"Tenang aku akan membantu mu keluar dari beban yang membelenggu kau hanya harus percaya bahwa aku bisa membantumu"
***
Hari ini aku sudah di ijinkan untuk pulang, tapi aku bingung akan pulang kemana? Untunglah ahjuma Cho yang baik hati ini mengijinkan ku untuk tinggal di rumahnya dia bilang untuk menemaninya karena dia tinggal sendiri.
Suaminya sudah lama meninggal bahkan ketika anaknya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dia memiliki seorang anak laki-laki tapi kali ini anaknya tengah berada di Amsterdam, Belanda.
Aku begitu takjub saat sampai di rumahnya, begitu besar juga indah di tambah dengan interior yang indah menghiasi rumahnya.
"Selamat datang di rumah ku anggap saja ini rumah mu sendiri"
"Ahjuma apa tak masalah jika aku ikut denganmu?"
"Kau tenang saja tak akan ada yang mengusir mu ini rumah ku dan aku juga yang mengajak mu kerumah ini jadi apalagi yang kau fikirkan?"
"T...ta..tapi ahjuma aku takut jika aku tinggal di sini akan berimbas buruk padamu?"
"Orang-orang di sini mereka semua bukan type orang yang selalu mengurusi kehidupan orang lain. Mereka cenderung tidak peduli satu sama lain jadi mereka juga tak akan ada yang peduli siapa yang aku bawa kerumah hanya orang yang kurang kerjaan yang melakukan itu"
"Masuklah kau harus banyak istirahat" seseorang datang menghampiri kami ku yakin dia pasti kepala pelayan di sini cara berpakaiannya berbeda dari pakayan yang di pakai oleh para pelayan yang menyambutku tadi.
"Ini ahjuma Song dia kepala pelayan di sini jika kau membutuhkan sesuatu panggil saja dia, ahjuma bawa dia ke kamar"
"Nde nyonya, mari saya antar nona" aku merasa canggung baru pertama kalinya aku di perlakukan seperti ini. Di rumahku yang dulu memang ada pelayan tapi tidak sebanyak di sini.
Aku melihat kamar ini lebih luas dari kamarku yang dulu. Aku begitu takjub kamar ini begitu cantik dengan desain yang seperti nya memang di rancang khusus untuk seorang wanita apa ini kamar anaknya? Tidak mungkin bukankah dia mengatakan anaknya cuma satu dan itu pun laki-laki lalu ini kamar siapa? Aku tersentak saat mendengar seseorang membukakan pintu kamar.
"Kenapa melamun Nahyun?"
"Ah anio"
"Bagaimana kau suka kan kamarnya?" aku hanya mengagukan.
"Sudah lama aku mendambakan seorang anak anak perempuan, akan sangat menyenangkan jika aku memilikinya tapi Tuhan berkata lain Dia hanya menitipkan padaku seorang anak laki-laki"
"Saat aku bertemu denganmu aku ingin sekali mengajakmu tinggal di sini bahkan sebelum kau mengatakan ia aku sudah mempersiapkan kamar ini. Jadi Cho maukan kau tinggal di sini anggap aku sebagai eomma mu, aku ingin kau merasa tak sendiri lagi." benarkah apa yang dikatakan oleh ahjuma ini? Terbuat dari apa hati wanita ini kenapa dia baik sekali? Tuhan terimakasih Engkau telah mengirimkan malaikat tak bersayap seperti nya.
"Kamsahamnida ahjuma" aku menghambur kepelukannya menangis di pelukannya. Aku merasa bersyukur karena aku tak perlu hidup di jalanan aku punya seorang malaikat yang akan melindungiku.
Sudah satu minggu aku tinggal di rumah ahjuma Cho. Selama di sini aku sadar akan posisiku aku selalu membantu pekerjaan para pelayan walaupun mereka selalu melarangku mereka bilang takut kelelahan tapi aku selalu ingin melakukan ini dan itu.
"Sudah ku bilang kalian jangan membiarkan dia membantu kalian bagaimana jika dia kelelahan dan akan berimbas pada kandungannya kalian mau bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padanya" aku mendengar lagi ada pelayang yang di marahi karena aku membantu merek memotong rumput di taman tadi. Sebenarnya ini bukan salah mereka tapi aku yang keukeuh memaksa mereka untuk membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love (END)
RomantizmAhn Nahyun seorang wanita yang harus merelakan masa mudanya akibat kenikmatan cinta sesaat yang merenggut kebahagiaannya dia harus hamil di usia muda bagaimana dia bisa bertahan hidup di tengah hujatan dan juga cacian? Cho Kyuhyun pria putus asa yan...