sepuluh

907 51 2
                                    

"Iya si Satya, dia seangkatan denganku. Tapi entah dimana dia sekarang.. Aku pun tak tau" ujar Bang Ateng

"Satya pincang Bang?" tanya Hesa tiba tiba

Entah bagaimana alur pikiran Hesa sampai ia bertanya demikian. Aku tak paham

Bang Ateng tersedak tanpa menjawab, ia mungkin tertegun dengan pertanyaan Hesa yg tidak berdasar ini.

"Kenapa harus Satya Bang??, siapa Satya??" tanyaku mencairkan kebingungan

"Satya.... Dia junior yg paling dekat dengan kapten Agus, selalu bersama kapten Agus kalau pergi berlayar. Dia juga bersama kapten Agus saat pelayaran terakhirnya, iya.. Saat Kapten Agus dinyatakan meninggal. Ku dengar suatu malam Danyon beradu alibi dengan komandan pusat tentang kematian Kapten Agus, sebenarnya Kapten Agus mati saat pelayaran Sumatera - Sumbawa.. Tapi karena suatu alasan, fakta itu disembunyikan dari publik" cerita Bang Ateng setengah berbisik.

"Sumatera - Sumbawa??" tanyaku

"Iyaa, 2 hari tepat setelah kapten Agus naik jabatan. //mendekatkan wajahnya& mengecilkan suaranya// kapten Haris juga berlayar bersama Kapten Agus dan Satya, kapten Haris 1 tahun lebih tua dari Kapten Agus, tapi malah Kapten Agus yg naik jabatan dulu.. Kau paham maksudku kan??" ucap Bang Ateng misterius..

Aku dan Hesa saling pandang. Tentu saja kami mengerti apa yang dimaksud Bang Ateng. Ingatanku kembali terseret.......... Awalnya nama Satya yang mengganjal dipikiranku, entah atas dasar apa aku mengartikan sosok Satya yang Bang Ateng ceritakan adalah orang yang sama dengan Satya yang dibicarakan istri Kapten Agus saat aku menemuinya di pemakaman.

"Kok Satya bisa ngilang Bang?" tanya Hesa membuyarkan lamunanku

"Nah, itu masalahnya.. Setelah pelayaran misterius itu, banyak kru kapal yang mengundurkan diri, menurutku aneh saja, sekitar 20 orang mengundurkan diri secara masal, nahh mungkin Satya termasuk dalam daftar awak kapal yg mengundurkan diri itu" lanjut Bang Ateng

"Kau tau alamat rumah Kapten Agus Bang?" tanyaku pada Bang Ateng, tentu saja ada alasan dibalik pertanyaanku ini

"Tau lah, dulu aku pernah pergi kesana sekali, saat istri kapten ulangtahun, kami diundang untuk pesta barbeque disana. Sebentarr....... //raut wajah mengingat ingat// daerah Ungaran kalau tak salah.." jawab Bang Ateng ambigu_-

"Yahh Bang, Ungaran tu luas lahh, masa harus cek satu persatu rumah seluruh Ungaran, yang jelas dong" ujarku protes

"Heiiss aku kesana hanya sekali! Wajarlah kalau lupa, lagipula otakku ini sudah terpenuhi oleh bayangan tubuh cewek cewek seksi.....hahahaha" ucap Bang Ateng dengan 'bangganya'

"Serius lah bang...." ucapku

"Kalau kau benar ingin tau, tanya saja pada satpam asrama, dia tau pasti tentang alamat alamat rumah warga akademi ini, kalau kau mau ketemu dia... Jam segini biasanya dia lagi keliling di toilet blok A,"

Mendengar perkataan Bang Ateng, aku segera mengeluarkan ponsel dari dalam saku..

"Sebenarnya apa yang kau rencanakan heh??" tanya Hesa yang sedari tadi sudah penasaran

"Nanti kau juga tau" jawabku singkat dengan tetap fokus mencari kontak Palo di ponselku

Aku menelpon Palo
...
....
.....
......

"Halo Palo.." ucapku tanpa salam

"Kauuuu... Menel---pon di... Saat yang ti--dak tepatt eehhh" jawab Palo dengan suara 'ngeden', tak usah bertanya dia sedang apa.

"Kau masih ditoilet??"

"Menurutmuu----" jawab Palo dengan suara menjijikkan

"Toilet mana??"

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang