Chapter 6

167 9 5
                                    

"Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, dan durhaka kepada orang tua, dan membunuh manusia dan sumpah palsu".
(H.R. Bukhari)

_oOo_

Teresha terbangun, ia mengerjapkan matanya berulang kali. Matanya menyapu sekeliling, Namun nampak ada yang berbeda pagi ini. Ia turun dari tempat tidurnya melangkah menuju tangga. Dan kakinya terasa sangat ringan.

Ia melihat Ramai orang dirumahnya, mamah, Ayah serta teman temannya yang lain. Disana juga ada Lisa dan Gilang. Namun mereka semua menangis.

Teresha turun perlahan dengan banyak pertanyaan yang berada diotaknya. Tak seperti biasanya rumahnya ramai seperti ini.

"Acha!!!!"

Lengkingan suara milik Mamahnya mengejutkannya. Ia melihat Mamahnya berlari histeris dan berhenti tepat didepan seseorang yang tidur diselimuti kain. Teresha menganga tak percaya. Jasad siapa itu?.

Begitu kain itu terbuka, Teresha tak dapat mengerjapkan matanya. Fikirannya masih menampik hal baru saja ia lihat. Ini seperti Mustahil.

Ia melihat orang orang sekelilingnya. Lisa tengah luruh dilantai dengan isakan yang keras. Gilang juga tengah menangis, Mamahnya histeris, bahkan mengamuk dan memberontak kala ayahnya memeganginya.

Teresha tak percaya. Ia masih hidup disini, mengapa semua orang menganggapnya telah meninggal?. Ia melangkah mendekat pada Dirinya yang terbujur kaku dengan wajah putih pucat dan matanya yang terpejam. Kemudian setetes cairan bening mulai berguguran dari muaranya.

Langkahnya mundur perlahan. Ia tak percaya.
Ia masih disini. Tidak mungkin dirinya telah meninggal. Teresha duduk dilantai menekuk kakinya menyaksikan orang orang disekitarnya menangis dan menyebut namanya. Ia melihat tubuhnya dibalut kain kafan dan mamahnya pingsan karna histeris.

Ia ikut melangkah ke Pemakaman dan menyaksikan dirinya Dibopong oleh keranda, Dan dimasukan kedalam liang lahat. Tubuhnya ditutupi tanah sampai tak terlihat lagi.

Teresha masih terisak, ia tak percaya semua ini. Ia melihat mamanya menangis dipelukan Ayahnya. Lisa yang menangis di batu nisan bertuliskan Teresha Andania. Dan semua yang masih menangis.

"Acha masih disini Maaah"

Lalu kemudian tubuhnya seolah diseret beberapa orang dalam kegelapan. Ketika matanya terbuka. Ia berada disebuah tempat kecil nan sempit yang dingin, lembab. Ia tak tahu berada dimana.

Ia sempat berteriak, Meminta tolong pada siapapun. Namun tak ada yang mendengar. Teresha menangis sejadinya. Ia takut, ia takut sendirian disini. Gelap dan sunyii sampai dua orang bertubuh tinggi berjubah hitam datang padanya. Jantungnya berdegup kencang dan Mereka memukulnya, meyiksanya. Tubuh Teresha merasa sakit yang amat dahsyat. Meski sudah memohon ampun, ia tetap disiksa membuat seluruh badannya kesakikan amat sangat. Ia terisak.

"Ampun!!!"

"Ampun"

"Ampun!!"

Teresha terbangun dengan nafas yang memburu dan keringat yang bercucuran. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi padanya barusan.

Melihat mamahnya menangis begitu membuatnya sesak, Dadanya serasa ditusuk ribuan jarum. Saat Bidadarinya menangis, hal yang paling Teresha benci saat ia kecil dulu.

Ia meraba tubuhnya, wajahnya. Ia masih hidup. Ia terus terbayang wajahnya yang pucat. Tubuhnya yang tertutup kain putih berada didalam timbunan tanah. Apakah kematian seperti itu?. Bahkan ia dalat merasakan sakit yang ia dapat dari mimpinya.

Mata SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang