Chapter 16 : Penantian berharga

1.5K 141 3
                                    


Sudah dua hari Nahyun di rawat di rumah sakit namun dia belum kunjung sadar juga. Kyuhyun dengan setia menemaninya, terkadang bergantian dengan Donghae dan Nyonya Cho.

Kini Jaewon mendekap di penjara dengan tuduhan penculikan dan perlakuan yang tidak menyenangkan. Semenjak di bui dia tak ingin bertemu dengan siapapun termasuk istrinya. Eunha berulang kali ingin menemuinya namun Jaewon terus saja menghindar, tapi Eunha tak pantang menyerah setiap hari dia mengunjungi suaminya itu meskipun menerima penolakan pada akhirnya. Namun, saat ini dewi keberuntungan tengah berpihak padanya Jaewon bersedia menemuinya. Binar kebahagiaan terlihat dari wajah cantiknya.

Dia membuka bekal yang sengaja ia bawa dari rumah untungnya kepala lapas mengijinkannya membawa masuk makanan itu.
Eunha membuka kotak bekal itu dan menyodorkan ke arah Jaewon.

"Makanlah, kau pasti lapar."

"Eunha-ah, mari kita akhiri semuanya." Eunha terkejut dengan perkataan suaminya itu.

"A-apa maksud mu Oppa, aku tidak mengerti apa maks--.....?"

"Kita bercerai saja!" ujar Jaewon dingin.

"Oppa..." Eunha tidak menyangka suaminya akan berkata seperti itu, suaminya ingin bercerai darinya itu pertanda perjuangan dia untuk mendaparkan Jaewon berakhir sia-sia. Tidak bukan akhir seperti ini yang dia inginkan, jika bercerai lalu bagaimana dengan nasib anaknya nanti?

Bahunya bergetar Eunha menangis sekarang dia tak kuasa menahan semua emosi yang dia rasakan akhirnya air mata itu lah yang mewakili perasaanya dia begitu rapuh bukan?

Dengan tangan yang masih di borgol Jaewon merai tangan Eunha dan menggenggamnya.

"Kau sudah banyak menderita jika terus bersama ku, kau wanita yang baik tak seharusnya berada di sisi pria brengsek seperti ku kau pantas bahagia untuk itu aku melepasmu aku ingin kau bahagia." mendengar ucapan Jaewon, Eunha semakin terisak.

"Aku terlalu brengsek untuk mu sudah banyak wanita yang aku sakiti. Yang pertama Eomma, Nahyun dan juga kau. Aku tak ingin lebih jauh lagi cukup sampai disini lagi jangan ada wanita lain yang tersakiti karena aku."

"Selama ini aku terlalu malu untuk bertemu dengan mu. Aku malu pada diriku sendiri kenapa aku selalu menyia-nyiakan orang yang benar benar tulus mencintai ku. Dulu aku mencampakan Nahyun karena terpedaya dengan ucapan wanita ular yang hanya menginginkan harta ku. Aku menjadi hilang arah karenanya dia pergi setelah mendapatkan yang dia mau,"

"Kau tahu perusahaan ku nyaris bangkrut gara gara wanita itu menguras habis hartaku. Kemudia Eomma menjodohkan mu dengan ku sehingga membuat perusahaan ku kembali stabil itu semua berkat keluarga mu yang begitu baik, tapi dengan bodohnya aku mengingkari semuanya. Aku terlalu sombong bisa bangkit kembali dan melupakan kalian. Padahal kalian lah yang berada di belakangku saat aku bangkit dari keterpurukan."

"Sekarang ini hukuman ku Eunha-ah. Atas apa yang telah aku perbuat. Sekali lagi maaf kan aku Eunha maaf. Terimakasih sudah mau bertahan di sisi ku sekarang kau berhak bahagia dengan pilihanmu." Jaewon beranjak dari duduknya setelah dia mengeluarkan unek uneknya di depan istrinya itu.

"Bagaimana dengan nasibnya?" Jaewon menghentikan langkahnya saat mendengar perkataan Eunha.

"Bagaimana nasib bayi ini, apa kau akan membiarkan dia lahir tanpa kehadiran seorang ayah? Ini anak mu Jaewon anak kandung mu apa kau tak memikirkannya. Apakah kau akan menjadikan ku seperti Nahyun mantan tercinta mu itu?" emosi ya Eunha sedang emosi bahkan dia tak sadar dengan apa yang dia ucapkan membuat Jaewon emosi.
"Jangan samakan kau dengan Nahyun kalian berbeda!" rahangnya mengeras, wajahnya memerah, dan nafas yang memburu Jaewon menarik nafanya dalam dalam mencoba menetralisir amarahnya.

First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang