Chapter 18 : Masih ada....

1.5K 125 0
                                    

Hari ini adalah sidang terakhir untuk Jawon sidang yang menentukan berapa lama dia akan mendekap di penjara. Nahyun yang di temani oleh Kyuhyun pun ikut hadir menyaksikan persidangan itu.

Satu satunya keluarga Jaewon yang hadir adalah Eunha istrinya ditemani oleh kakaknya Eunhyuk. Awalnya Eunhyuk malas menghadiri persidangan lelaki brengsek yang sudah menghancurkan hidup adiknya. Lelaki yang tidak tahu diri malah bertingkah anarkis diberi hati minta jantung itu pendapat Eunhyuk tentang Jaewom namun apa daya pria brengsek itu adalah pria yang dicintai adiknya. Entah apa yang Eunha lihat dari Jaewon sebegitu cinta matinya dia pada Jaewon hingga mampu bertahan padahal Eunhyuk tahu Eunha sering menangis karena Jaweon.

Tok...tok...tok

Hakim mengetuk palu pertanda sidang telah usai, Jaewon menerima hukuman 10 tahun penjara atas perbuatannya. Sebenarnya hukuman Jaewon dapat diperingan apabila ia mengajukan banding atau pihak penggugat mencabut gugatannya.
Eunha menangis setelah vonis itu diputuskan dia tak mungkin harus menunggu selama itu untuk Jaewon lalu bagaimana dengan anaknya? Dia pasti akan lahir tanpa sang ayah, dia berlari mengejar Nahyun yang telah lebih dulu meninggalkan ruang persidangan. Jaewon mendengar teriakan Eunha yang memanggil Nahyun sebelum dia dibawa kembali ke sel tahanannya ia menatap dengan tatapan yang sulit diartikan entahlah apa yang sedang dia pikirkan hanya Jaewon yang tahu.

"Nahyun." panggilan itu membuat langkah Nahyun dan juga Kyuhyun terhenti. Nahyun tahu siapa yang memanggilnya dia pun berbalik.

"Nahyun, aku tahu kau wanita baik tidak bisa kah kau memaafkan kesalahan Jaewon? Kumohon?" pinta Eunha dengan tatapan iba Nahyun merasa kasihan tapi dia tidak bisa mengabulkan permintaan Eunha.

Nahyun diam tak merespon permintaan Eunha bahkan dia tidak menatap lawan bicaranya. Bukannya muak hanya saja Nahyun takut, takut jika dia akan luluh hanya karena melihat tatapan nanar Eunha untuk pria yang sudah menghancurkan masa depannya itu. Nahyun menarik tangan Kyuhyun agar segera keluar dari tempat ini.

Ternyata Eunha tidak menyerah begitu saja dia terus mengejar Nahyun dan menghadang Nahyun agar tidak segera pergi.

"Hanya demi aku... Ani demi anak ini anakku bersama Jaewon, demi dia kumohon cabut tuntutan mu ringankan hukumannya." Eunha terus saja memohon, namun respon Nahyun tetap sama.

"Aku tak bisa membayangkan jika dia lahir dan besar tanpa seorang ayah. Kita sama-sama perempuan kau pasti paham akan apa yang aku ucapkan."

"Jika memperingan hukuman Jaewon akan membuat anak ku kembali hidup, aku akan melakukannya." ucapan Nahyun membuat Eunha bungkam, tentu saja bagaimana caranya memgenbalikan orang yang sudah meninggal terlebih lagi dia baru berupa janin.

"Tidak bisa kan? Nasi sudah berubah menjadi bubur dia harus menerima konsekuensinya jadi maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa." ujar Nahyun dingin. Dibalik sikap dinginnya dia menyembunyikan kesedihannya yang masih ada apalagi jika seseorang kembali menyinggung tentang anaknya.

"Anakku mati dan itu karena suami mu jika kau lupa."

Eunha merosot ke lantai dia menangis memegang dadanya. Andai saja dia dan mertuanya tidak datang dan menemukan Jaewon bersama Nahyun dan terjadi peristiwa memilukan itu. Tapi itu bukan salahnya kan itu kecelakaan, ya kecelakaan tapi Nahyun malah membesar besarkannya kenapa? Apa dia ingin balas dendam atas penderitaannya selama ini?nyatanya bukan hanya Nahyun saja yang menderita, dia juga menderita harus mencintai seseorang yang masih mencintai gadis di masa lalu. 'Baiklah jika itu mau mu silahkan nikmati kebahagiaan mu sekarang.' gumam Eunha.

Nahyun dan Kyuhyun berada di mobil mereka sekarang Nahyun terlihat murung dia memikirkan apakah perkataannya terlalu kasar pada Eunha tadi?

"Gwaenchan?" Kyuhyun yang berada disampingnya melihat raut wajah gelisah sang istri.

First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang