empat

1.1K 51 3
                                    

Entah apa sarapan pelatih pagi ini. Perintah tak masuk akal keluar begitu saja yang mau tak mau harus tetap kami laksanakan.

Karena kami, Taruna.

aku sontak kaget saat 'burungku' tiba tiba dipegang oleh orang didepanku, aku tak kenal siapa dia.

Rasanya kepal ini sudah siap untuk ku hantamkan pada guldulnya. Tapi apa daya. Ini perintah.

Dan kami hidup bernyawakan perintah.

Aku hanya ingin memastikan satu hal, siapa orang yang berada di belakangku....
Aku tak mau memegang 'burung' orang berkudis... jiji sekali.

ku tolehkan kepalaku melihat kebelakang.


Hitam. Gelap. Gempal.


Sungguh? Harus orang asal Papua yang aku pegang 'burungnya'??????




"CEPAT! LAMA KALIAN INI!"




Dengan sangat terpaksa aku memegang 'burung' orang Papua itu... tak usah dibayangkan bagaimana warnanya!



"LARI KELILING LAPANGAN!!"



sepertinya pelatihku memang salah santap pagi ini.. bagaimana harus lari saat memegang dan dipegang 'burung' kami??

Kami lari keliling lapangan.

"Hey! Jangan kencang kencang kau tarik 'burung' beta punya sakit tau!!"

Ucap lelaki Papua yang berada dibelakangku.


Tak ku hiraukan ocehannya, dan terus berlari berharap tragedi ini cepat berakhir.


Tak bisa kubayangkan bagaimana ekspresi Hesa saat ini: D
sudah pasti dia tak berhenti mengoceh: v

Setelah 10 putaran kami 'lari' akhirnya pelatih kami mendapat hidayah

"Cukup! Sekarang kalian bersihkan diri dan pergi sarapan. Pukul 9 nanti kita akan ke pelabuhan untuk pengenalan prosedur. Kalau sampai nanti ada yang terlambat! Saya cabut 'burung' kalian!"

Perintah pelatih.


Langsung saja aku memakai celanaku yang tadi aku tanggalkan.

Aku mencari si pink polkadot alias Hesa: D tapi aku tak menjumpainya, mungkin dia sudah muak dan langsung berlari menuju asrama.

                          ***

"Ayah, Aya masuk dulu ya" pamit Aya kepada ayahnya ketika mau memasuki wilayah pesantren

"Kau hati hati ya nak.. fokuslah supaya bisa kau hafidz 30 juz"

"In Sha Allah yah.. assalamualaikum"

jawab Aya sembari mengecup tangan ayahnya


"Waalaikumsalam" jawab ayah Aya dan mencium kening Aya dan kembali ke mobil untuk pulang.

                          ***
16.00

Ku rebahkan badanku yang sudah sangat lelah.

Dipelabuhan tadi kami dikenalkan tentang main procedure, atau aturan aturan umum yang harus dipahami di dalam kapal.

Aku pulang ke asrama sekitar pukul 15.30, dan langsung bersih diri.

Kupejamkan mataku sejenak..

"Ke kantin ayo"

Lagi lagi Hesa mengacaukan tidurku.

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang