RT 12

130 18 0
                                    

Hyerim berjalan sendirian menuju rumahnya. Ia bahkan melepas sepatu tingginya karena sudah tidak bisa berjalan lagi. Seharian penuh ini, dia benar-benar bekerja layaknya seorang sekertaris. Selalu mengikuti kemana bosnya pergi. Selalu memantau perusahaan luar, dan mengecek semua pendapatan perusahaan. Untung saja setelah rapat terakhir, bosnya mengantarkannya sampai halte. Walaupun sifat bosnya yang cuek dan misterius tapi dia juga peduli dengan sekertarisnya.

Hyerim merasakan ada yang aneh dengan bos barunya. Semua yang terjadi saat mereka bersama terasa aneh. Mulai dari saat bosnya menatapnya di saat mereka pertama bertemu, sampai pembatalan semua kontrak kerja hanya karena dia tidak mau diajak makan bersama. Apa bosnya sudah gila? Dia bahkan menolak semua pembatalan kerja dengan perusahaan besar hanya karena hal sepele seperti itu. Hyerim harus segera mencari perusahaan baru karena ia takut bosnya akan membuat perusahaan itu bangkrut.

“Hyerim-ah!” panggil Hayoung di depan pagar. Temannya itu sepertinya tidak selelah dirinya. Hayoung bahkan bisa mengurus dirinya sendiri. Sementara Hyerim? Dia saja baru pulang jam segini. Bagaimana bisa dia bersantai sementara hari esok sudah hampir datang.

“Bagaimana seharian penuh dengan bos tampan itu? Kau bahkan terlihat senang,” ujar Hayoung.

“Apa katamu? Bagaimana mungkin aku senang dengannya. Masuk dulu, aku akan menceritakan semuanya di dalam,” jawabnya.

Hayoung mengikuti langkah Hyerim yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam. Ia sudah tidak sabar mendengar cerita Hyerim bersama bos barunya yang sangat tampan dan murah hati itu. Hayoung sangat bersyukur begitu posisi direktur Park tergantikan oleh orang lain. Jelas saja cara mereka berdua menilai karyawaan bawahan sangat berbeda jauh. Minhyuk menilai karyawannya seperti teman bahkan satu derajat dengan mereka, sementara tidak dengan direktur Park.

“Bos kita yang baru lebih gila dari direktur Park,” ujar Hyerim.

Jinjja? Bukankah di bos yang bijaksana?” Tanya Hayoung tidak percaya. Hyerim menggeleng.
            
"kalau dia bijaksana, mana mungkin dia membuat perusahaan hampir bangkrut," jelas Hyerim. Hayoung lebih kaget lagi. Dia bahkan berpindah posisi berada di samping Hyerim.
            
"Maksudmu apa? Berceritalah sampai selesai," makinya. Hyerim mengerutkan keningnya. Kenapa dia semangat sekali? Seharusnya Hyerim segera tidur ke kamarnya, bukan membicarakan sifat aneh bosnya.
            
"Kau tau, hari ini dia sudah memutuskan kerjasama dengan perusahaan besar hampir setengahnya. Kau tau karena apa? Clinenya mengajak bos untuk makan bersama, tapi dia menolak. Alhasil mereka memutuskan kerjasama. Sampai sekarangpun aku tidak mengerti dengan maksud bos gila itu. Memangnya apa salahnya hanya makan bersama. Tidak ada yang berbahaya," ujar Hyerim.
    
"Aneh memang. Aku harus segera mencari pekerjaan lain untuk berjaga-jaga. Bagaimana kalau semua karyawan di berhentikan secara paksa tanpa gaji? Aku tidak bisa membayangkan hal buruk itu terjadi padaku. Dari mana aku mendapatkan uang? Astaga! Kenapa kita selalu mendapatkan bos yang tidak waras," ucap Hayoung.
    
"Besok aku harus kembali bekerja dengan keras. Semua jadwal untuk esok hari sangat padat. Apa sebaiknya aku menyerah saja?" ujar Hyerim mengeluh.
    
"Kau bodoh? Karyawan lain sangat ingin berada di posisimu, dan kau malah menyerah? Ikuti saja kemauan bos tampan itu. Lagi pula kau bisa bebas melihat wajahnya yang sangat enak di pandang. Kalau dia mempunyai saudara kembar, aku akan menyejar saudaranya," kata Hayoung. Temannya sudah tidak waras. Dia bahkan mulai mengkhayal hal yang tidak-tidak.
    
"Terserah. Aku ingin tidur dan berharap dapat tidur dengan pulas," ujar Hyerim mulai beranjak dari sana dan memasuki kamarnya. Tubuhnya seperti mengalami patah tulang.
    
Entah kenapa ia kembali memikirkan bosnya itu. Belum pernah Hyerim melihat orang yang memiliki sifat seperti bosnya. Bukan hanya dalam hal bekerja, sikapnya juga sangat aneh. Sepertinya bosnya berusaha menjaga jarak dengannya. Apa dia seburuk itu sampai-sampai bosnya menjaga jarak? Tapi ia sangat salut dengan cara berpikir bosnya. Dia bahkan sangat berani mengambil resiko yang mungkin saja bisa membahayakan perusahaannya sendiri. Jika direktur Park selalu mengambil jalan aman, berbeda dengan Minhyuk. Dia tidak segan mengambil tindakan apapun jika terjadi kesalahan pada perusahaannya.
    
"Hei! Kenapa kau malah memikirkan bos gila itu? Astaga! Jangan sampai kau benar-benar gila Hyerim," makinya.
    
Hyerim menyelimuti dirinya dan bersiap tidur. Dia tidak punya waktu untuk membersihkan diri. Sudah pukul 10 malam, dan sebentar lagi pagi akan menyapa. Jangan sampai ia terlambat datang ke kantor karena kelelahan.

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang