22

850 41 13
                                    

"sesuatu yang disebut sebagai akhir"

.

.

.

.

abah aya menatapku tajam.. kali ini beliau mendekatkan wajahnya padaku

"dion.. sebenarnya abah tidak ingin sampai mengatakan ini, tapi..  abah rasa menggugurkan tekadmu tidaklah mudah. jika kau tidak bisa mendengarkan permohonan dari seorang ayah ini, maka aku akan merubah permohonan ini menjadi sebuah perintah, bukankah taruna selalu patuh pada perintah?" ucap Abah Aya

kali ini aku yang diam. mataku tak mampu membendung titihan air mata, mengapa hatiku terasa sangat sakit sekarang.. sebegitu tak suka kah Abah Aya padaku hingga beliau bertindak sejauh ini...

"abah... saya tau, saya tidak bisa menjadi seseorang seperti yang abah harapkan. namun setidaknya saya mencintai Aya bah, saya akan melakukan apapun untuk Aya, bahkan nyawa saya sendiri tak berarti jika saya tidak mampu bersanding dengan Aya.." jawabku dengan suara sedikit gemetar dan parau

abah Aya tampak menghela nafas panjang...

" kapan kau akan lulus?" 

pertanyaan yang keluar tema ini membuat aku terbelalak..

"6 bulan lagi bah.." jawabku tegas

"abah pun seorang laki- laki, abah pernah berada di posisimu.. jadi abah akan memberimu kesempatan.. sebenarnya bukan kesempatan untukmu, tapi untuk Aya. jika kau tidak menerima ini.. abah tidak akan pernah memberimu kesempatan lagi."

seketika aku menegakkan bahuku yang sempat lemas karena putus asa..

"saya akan setuju apapun itu bah.." jawabku tegas

"biarkan taaruf antara Aya dengan Abi berjalan semestinya, kau.. tuntaskan pendidikanmu dan buktikan bahwa kau memang layak untuk Aya. jangan hubungi Aya dengan cara apapun. jika selama 6 bulan kau tidak menghubungi Aya tapi Aya tetap memiliki rasa yang sama untukmu.. maka aku akan merestui hubungan kalian, namun jika selama 6 bulan hati Aya berubah, kau tidak punya hak untuk menentang pernikahan Aya dan Abi."

sepertinya Abah Aya memang hakim yang hebat. pertemuan aku dan Abah Aya siang ini ketok palu sudah. inilah vonis yang aku terima... sebenarnya tak usah diragukan bagaimana aku percaya dengan Aya, aku yakin.. Aya tidak akan semudah itu menerima Abi, tapi masalahnya... aku harus menggantung Aya selama 6 bulan, tanpa kabar apalagi pertemuan. apakah Aya akan tetap yakin dengan ku? apakah perasaan Aya akan tetap sama?  apapun yang terjadi nanti, akan aku hadapai dengan ikhlas. yang jelas, saat ini aku hanya bisa meng- iya kan vonis dari Abah Aya.

"abah pikir kau sudah cukup mengerti Dion, biarkan apa yang terjadi siang ini, hanya abah, kau dan Allah yang tau.." kalimat terakhir dari Abah Aya. beliau lantas pergi meninggalkanku yang masih termangu di kedai teh poci ini...

Tuhan, aku rasa aku sudah melakukan bagianku sebagai manusia, yaitu berusaha.. yang bisa kulakukan saat ini adalah menunggu Tuhan melakukan bagiannya, yaitu menentukan. aku yakin Tuhan tidak akan lupa bagaimana aku menyebut nama Aya lusinan kali dalam sujudku, bagaimana aku merengek kepada Tuhan dan mengatakan aku mencintai Aya seperti anak kecil yang menangis minta permen kepada orangtuanya..

lagi, aku menghela nafas panjang.. sekarang semuanya tergantung Aya. kuyakinkan hatiku, bahwa gadisku akan selalu menjaga hatinya untukku.

jam menunjukkan pukul 13.11, artinya aku harus segera pulang ke Semarang. sekarang aku memantapkan hatiku untuk pergi ke Kuala Lumpur, aku harus lulus sebagai kapten lulusan terbaik agar Abah Aya dengan bangga mengakuiku sebagai menantunya...

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang