tiga

1.2K 57 2
                                    

.
.
.
.
.
.

"BANGUN!! BANGUN SEMUANYA! JAM BERAPA INI!”

Ya. Hariku ini dibuka dengan suara bentakan hebat dari kapten senior, semuanya ribut terpental dari kasur mereka dan mulai gaduh untuk bersiap.

“KE LAPANGAN SEKARANG!! PAKAI APA YANG KALIAN PAKAI SEKARANG! NGGAUSAH BERGAYA KALIAN INI! CEPAT!”

Disini semua harus sesuai dengan perintah, aku hanya menggunakan kaos dalam dengan celana pendek diatas lutut dan bersiap untuk lari menuju lapangan.

Aku berlari sampai keluar asrama, dannn.... langkahku terhenti. Hesa! Dimana Hesa??

Agrhh aku tak tau kenapa rasanya hati ini menyeretku untuk kembali ke asrama hanya untuk memastikan Hesa sudah bangun atau belum.

Dengan kesal aku berlari kembali ke asrama, ditengah bentakan para pelatih dan suara sirine yang sudah memuakan telingaku aku berlari sekencang kilat agar cepat sampai ke kamarku. Dan benar saja, Hesa masih dengan lelapnya tertidur memeluk gulingnya....

wahh dasar, memang terpaksa masuk taruna pelayaran jadi sifatnya malas, sama sekali tak mencerminkan sifat seorang taruna.

“woy! Bangun pembalap!!”    

teriakku sambil menggoyang goyangkan ranjang Hesa

Tak ada respon

“Hesa! Mau mati apa kau ini??
  Lekas bangun!!!”

Suara sirine semakin nyaring terdengar, aku menutup kedua telingaku.

“hmmmm, jam berapa ni??”

kata Hesa sambil mengucek kedua matanya tanpa dosa

“jam berapa gundulmu! Bangun!
  Sudah kumpul semua di
  lapangan!”

“ok, aku akan mandi dulu, lalu
  sarapan, kau tunggu sebentar”

Wahhhh benar benar sinting ni bocah

“heh, kau kira ini hotel!! Ayo
  cepat!”,

geramku sudah tak tahan lagi, aku menyeret lengan Hesa sampai tersungkur kebawah...

mataku melotot,

“kau tidur hanya dengan ini?!!!” kataku melihat Hesa yang tidur  hanya menggunakan celana dalam dan itupun pink!

Hesa seketika bangun dan langsung menutup bagian ‘burung’ nya yang sebenarnya aku pun jiji melihatnya,

segera aku menyeret lengan Hesa dan berlari keluar asrama

“hoyy! Dion! Gila kau ya! Tak  bisakah kau menungguku memakai celana sebentar!” rengek Hesa mencoba melepaskan cengkramanku namun gagal.

Aku terus berlari tanpa menghiraukan ocehan Hesa

Karena putus asa, Hesa pun mengikutiku berlari. Ya, aku dengan kaos dalam dan celana kolor, sedang Hesa…… ya dia hanya memakai celana dalam pink polkadot dan berlari kencang.

Hesa mengibaskan tanganku dan berlari Kencang

“pembalap Mahesa Baskoro mendahului Dion Pratama di nomor tiga dan rupanya ia menaikkan giginya dannnnn Mahesa Baskoro berhasil mendului Valentino Rossi dinomor duaaa dannnnnnn finish!!!! Mahesa Baskoro ganteng menang!!! Wohooooo!!!”

Dengan girang Hesa merayakan celebrasi ‘kemenangannya’ dan menepuk dadanya dengan sombong kearahku

WOY KALIAN BERDUA!! NGAPAIN MASIH DISINI! MAU  SAYA POTONG ‘BURUNG’ KALIAN HEH?! LARII!”

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang