RT 25

118 19 0
                                    

Setelah bebas dari rumah sakit, dia harus kembali berdiam diri di apartement. Gikwang masih melarangnya untuk bekerja. Untung saja Hyerim mau menghampirinya ke apartement hanya untuk melaporkan semua pekerjaan yang dia berikan pada Hyerim. Kemarin, Minhyuk sudah bertemu dengan Direktur Park. Dia sudah menjelaskan kenapa dia memutuskan untuk berhenti di perusahaan. Tentunya bukan karena asalan yang biasa, dia ingin menikmati masa tuanya. Memang Direktur Park sudah seperti Ayahnya sendiri. Dia harus istirahat dari pekerjaan panjangnya.

Minhyuk sudah memikirkan pengganti Direktur Park. Setelah dia memikirkannya berulang kali, dia memutuskan untuk mengangkat kakaknya sebagai Direktur yang baru. Ia belum mengatakan apapun pada kakaknya, tapi ia akan mengatakannya nanti. Siang ini Hyerim akan datang ke apartement. Tentunya dia ingin membicarakan pekerjaan.

"Annyeonghaseo, Oppa," ujar Hyerim. Minhyuk menyuruhnya untuk masuk ke dalam. Semakin lama mereka semakin dekat. Bahkan Minhyuk tidak merasa canggung dengan Hyerim, padahal mereka baru kenal.

"Kau mau minum apa? Atau kau mau makan?" tanya Minhyuk.

"Terserah. Apa yang Oppa berikan, akan aku terima," jawabnya. Minhyuk mengangguk. Dia pergi ke dapur untuk membuatkan sesuatu untuk tamunya. Hyerim benar-benar kagum dengan kediaman bosnya. Apa tidak aneh seorang CEO hanya mempunyai apartement, bahkan di tempati untuk 3 orang. Rasanya tidak mungkin ada CEO yang seperti Minhyuk.

"Gomawo," ujarnya. Minhyuk mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Hyerim. Dia tidak mengerti maksudnya. Apa bosnya memberikannya ponsel? Dia bahkan sudah mempunyai ponsel sendiri.

"Aku lelah terus menghubungi nomor kantor untuk menanyakanmu. Berikan nomor ponselmu," ujarnya. Hyerim mengangguk. Dia pikir, bosnya akan memberikannya ponsel. Hyerim benar-benar bodoh, tidak mengerti maksud Minhyuk. Hyerim menekan beberapa nomor ponselnya. Mereka sudah bertukar nomor, dan itu membuat Hyerim sangat senang sekali.

"Oppa, perusahaan besar itu semakin menurun. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Hyerim. Minhyuk sudah membaca beritanya semalam. Dia bahkan tidak bisa tidur hanya karena memikirkan perusahaan Ayahnya. Dia juga belum bertanya tentang Gikwang yang memutuskan untuk keluar dari jabatannya.

"Untuk saat ini kita diam saja. Kalau bulan depan semakin memburuk, berikan saham kita pada mereka," ujar Minhyuk.

"Ya, Oppa. Kau sungguh-sungguh ingin memberikan sahammu pada mereka? Kita sudah bersusah payah untuk mendapatkannya, dan kau memberikannya begitu saja?" tanya Hyerim. Minhyuk mengangguk.

"Hyerim-ah, dia perusahaan Ayahku," ujar Minhyuk. Dia bahkan memberikan satu lagi informasi tentang dirinya pada Hyerim. Hyerim membolakan matanya. Dia bahkan seperti tidak percaya dengan ucapan Minhyuk.

"Jinjjayo? Oppa, kau seorang konglomerat?" tanyanya. Hyerim bahkan tidak bisa mengedipkan matanya. Ini sangat mengejutkan. Minhyuk bukan hanya orang kaya, tapi dia sudah naik menjadi konglomerat. Itu sangat mengejurkan bagi Hyerim.

"Tentu saja tidak. Aku hanya rakyat biasa. Seperti orang lain," sanggah Minhyuk. Tidak! Bagi Hyerim bosnya adalah konglomerat.

"Andwe! Kau benar-benar konglomerat. Uangmu bahkan tidak akan habis sampai kapanpun," kata Hyerim.

Minhyuk hanya tertawa. Sekertarisnya sangat lucu sekali. Dia bahkan sekarang memandang dirinya seperti seorang raja. Minhyuk bahkan tidak pernah peduli dengan status hidupnya ataupun keluarganya. Dia tidak butuh uang sebenarnya, tapi beberapa hal memaksanya untuk mencari uang.

"Aku sangat bosan sekali di sini," ujar Minhyuk. Rasanya seperti di penjara. Tidak ada yang bisa dia lakukan di tempat ini. Tidak bisa menyalakan televisi, tidak bisa keluar tanpa Gikwang, dan tidak bisa bekerja.

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang