lima

1K 55 5
                                    

Kudapati seorang laki laki hitam berdiri tepat disisi meja tempat aku dan Hesa makan.

Wajah yang tidak asing bagiku, aku mencoba mengingat ingat siapa dia.

Hesa yang sedang asik makan baso pun menjeda makannya dan melihat ke arah pria itu.

  Dengan membawa nampan berisi makanan, laki laki itu menatapku sinis

   “sejak kau pegang ‘burung’ beta punya, kau tau? Beta selalu merinding dan ‘berdiri’ kalau sedang mandi heh”

Seketika aku tersedak mendengar perkataan laki laki itu.

   "kau—kau—uhukk” entah apa yang menyangkut di tenggorokanku ini, aku terus menepuk nepuk dada,
dan sayangnya Hesa tak peka apa maksudku

  Laki laki itu menyodorkan segelas air padaku, segera aku meminumnya.

  "huhh.... terimakasih—“ kataku yang belum selesai

Laki laki itu duduk tepat disebelahku

   “aku Palo, asli Papua.. makanan disini tak enak, enak masakan mamaku di sana, disini juga tak ada papeda, bisa kurus aku disini” laki laki itu lantas mengoceh sembari memakan makanannya.

  Aku dan Hesa saling menatap, heran. Turun darimana orang ini, tiba tiba datang dan mengoceh tidak jelas.



Brakk...

Seorang laki laki asing(lagi) tiba tiba datang, dia sangat buru buru kelihatannya

“hussss... diam, jangan bilang aku disini” katanya bersembunyi di balik kursi Hesa.

Aku dan Hesa semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

   Tak lama datanglah sekelompok taruna senior, kira kira 4 orang banyaknya, ekspresi muka mereka kelihatan  marah. Mereka menatapku, ralat, lebih tepatnya melotot kepadaku.

  “kau lihat lelaki berlari kearah sini?” tanya salah satu taruna itu


  “lelaki berlari??” tanyaku setengah gagap,

  “ya, lelaki dengan dahi berdarah, kau lihat??” tanya taruna itu lagi meninggikan suaranya

  Aku sedikit melirik kearah bawah kursi Hesa,tempat dimana pemuda itu bersembunyi.
  Hesa melihatku dan sedikit menggelengkan kepalanya.

“ada masalah apa bang?” tanya Palo tiba tiba

Taruna itu mencengkram kerah baju Palo

“tak usah banyak tanya kau.. jawab saja dimana dia!”
Seketika aku berdiri dan mengibaskan cengkraman taruna berbadan besar itu dari Palo yang berhasil membuat Palo sesak dadanya.

  Alhasil kami pun menjadi pusat perhatian, semua orang dikantin melihat kearah kami saat ini.

  "kami tak lihat bang” ucapku pada taruna senior itu

Taruna itu melotot padaku dan mengacungkan kepalnya, lalu pergi bersama yang lainnya.

  “huhhh”
Hesa mendengus lega

  Pemuda itu lantas berdiri dari tempat persembunyiannya dan hendak pergi begitu saja. Hesa langsung menahannya,

“kemana kau?” tanya Hesa pada lelaki itu

Lelaki itu tak menjawab dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Hesa

“bisu kau ya? Tak lihat dahi mu luka berdarah darah seperti itu?” ucap Hesa menaikkan nadanya.

“bukan urusan kau” ucap lelaki itu dengan kuat mengibaskan tangan Hesa.

Aku berjalan mendekati Hesa dan pemuda itu,

“kau boleh pergi, kami tak akan mencampuri urusanmu //menyodorkan hansaplast dari dalam kantong celanaku// obati lukamu, bisa infeksi nanti”

ucapku pada lelaki yang sedari tadi mengeraskan rahangnya

cuih..” lelaki itu meludah

“heh, bangsat kau! Tak tau diuntung!” geram Hesa sudah bersiap menghantamkan tinjunya pada lelaki itu

Aku menahan Hesa.


“kau pikir aku percaya pada taruna taruna picik seperti kalian? Yang bersikap baik hanya untuk kepentingan pribadi, tak usah menjadi sok baik disini, tak usah cari masalah, kalau kau tak ingin mati sebelum lencanamu terpasang di dada//mencengkram seragam ku// dan seragam yang kau banggakan ini, akan menjadi kafanmu nanti” ucap lelaki itu, dan langsung meninggalkan kami.

    Seragam yang ia pakai koyak, compang camping, aku tak tau apa yang terjadi pada lelaki itu, tapi entah kenapa ucapannya selalu terngiang ngiang di pikiranku.


“biar lah, tak usah kita ikut campur dengan masalahnya” ucap Palo mengarahkan aku dan Hesa untuk duduk.


  “hei! Liat apa kalian ini!” ucap Palo setengah teriak kepada sekumpulan taruna yang sedari tadi menatap kami



Hesa dan Palo melanjutkan makannya, aku duduk dan melamun. Entah mengapa kata kata lelaki itu tidak bisa lepas dari pikirankau.

Apa maksudnya? Apa yang sebenarnya terjadi padanya?? Aghr... pertanyaan demi pertanyaan terus muncul dipiranku..

Ahhh sudahlah, itu bukan urusanku. Gumamku berusaha membuyarkan lamunanku tentang lelaki misterius itu.

“ahh sial, jadi tak napsu makan aku ini” ucap Hesa membanting sendoknya
Ternyata Hesa juga masih terganggu dengan kejadian tadi. Sepertinya Hesa kawatir dengan keadaan lelaki itu, bagaimana jika ia bertemu dengan gerombolan taruna senior tadi...

“kau dari blok mana?” tanyaku pada Polo, berusaha mengalihkan topik pembahasan


Di asrama kami memang diterapkan sistem blok, aku dan Hesa tinggal di blok C.


“blok C” jawab Palo

“heh?!” kagett, aku dan Hesa bersamaan, kami saling melihat


“aku di blok C, orang orang disana berisik sekali, kemarin saja malam malam ada yang masih telpon telponan, marah aku, mengganggu orang tidur saja.. “ kata Palo sambil menyruput es jeruk miliknya.


Aku dan Hesa saling memandang satu sama lain..

“apa yang kau katakan padany?”

tanyaku pada Palo memastikan

“aku katakan, WOY! BRISIK! MAU KUBUANG PONSELMU KE LAUT!”, haahhaha.. itulah, tapi dia tak diam malah semakin asik berbicara di telpon..”


Hesa menganggukan kepalanya tanda ia mengerti maksudku. Sudahlah, biarkan Palo tak usah tau kalau aku lah orang yang dia bicarakan.


Grrrr...grrrr

Dering ponsel di kantong celanaku mengagetkanku..

Lantas aku mengambil ponsel dalam kantongku

*1 pesan baru*

Kubuka pesan itu...

*asalamualikum Dion, barakallah untukmu. Ini kak Sarah, sudah lama kita tak berjumpa... Aku ingin memberitahumu kalau Aya sudah berangkat ke Solo tadi siang, Aya memintaku untuk mengirim pesan ini untukmu karena Aya tidak sempat untuk mengirim pesan sendiri kepadamu. Aku harap kau bisa mengerti dan tetap setia dengan Aya. Oh iya, Aya tidak diperbolehkan membawa ponsel, jadi kau jangn salah paham jika dia susah dihubungi... Tapi aku yakin Dion, Aya sayang sekali kepadamu, dia akan berusaha untuk menghubungimu nanti.

Semangatlah dalam pendidikanmu, cepatlah lulus dan datanglah kerumah.

Wassalam.














Dont forget to vote & coment😘

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang