

"Tadi siapa sih?" bisik Adam setelah orang yang dimaksud sudah pergi.

"Salah satu pemilik perusahaan tempat kamu infestasiin. Ga ingat?" Adam menggeleng. Harusnya Bayu ikut hadir di acara ini agar ada yang mendampingi Adam. Jika hanya Gea yang buta bisnis sudah pasti wanita itu hanya ikutan cengengesan di hadapan para pebisnis.

Acara malampun tiba, mempelai wanita dan pria masuk. Anak Ibu Isyana adalah mempelai lelaki yang bernama Aksa. Sangat tampan dan masih muda. Aksa baru saja lulus sekolah menengah atas. Tidak heran jika anak itu dijodohkan karena masalah bisnis.

"Aksa ganteng banget ya" bisik Gea. Adam mengerutkan dahinya. Wajahnya terlihat sangat tidak suka. Gea sadar pria itu sedang merengut, sehingga Gea melingkarkan lengan kanannya di pinggang Adam dan berkata,

"Kamu lebih ganteng, aku gak minat brondong" lanjut Gea. Benar saja, Adam mengembangkan senyumnya bangga.

Malam itu mereka berbincang-bincang dengan beberapa undangan, Gea juga sempat dihampiri oleh ibu Isyana. Adam melirik sinis saat kedua wanita itu berbicara.

"Gea cantik banget. Saya sampai pangling lihat kamu malam ini" ujar Isyana, Gea tersipu malu. "Cantik dari mana? Gendut gini" batin Gea.

"Bu Isyana lebih cantik, awet muda" kata Gea. Sudah biasa bagi wanita saling memuji. Mungkin formalitas semata, tetapi Isyana memang sangat cantik dan Gea juga sangat cantik. Tidak heran jika ucapan mereka bisa dikatakan jujur.

"Terima kasih loh sudah datang, padahal perut sudah mau meledak" Gea tertawa, iya rasanya perut Gea sebentar lagi akan meledak. Meledakkan anak.

"Iya dong, saya mau lihat Aksa yang biasanya ganjen banget ke saya, sekarang sudah punya istri" canda Gea. Aksa memang sering memuji Gea dan beradu canda dengan Gea sehingga itulah salah satu alasan lain Adam agar istrinya tidak perlu hadir.

"Kalau Gea bersedia sih saya maunya Aksa nikah sama Gea. Tapi Adam gak akan ijinin, bisa digorok kepala saya" canda Isyana. Adam melirik sinis kepada dua wanita itu. Membuat Isyana kelabakan.

Isyana menepuk pundak Adam pelan. Tersenyum canggung karena ketahuan pria itu. Isyana membisikkan sesuatu pada Adam yang membuat pria itu mengembalikan ekspresinya.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang