20

828 38 17
                                    

"aku tidak kalah!  Aku hanya terpenjara oleh keadaan, yang mengkrangkengku seperti kerbau udik yang tak bisa mengambil keputusan apa-apa"
.
.
.
.
.
.
.

Beku.  Kelu.  Kaku.  Suasana seperti ini lah yang terjadi antara aya dan abahnya.  Rasanya serentetan kata kata yang ingin menyeruak keluar dari Aya telah libas dibabat oleh perkataan terakhir Abahnya...  Semuanya sudah selesai.  Inilah keputusan akhir,,

  "bagaimana nak? " tanya abah aya memastikan..

Aya masih dengan diamnya.  Memikirkan ini itu yang tiba-tiba tiba membebalkan otak dan perasaannya.  Dadanya sesak.  Berkata pun ia tak mampu. 

  Bukannya aya tidak percaya padaku.  Namun apa yang aku jalani saat ini benar benar raja yang mengatur waktuku.  Aya tau itu.

  Memang,  egois.  Kaku.  Keras.  First impersion untuk abah Aya.  Namun adakah bapak yang sengaja menyakiti anaknya?  Tidak.  Aku tau...  Ayah Aya sangat ingin membahagiakan Aya,  sama sepertiku..  Bedanya,  aku membahagiakan Aya dengan cara mencintainya. Aku tidak berkata Abah aya tidak mencintai aya....  Hanya saja Ayah aya membahagian Aya dengan cara yang ia sukai.  Bukan yang Aya sukai...

  Aku tau itu....  Karena aku juga laki- laki yang berusaha membahagiakan seseorang.

  "iya bah..  Besok saya akan datang"

Suasana pecah.  Aya seketika melebarkan bola matanya... Abah aya pun seketika memandang ponsel Aya yang sedari tadi di sisi paha Aya...

  Aya dan Abahnya pun saling berpandangan....

  Abah Aya meraih ponsel yang menampilkan namaku disana...

    Ksatria ❤

Begitulah Aya menamai kontakku..

  Baiklah,  aku jelaskan sejenak...  Sedari tadi mendengarkan perbincangan Aya dan Ayahnya membuatku ingin berontak dan langsung berkata di hadapan abah aya "gua cinta sama aya bah...  Gua bakal nikahin aya...  Gua gk rela kalo aya dijodohin! "... Tapi tentu saja aku tau,  bahwa diam adalah keputusan paling tepat saat itu...  Namun sekian lama aku mendengarkan,  batinku semakin tak mampu membayangkan Aya yang semakin tertekan, bahkan skakmat oleh abahnya....  Hingga aku memberanikan diri untuk menjawabnya sendiri.

   "ternyata kau sudah mendengarkan dari tadi??? " tanya abah Aya padaku dari telpon

  "iya bah..  Saya mendengarkan"

  Abah aya sedikit melirik pedas ke arah Aya..  Lalu melanjutkan bicara...

  "jadi kau 'ksatria' putriku...  Yang tidak pernah datang menemuiku minta izin.?? " timpal Ayah Aya

Skakmat?  Tidak.  Aku Dion.  Segala rintangan ku hadapi untuk Aya.  Segala pertanyaan ku jawab.  UNTUK AYA.

  "saya pernah datang Bah.. Memang saya belum pernah meminta izin pada abah,  karena saya berusaha memantaskan diri terlebih dulu sebelum lancang meminta berlian berharga dari abah....  "

Abah Aya diam...  Apa yang ia pikirkan?  Entahlah....  Aku hanya mengatakan kalimat yang ingin aku katakan...  Memperjuangkan gadisku yang hendak direbut orang lain...

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang