Delapan

1K 50 3
                                    

~~~
Ada kalanya rindu datang tanpa alasan
Karena hati berpeluh pada satu harapan

Namun..
Tak sedikit yang kecewa setelah tersiksa oleh kerinduan

Sebab kenyataan setelah pertemuan, bertolak belakang dengan harapan
~~~

Asrama
.
.
.
.
Jam dinding menunjukkan pukul 4 sore, aku berbaring diatas kasur kasar yang kunikmati dan kuanggap seperti layaknya kasur hotel bintang lima.
Aku menunggu Hesa dan Palo pulang, ya... sudah 15 menit mereka terlambat, aku tak tau apa yang sedang mereka lakukan diluar sana, mungkin kesempatan langka ini mereka manfaatkan untuk memikat para gadis dari Institut Tari yang tidak jauh dari akademi kami.

Aku memainkan ponselku, yang kulakukan hanyalah keluar masuk galeri yang penuh dengan foto foto tak jelas dari grup Chatting blok yang berisi para taruna mesum.


Aku membuka salah satu folder dalam ponselku, namanya "zip", mungkin karena jarang membuka folder lama aku sampai lupa isi folder itu.

Aku membukanya dan....
Ya. Ini adalah folder yang berisi foto fotoku dan Aya, dari kelas 10 sampai kami lulus.
Wajah polos dan manis Aya yang kini terpampang nyata kulihat dilayar telpon , berhasil membuatku mengerutkan dahi dan memejamkan mata,
tanpa terasa air mata kerinduan yang sudah 2 minggu lamanya aku pendam, sudah tak mampu untuk ku tetal.

Aku rindu Aya. Aku rindu Aya. Aku rindu Aya.

Satu persatu foto di folder itu kubuka, setiap momen aku lalui bersama gadisku Aya, rasanya seperti remuk hatiku melihat isi folder ini. apakah semudah itu Aya melupakanku?? Tidak, Ayaku tidak seperti itu... dia adalah orang yang akan selalu menungguku. Tuhann.... Aku sangat merindukan Aya :(


"hoy"

Seseorang menepuk pundaku dari belakang, sontak aku mengusap air mataku dan menoleh kearah orang tersebut.

"geserrrrr" kata Palo sambil mendorongku agar minggir memberikannya tempat untuk berbaring, nafasnya patah patah.....

Hesa menusul Palo berbaring.

Dan sekarang gentian aku lah yang berdiri, melihat mereka berdua tergelepar layaknya paus terdampar di kasurku.

"kenapa?? Ada apaa???"

Tanyaku yang tidak mengerti apa yang terjadi dengan teman temanku ini


"gak beres.... Gak beres..." jawab Hesa dengan suara yang tersengal sengal

"gak beres apanya heh? Ngomong yang jelas..."

Tanyaku mengerucut pada inti.

"sek yooo... ambegan sek (sebentar, aku ingin bernafas)"

Jawab Hesa dengan logat Semarangnya, ya Hesa memang asli Semarang.



Aku yang sudah tak sabarpun segera menarik lengan Hesa dan Palo hingga membuat mereka berdua duduk.

"jawab.. penasaran aku!"

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang