RT 02

287 30 0
                                    

Seoul, Korea Selatan

Jalan kota dipenuhi oleh berbagai pendemo. Hari ini memang waktunya bagi pekerja untuk mengeluarkan aspirasi mereka. Mereka-mereka ini mendominasi para pekerja yang menuntut gaji yang setimpal dengan pekerjaan mereka. Seoul adalah tempat terbaik untuk berdemo.

Akibat ulah para pekerja itu, seorang wanita terlambat untuk bekerja. Memang tidak sepenuhnya kesalahan mereka, tapi tetap saja, wanita tersebut harus kembali mendengar makian dari bosnya.

Setibanya disana, ia langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja. nama pengenal yang menjadi kebanggannya selama kurang lebih satu tahun ini tidak pernah tertinggal. Jung Hyerim. Dia berusaha dengan keras agar dapat bekerja lebih baik. Setelah bersusah payah melakukan tes wawancara di berbagai perusahaan, akhirnya ia dapat bekerja di cabang perusahaan otomotif dari Jepang.

"Cepatlah Hyerim-ah! Sebentar lagi
Direktur datang," ujar temannya berbisik di balik pintu.

Hyerim berlari untuk berbaris di lobi. Ini adalah upacara wajib menunggu kedatangan Direktur. Jika Direktur tidak mendapat sambutan seperti ini, maka ia akan memaki seluruh karyawan yang bekerja. Hyerim tidak dapat membayangkan bagaimana Direkturnya berteriak dengan sangat keras.

"Seperti menyambut Presiden saja," bisikku dengan pelan.

"Tutup mulutmu itu! Kalau sampai Direktur mendengarmu, kepalamu tidak hanya di penggal tapi di pajang di gudang," ujar Hayoung.

Sebuah mobil mewah berhenti di pintu masuk. Semua penjaga di luar menunduk hormat menyambut kembali Direktur mereka yang sempat pergi ke Jepang untuk pekerjaan. Park Seojin namanya. Jabatannya hanya Direktur, tapi ia sudah seperti CEO perusahaan. Hyerim sangat tidak suka dengan bosnya yang satu ini.

Direktur Park tersenyum senang saat memasuki kantor. Melihat bagaimana sambutan seperti apa yang dia harapkan. Langkahnya terhenti di depan Hyerim. Wajahnya seketika berkerut melihat karyawannya itu. Hyerim memang terlihat paling berbeda dari karyawan wanita lainnya.

"Annyeonghamnika Sajangmin," ujarnya menunduk hormat. Direktur Park kembali berjalan tanpa membalas sapaan Hyerim. Memang angkuh sekali direkturnya yang satu ini.

Semua kembali bekerja. Ketika direktur sudah pergi, semua karyawan justru membicarakannya. Mengungkapkan kekesalan terhadap bosnya itu. Tidak terkecuali dengan Hyerim dan Hayoung. Mereka dengan berani membicarakan bosnya di dekat ruangannya. Semoga saja bos mereka tidak mendengar pembicaraan kedua sahabat ini.

"Kau tau, katanya pemilik perusahaan ini adalah oleh Korea," kata Hayoung.

"Kau tau dari mana? Jelas-jelas saja ini perusahaan cabang dari Jepang. Mana mungkin pemiliknya dari Korea," sanggahnya. Hyerim memang tipe orang yang tidak akan mudah percaya dengan omongan orang lain tanpa kejelasan yang pasti. Sulit untuk mempengaruhi orang sepertinya.

"Semua karyawan membicarakan hal ini di grup. Kau tidak membacanya?" tanya Hayoung.

"Ani. Pekerjaanku sangat banyak. Jangankan membaca grup, membuka ponsel saja aku tidak sempat," balasnya.

"Arraseo. Semoga kau segera mendapatkan pendamping hidup yang kaya, agar kau tidak terus bekerja keras seperti ini," ujar Hayoung pergi meninggalkannya.

Hyerim hanya mendengus kesal. Cita-citanya kini tidak seperti itu. Ia bahkan hampir tidak peduli dengan pendamping hidup yang kaya atau tidak. Ia bertekat akan sukses dengan usahanya sendiri. Jika semua wanita di Korea memilih menikah dengan orang yang kaya, itu bukanlah cara pandang seorang Hyerim. Lebih baik mencari pria yang bertanggung jawab, ketimbang memiliki harta yang berlimpah.

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang