Chapter 15

100 4 0
                                    

    "Bukan malaikat, Aku hanya ingin belajar taat. Bukan sok suci, aku hanya ingin belajar memperbaiki diri. Sebab Jilbab bukan menjadi tolak ukur keimanan, namun syariat yang wajib dilaksanakan"

-Saliha


***

"Makasih lif. Ya meskipun isi dompetnya gada apa paanya sih" Teresha nyengir kuda sembari menerima dompetnya kembali.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak duapuluh menit yang lalu, Malas untuk antri keluar gerbang bersama sekian ratus murid, Teresha memilih untuk ke perpus terlebih dahulu, sekedar meminjam buku bacaan atau meminjam buku paket pelajaran yang terdapat tugas untuk diselesaikan.

Bukan kebetulan, Alif memang sengaja mencari gadis ini untuk mengembalikan dompetnya yang tertinggal di rumahnya kemarin sore. Beruntunglah, Teresha memang belum pulang.

"Saya baru lihat foto mamah kamu disana ca"

Teresha melirik sekilas wajah Alif lalu tersenyum dan mengangguk. Ia membuka dompetnya dan tertera foto usang bergambar dirinya, ayah serta mamahnya. Entah, berapa tahun lalu foto itu diambil, mungkin saat Teresha masih sangat kecil, disana Teresha kecil dengan rambut panjang dan poni yang menutup kedua alisnya membuat penampilannya begitu polos.

"Ini sudah foto beberapa tahun lalu" Jawab Teresha.

"Maaf, tapi saya nggak sengaja melihat foto kamu satunya, tidak pakai hijab. Dan perempuan satunya...?"

Teresha sedikit berfikir namun kemudian menyadari siapa yang Alif maksud "Lisa?"

Alif hanya diam. "Ya, rasanya, saya pernah ketemu sama dia"

"Dia Lisa. Yang dulu sempet nabrak kamu sama Ara. Satu mobil samaku"

Alif mengangguk ngangguk. "Dia sahabatku Lif, dulu kemanapun aku pergi pasti ada dia. Dia orang pertama yang selalu denger curhatanku, dia orang pertama yang denger kunangis, Dia juga orang pertama yang ngehajar siapapun yang berani jahat samaku" Teresha terkikik mengingat kejadian itu, dimana Lisa menghajar orang yang menjahili Teresha hingga orang itu sampai saat ini tak berani lagi mendekatinya.

Teresha kemudian terdiam. Ingatannya kembali pada masala lalu. Apakabar dengan Lisa? Bagaimana kondisinya saat ini? Apa dia baik baik saja. Pasalnya, sudah lama Teresha putus kontak dengannya, bahkan untuk bertemu pun tidak. Jujur, Teresha takut.

Apakah jika nanti bertemu kembali dengan Lisa semuanya akan tetap sama?. Entahlah, Teresha sedikit ragu akan hal itu. Tapi apapun yang terjadi nanti, bukankah memang pilihan yang harus ia pilih sendiri. Ini hidup barunya dan semoga Lisa dapat menerimanya.

"Sekarang?"

"Entahlah Lif. Sudah jarang, bahkan nggak berhubungan lagi, entah chatt atau ketemu" Ucapnya Lesu

"Doakan saja, semoga dia baik baik saja dan kalian segera ketemu"

Teresha tersenyum "Aamiin"

Gerbang sudah hanya tinggal beberapa langkah lagi dari tempat mereka berdiri. Kali ini Teresha membawa mobilnya sendiri, karna Ayahnya tak bisa menjemputnya. Alif, katanya sih ada perlu dengan temannya.

"Lif, aku duluan ya. Makasih dompetnya" Teresha melambaikan tangan dan bergegas pergi darisana.

Alif mengangguk dan tersenyum melihat Teresha yang juga tersenyum padanya. Alif tak tahu, apakah ia akan salah dalam menyebutkan orang dalam setiap do'a nya. Yang Alif harap, senyum itu yang akan menjadi takdirnya yang selalu ia mohon pada sang kuasa.

Mata SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang