RT 32

109 18 0
                                    

Dengan keyakinan penuh Minhyuk keluar dari ruanganya. Hyerim mengatakan Ayahnya sudah menunggu di ruang rapat. Gikwang juga menunggunya di depan pintu. Dia bisa bertemu dengan Ayahnya sekarang. Dia akan melepaskan rindunya selama bertahun-tahun.

"Gwenchana?" tanya Gikwang. Minhyuk sangat bosan mendengar kata-kata itu. Sejak tadi, Gikwang terus bertanya apa dia baik-baik saja secara berulang kali. Justru dia sangat senang bisa bertemu dengan Ayahnya.

"Jangan bertanya seperti itu terus. Tentu aku sangat senang bertemu dengan Appa," jawabnya. Hyerim mempersilahkan Gikwang dan Minhyuk untuk masuk terlebih dahulu. Hyerim akan menunggu di depan pintu untuk berjaga-jaga. Membiarkan satu keluarga ini membicarakan masalah mereka di ruang rapat.

"Fighting!" bisik Hyerim menyemangati kedua bosnya itu. Minhyuk membalasnya dengan senyuman yang cerah, sedangkan Gikwang terlihat cemas. Tentu dia cemas dengan keadaan Minhyuk kalau bertemu dengan Ayahnya.

Minhyuk masuk terlebih dahulu. Gikwang mengikutinya di belakang. Seorang pria tua dengan pakaian yang sangat mahal pastinya, dan rambutnya yang sudah memutih. Minhyuk menyunggingkan senyuman kecil untuk menyambut tamu spesialnya.

"Annyeonghaseo. Lee Minhyuk imnida. CEO di perusahaan ini," ujar Minhyuk menatap Ayahnya. Di ruangan sebesar ini mungkin jantung mereka akan terdengar dengan jelas. Terutama Gikwang. Tatapan Ayahnya sangat tidak menyangka perusahaan besar yang bisa mengalahkan perusahaannya adalah anaknya sendiri.

"Lee Gikwang imnida. Direktur utama di perusahan ini," sambung Gikwang dengan suara yang lantang. Dia bahkan dengan berani menatap Ayahnya dengan tajam.

"Apa ada yang aneh?" tanya Gikwang. Ayahnya bahkan tidak bisa berkata-kata melihat Minhyuk dan dirinya yang berada di sini.

"Kau ingin membalaskan dendammu padaku?" tanya Ayahnya menatap Minhyuk dengan serius. Minhyuk tersenyum. Ayahnya memang tidak berubah. Masih saja berprasangka buruk terhadap dirinya.

"Tolong hormati CEO kami. Anda sedang berada di kandang lawan. Tolong tunjukkan sikap baik anda," sambar Gikwang menjawab Ayahnya.

"Appa terkejut melihatku? Kalau Appa lupa denganku, aku akan memperkenalkan diriku sekali lagi," ujar Minhyuk. Dia bahkan berbicara terlalu sopan dengan musuhnya sendiri.

"Lee Minhyuk. CEO yang berhasil membawa perusahaan kecil menjadi nomor satu di korea. Lee Minhyuk, seorang anak yang dibuang oleh Ayahnya sendiri hanya karena UANG!" ujar Gikwang menekan kata terakhir disana. Tangan Ayahnya mengepal menahan amarah. Walaupun Gikwang yang berbicara, tapi tatapan Ayahnya tetap mengarah pada Minhyuk.

"Ada apa ini, huh? Kau yang memiliki perusahaan ini? Astaga! Seharusnya sejak lama aku mencaritahu siapa yang dengan berani merebut posisi perusahaanku. Apa maksudmu? Kau mau membalaskan dendammu? Kau bahkan terlalu menjijikkan untukku sekarang," kata Ayahnya. Gikwang menatap Ayahnya dengan tajam. Perkataan yang tidak baik keluar dari mulut Ayahnya. Minhyuk tidak bergeming sama sekali. Dia bahkan masih terlalu bahagia melihat Ayahnya kembali. Sedikitpun dia tidak mempunyai niat buruk terhadapan Ayahnya. Apa dia tidak pantas mendapatkan hasil dari kerja kerasnya?

"Ini adalah hasil kerja kerasku di Jepang. Tentunya berkat didikan Appa aku bisa sukses seperti ini. Sedikitpun aku tidak mempunyai niat buruk terhadap Appa. Justru aku akan menawarkan sedikit sahamku untuk membantu perusahaan Appa yang sedang sulit," jelas Minhyuk.

Begitu berbaktinya Minhyuk terhadap Ayahnya, tapi apa yang Ayahnya lakukan sama sekali tidak mencerminkan seorang Ayah yang baik. Dia justru semakin membenci Minhyuk yang sudah mengambil posisinya sekarang.

"Appa bisa lihat sendiri bagaimana anak yang sudah Appa campakkan begitu saja bisa sukses seperti layaknya seorang raja. Dulu Appa katakan Minhyuk menjadi gelandangan di negara lain? Kini gelandangan yang Appa maksud sudah lebih tinggi dari Appa! Semua bukan karena uang! Bukan karena kekayaan ataupun kekuasaan! Minhyuk hanya ingin menghidupi dirinya sendiri di Jepang. Tidak masuk akal rasanya seorang anak yang pergi ke Jepang tanpa uang di tangannya bisa menjadi seperti ini. Appa katakan semua bisa dibeli dengan uang, tapi nyatanya tidak! Justru uang yang akan membuat seseorang menjadi monster!" ujar Gikwang.

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang