limabelas

779 41 4
                                    

.
.
.
.
   Dion POV

   Mendengar ayah aya berkata demikian,  membuatku merasa berada diatas awan saat itu.  Aku hanya tersenyum penuh bangga,  karena setelah kalah start dengan abi,  akhirnya aku bisa menang saat itu.  Haha

  Oh ya,  aku sedang tidak berlayar sekarang,  kontrak kerjaku baru saja selesai satu minggu yang lalu...

  Hari itu....  Abi pamit terlebih dahulu,  ia berkata hendak ada urusan di Pekalongan.  Entahlah,  aku tak memikirkannya.

  Aku pamit dari rumah Aya sekitar pukul 5 sore,  ya.  Sangat cepat.  Atau lebih tepatnya.. Sangat tidak adil,  memendam rindu satu tahun lamanya,  hanya dibayar dengan 3 sampai 4 jam bertemu.  Namun tak apa,  jikalau hanya satu detikpun bersama aya,  aku tetap akan merasa bahagia.

  Setelah dari rumah aya,  aku pulang ke Bantul,  bertemu ibu dan adikku.  Tak sempat menginap,  Karena pesiar hanya 2 hari...  Oh ya,  pesiar saat itu aku mengajak Palo,  kasian dia..  Tak pernah pergi kemana mana kalau pesiar., tak mungkin kan hendak pulang ke Papua... 

  Saat dirumah Aya,  Palo izin pergi ke taman kota,  hendak menemui kekasihnya katanya.  Namun aku tak percaya,,,  mungkin palo hanya mengaku ngaku saja, karena setahuku Palo sudah lama putus dengan gadis tari nya. Aku ceritakan kisahnya 😁

  Saat itu sore hari, aku baru saja kembali ke asrama karena habis mandi.  Aku melihat Hesa sedang merakit miniatur GP nya,  sangat serius...

  "heh jomblo!  Mandi lah" ucapku kepada Hesa

  "mandi itu hanya untuk orang orang yang tidak percaya diri... " jawab Hesa ngawur :D

Seketika aku terkekeh mendengar jawaban Hesa,  aku bertolak mencari Palo....  Tak ketemu.

  "bujang Papua mana?? " tanyaku pada Hesa sambil meletakkan peralatan mandiku

  "tak tau" jawab Hesa singkat

  "tak tau? " tanyaku lagi kali ini me dekat pada Hesa

Hesa yang kudekati pun merasa risih 😁

  "didepan sana!"

  "kau bilang tadi tak tau???? " godaku pada Hesa

  //meletakkan miniatur GP nya//
"didepan sana!  Pergi kau lah,  ganggu saja! " jawab Hesa murka,  haha

Aku berdiri...

  "lagi datang bulan ya mbak??  Sensi amat,  awas bocor lohhh" ucapku sembari Meninggalkan Hesa dengan serangkaian miniatur GP nya yang membingungkan.

Aku keluar kamar dan mencari Palo..

Kudapati Palo sedang berdiri memandang gemericik hujan dengan secangkir kopi.

   "woy,  sudah mandi? " tanyaku sambil merangkulnya

  "........." palo tak menjawab

  "enak tuh kopinya,, bagi lah" ucapku lagi sembari melihat secangkir kopi yang dibawa Palo

//palo memberikan kopinya padaku tanpa melihat kearah ku, matanya kosong memandang tetesan hujan//

   "kau tau, aku baru saja pergi ke kantin,  membeli sabun dan sampo,  kulihat Marcus dari blok A,  sedang dimarahi oleh petugas kantin karena tak bayar es teh 5 ribu,  hahahahaha"

Krik krik krik

Aku tertawa sendiri,  sedangkan Palo?  Tak menghiraukan ku...

   "hujan......  Datang untuk disalahkan,,  cinta...  Berjuang untuk dilupakan" kata Palo sambil mengambil cangkir kopi dari tanganku

HUJAN SORE ITU [Bersamamu Aku Terluka, Tanpamu Aku Tak Kuasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang