Chapter 7

144 8 4
                                    

"Kamu adalah kamu, ikuti kata hatimu. Pilihlah jika memang menjadi pilihan hidupmu. Jalankan jika memang menjadi jalan hidupmu. Hijrah milik mereka yang tangguh. Tangguh menghadapi cemoohan, Tangguh menghadapi hinaan, dan Tangguh dalam keistiqamahan. Selalu yakin bahwa di penghujung jalanmu akan ada cahaya kebaikan dari semua masalah yang kau hadapi"

****


"Ini, hafalkan ini dulu"

Alif memberikan selembar kertas berisi bacaan bacaan dalam sholat. Setelah dirinya Sholat dzuhur terlebih dahulu, barulah Alif mengajari Teresha untuk sholat. Setelah sebelumnya mengajari Teresha  berwudhu.

Teresha nampak memperhatikan tulisan tulisan dalam kertas itu. Menghafalnya sungguh sungguh.

Alif hanya mengucap Syukur melihat Teresha yang mau berusaha kembali melaksanakan Kewajibannya. Ia ditemai Fikri untuk mengajari Teresha sholat karna tak mau ada kesalahpahaman jika hanya berdua saja.

Teresha telah siap memakai mukenanya, Alif mengajari dengan telaten setiap gerakan gerakan sholat dan diikuti oleh Teresha. Meski sedikit sulit, akhirnya Teresha bisa melakukannya walau bacaan sholatnya masih terbata. Sesekali ia melihat kearah Alif karna tak hafal bacaannya.

"Kenapa susah??" Keluhnya saat ia tak berhasil mengingat bacaan bacaan selanjutnya.

"Menghafalnya dengan ikhlas Ca" Jawab Alif lembut

Teresha menghela nafa berat kemudian mengulang kembali bacaannya. Sampai akhirnya ia berhasil mengingatnya kembali.

Setelah semua selesai, Teresha melepas mukenanya dan melipatnya kembali. Ia memandang Alif dengan malu, Malu karna di umurnya yang sudah Remaja ini, bahkan ia masih belajar untuk sholat disaat yang lain sudah taat.

"Kenapa lo mau ngajarin gue?" Ucap Teresha lirih

"Sudah kewajiban saya untuk mengingatkan, Saya hanya berpesan sama kamu. Mulai sekarang, jangan pernah tinggalkan shalat. Sholat itu kewajiban setiap muslim dan muslimah." Ujar Alif dengan lembut.

"Hm.." Teresha sedikit canggung dan Bingung. Iia harus memanggil pria ini dengan sebutan apa? Teresha tak tau namanya.

"Saya Alif, Dia Fikri" Tunjuk Alif pada Fikri. Fikri hanya mengangguk menangkupkan tangan. Teresha mengangguk saja. Lalu bingung ingin berucap apa lagi.

Teresha tertunduk, ia ingin berkata sesuatu namun ia merasa sulit mengucapkannya.

"Gue.. Gue boleh jadi temen lo? Itu kalo lo mau temenan sama berandalan kaya gue" Ujar teresha dengan suara yang kecil.

Alif masih bisa mendengarnya. Ia mengangguk perlahan dan tersenyum dengan tawa kecil yang keluar dari bibirnya.

"Tentu"Jawab Alif

"Serius? Lo mau temenan sama gue?" Tanya Teresha mengulang

"Kenapa enggak"

Alif mengangguk saja.

"Tolong bimbing gue.. Ajarin gue Taat sama Agama lagi" Teresha berucap begitu Lirih. Alif dapat melihatnya bahwa Teresha memang tulus ingin berubah.

"Gue udah jauh dari aturan Agama. Bahkan ngelupain Pencipta gue sendiri. Mungkin itu yang buat hidup gue gak bisa tenang" Tambahnya tersenyum getir.

"Jadi lo mau bimbing gue?"

Alif mengangguk "Insya Allah"

"Thanks" Teresha tersenyum.

"Yasudah kalau begitu, Saya pamit ke kelas. Kalau ada apa apa, bilang saja. Jangan lupa lancarkan lagi bacaan sholat kamu"

Alif dan Fikri mulai beranjak dari sana. Teresha masih diam mematung dengan selembar kertas ditangannya. Ia melihat Alif yang melangkah menjauh. Entahlah, memang benar, Ada kedamaian dalam hatinya seusai ia sholat kembali. Ada rasa yang menentramkan yang menyelimuti perasaanya.

Mata SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang