"tinggal kamu yang pilih, menjadi egois dengan meninggalkan, atau menjadi kuat dengan ditinggalkan"
.
.
.
.
.
.
.
"terimakasih Bah, saya tidak pernah mengira pertemuan ini akan benar - benar terjadi.." ucap abi dengan raut muka bahagia, sangat bahagia..
"mungkin semua ini memang sudah suratan Allah Bi, Abah hanya akan melakukan apapun yang terbaiik untuk putri Abah,," jawab Abah Aya
Aya duduk termangu tanpa bicara. tanpa tersenyum. tanpa menangis. tanpa melihat. apalagi mendengarkan ketiga laki- laki yang duduk bersamanya kini di ruang tamu.
"dek Aya, Abi ini tidak pernah jatuh cinta kepada siapapun, jadi.. sekalinya Abi mengatakan bahwa ia ingin bertaaruf abang merasa sangat senang..." ucap kakak laki laki Abi kepada Aya
aya tetap diam. tak usah kujelaskan bagaimana struktur hati aya saat ini. hancur. berantakan. pecah. remuk. dan aku adalah bajingan yang membuat hati aya menjadi seperti itu.
Aya bangkit dari duduknya. tanpa mengucapkan sepatah katapun, Aya pergi meninggalkan pertemuan yang tak pernah masuk dalam rencana hidupnya itu..
kakak Abi melihat Aya dengan tatapan sedikit emosi, lalu menatap Abi.. terlihat jelas bahwa ia kesal dan merasa tidak dihargai
"maaf, Aya memang tidak banyak bicara, silahkan diminum tehnya.." ucap kak sarah lalu bangkit dari duduknya dan menusul Aya
yang tersisa dari pertemuan ini adalah Abah, Abi, Kakak Abi yang aku tak tau siapa namanya, .. umi memilih untuk tidak menemui mereka, karena tak sanggup katanya melihat Aya menderita hatinya.
kamar aya
"kak... ..." tangis Aya seketika pecah saat melihat kak Sarah datang, Aya lantas memeluk kak Sarah dan menangis kencang dalam pelukannya..
"aya nggak bisa kak... hati aya menolak perjodohan ini... kak, aya tau, saat ini aya tidak punya alasan apapun untuk membela Dion didepan Abah, tapi Aya nggak bisa paksain hati Aya untuk cinta sama mas Abi kak.. " tangis Aya semakin pecah
" aya tau, sebagai seorang anak perempuan, tidak seharusnya Aya menentang kehendak abah, tapi Aya pun benci ini semua kak.. Aya benci kenapa setelah 5 bulan Dion nggak dateng kesini tapi hati Aya tetep nggak bisa nglupain satu persenpun perasaan Aya buat Dion. aya benci kenapa hati Aya selalu memaksa Aya untuk nunggu Dion yang bahkan nggak ngasih kepastian apapun Buat Aya kak.. Aya merasa tersiksa sama ini semua kak..."
air mata membanjiri wajah bidadariku yang aku rindukan. saat kalian membaca ini, pastilah yang terucap oleh kalian berbagai umpatan umpatan untuku. teruslah, teruskan mengumpat padaku, karena akupun tidak punya alasan untuk membala diri, ataupun berhak untuk marah.
tidak hanya kalian yang marah. akupun marah! aku pun dendam pada diriku sendiri... aku menyesal telah membuat bidadariku menangis. namun kembali lagi, aku tidak mampu berbuat apa apa. bahkan untuk sekedar mengirim pesan pada Aya pun aku tak mampu. iya benar, aku memang pecundang. aku pecundang di tengah gurun yang hilang arah. aku semut ditengah lapang yang buta jalan. aku kerbau terikat yang tak bisa memilih keputusan.....
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]
Fiksi Umum~Dia bukan cintaku, tapi cinta orang lain. Aku hanya mengantarkannya pada tujuan....~