RT 26

111 19 1
                                    

Gikwang sedang membuatkan sarapan untuk Minhyuk. Dia sudah seperti menjaga anak bayi. Sewaktu dia meninggalkan Minhyuk sendiri di apartement, dia sangat terkejut karena ketika dia pulang, justru tidak ada Minhyuk di dalam. Saat dia kesulitan mencari dimana Minhyuk, ternyata dia bersama dengan Hyerim di balkon Apartement. Entah apa yang mereka lakukan di atas balkon sampai matahari terbenam.
                   
"Hyung, kapan aku boleh bekerja?" tanya Minhyuk. Dia memotong daging panggang yang sudah disiapkan oleh Gikwang.
                   
"Sampai Changsub mengatakan iya. Saat ini keadaanmu belum stabil. Istirahatlah lebih lama lagi," jawab Gikwang. Ia ikut gabung bersama Minhyuk di meja makan. Hanya mereka berdua saja. Changsub jarang pulang. Entah apa yang dia lakukan di rumah sakit.
                   
"Kau selalu saja menyuruhku istirahat. Aku bahkan sudah terlalu lama istirahat. Tidak ada yang bisa aku lakukan disini, hyung," ujarnya merengek seperti anak bayi.
                 
"Kau bisa memindahkan pekerjaanmu disini untuk sementara waktu. Jangan membuat dirimu kesulitan," ujar Gikwang. Minhyuk memajukan bibirnya. Dia tidak tau harus bagaimana agar Gikwang mengizinkannya bekerja.
                   
"Kenapa kau tidak bilang padaku, kalau kau keluar dari perusahaan Appa?" tanya Minhyuk. Gikwang berhenti memakan sup yang dia letakkan di meja makannya. Dia tidak menoleh ke arah Minhyuk. Bahkan dia juga tidak bisa menyanggah Minhyuk.
                
"Aku bosan bekerja disana. Lagipula Appa bisa mengurus perusahaannya sendiri," jawab Gikwang dengan nada yang santai. Dia juga tidak mungkin menyembunyikan semuanya lebih lama lagi.
                
"Bagaimana mungkin Appa bisa mengurus masalah yang menimpa perusahaan sekarang? Kau tega sekali meninggalkan perusahaan dalam keadaan krisis seperti itu," ujar Minhyuk.
                
"Aku ingin mengambil langkah yang benar. Aku tidak mungkin selamanya menjadi boneka Appa. Semakin lama Appa hanya membuatku tidak bisa menjadi diriku sendiri," ujar Gikwang.
                
"Arraseo. Kau mau menjadi Direktur di perusahaanku? Beberapa waktu yang lalu Direktur yang lama berhenti secara tiba-tiba. Aku tidak bisa mengurus perusahaan sendiri," pinta Minhyuk. Semoga saja Gikwang mau menjadi Direktur. Mereka bisa bekerja sama untuk membangun perusahaan lebih sukses lagi.
                 
"Kalau kau memberikanku gaji yang besar, tidak masalah," jawab Gikwang tertawa. Hampir saja Minhyuk melemparkan sumpit yang ada di tangannya. Mereka akan merada dalam kantor yang sama. Ia bisa sedikit tenang karena ada Gikwang di dalam kantor.
                 
"Appa tau aku berada disini?" tanya Minhyuk. Gikwang sedikit muak mendengar Minhyuk terus saja membicarakan Ayahnya. Dia bahkan sudah tidak mau mendengar Apapun yang berhubungan dengan Ayahnya.
                 
"Tidak. Jangan sampai dia tau kau berada di Korea. Nyawamu bisa terancam kalau kau kembali ke rumah dan menampakkan wajahmu di hadapan mereka berdua," jelas Gikwang. Minhyuk pun tau akan seperti itu jika dia menampakkan dirinya di Korea. Tapi dia tetap senang, setidaknya orang tuanya selalu sehat walaupun berjauhan dengannya.

~•••~
             
H

ari ini dia berencana untuk pulang ke apartement. Namun sebelum itu, Ayahnya menyuruh Changsub untuk datang ke rumah. Changsub khawatir terjadi sesuatu pada Ibunya. Sudah sekitar satu bulan dia tidak mengunjungi mereka karena kesibukan yang dia miliki. Ternyata rumahnya tidak ada yang berubah. Penjaga masih saja banyak di depan pagar maupun depan pintu masuk. Ia tidak perlu menunjukkan identitas apapun, karena mereka semua sudah tau siapa dia.
                 
"Changsub-ah!" ujar Ibunya langsung menghampirinya. Changsub sangat merindukan pelukan Ibunya. Hatinya mereka sedikit tenang karena Ibunya baik-baik saja. Yang di lakukan Ayahnya tetap sama. Hanya tersenyum, lalu kembali membaca koran. Changsub pikir setelah kehilangan Gikwang, Ayahnya akan sibuk bekerja, tapi ternyata tidak.
                 
"Appa sehat?" tanya Changsub duduk di ruang tamu. Hanya anggukan kecil yang ia terima. Lalu untuk apa dia di panggil kesini? Changsub pikir mereka membutuhkan seorang dokter untuk memeriksa mereka.
                 
"Kenapa kau tidak pernah pulang ke rumah?" tanya Ibunya.
                 
"Semakin hari pekerjaanku semakin banyak. Aku akan memasuki tahun ketiga masa jabatanku sebagai dokter. Mereka semua semakin membutuhkanku," jelas Changsub. Mana mungkin dia mengatakan hal yang sejujurnya. Dia mengatakan tidak mau melihat Ayahnya? Tentu itu tidak akan dia katakan pada orang tuanya.
                 
"Bisa Appa berbicara serius denganmu?" tanya Ayahnya. Changsub mengangguk kecil. Dari suasana yang terjadi di sini, sepertinya ada hal penting yang akan dia dengar di rumah ini.
                
"Kau tau apa yang terjadi dengan perusahaan?" tanya Ayahnya. Tentu saja Changsub tau semuanya. Bahkan dia tau masalah Gikwang yang berhenti dari jabatannya. Sepertinya Ayahnya akan membicarakan masalah Gikwang di sini. Changsub berharap Ayahnya menyebut nama Minhyuk untuk satu kali pendengarannya saja.
                
"Appa sudah tua, Appa tidak bisa mengurus perusahaan sendirian. Kau mau membantu Appa?" tanya Ayahnya. Changsub mengerutkan keningnya. Ia kembali teringat dengan kata-kata Gikwang waktu itu. Ternyata memang Ayahnya selalu mempergunakan anaknya untuk uang. Changsub pikir dengan keluarnya Gikwang, Ayahnya akan merasa bersalah dan sadar, bahwa uang bukan segalanya.
                
"Itu tidak mungkin, Appa. Aku mempunyai pekerjaan yang tidak bisa aku bagi seperti hyung membagi pekerjaannya," jelas Changsub. Dokter dengan pengusaha sama sibuknya. Mana mungkin Changsub menekuni keduanya. Apalagi dia belum menuntaskan pekerjaannya menyembuhkan Minhyuk.
                
"Tinggalkan pekerjaanmu sebagai Dokter dan bekerjalah di perusahaan Appa. Keluarga kita hampir mati saat ini. Bagaimana kalau perusahaan benar-benar tidak bisa berjalan lagi?" ujar Ayahnya. Gampang sekali Ayahnya menyuruh Changsub berhenti menjadi Dokter. Dokter bukanlah hanya pekerjaan baginya, tapi juga hobi.
                
"Appa? Aku sudah bersusah payah sekolah hanya untuk mendapatkan gelar ini, dan Appa menyuruh aku berhenti begitu saja? Kekuasaan bukan segalanya. Appa harus sadar akan hal itu," ujar Changsub.
                
"Kau tidak tau bagaimana sulitnya Appa mendirikan perusahaan ini. Kau tau untuk apa? Appa hanya ingin kau dan Gikwang bisa mengurusnya di masa depan. Appa selalu berharap kalian berdua bisa menjadi apa yang Appa harapkan," balas Ayahnya mulai meninggikan suaranya. Changsub benar-benar tidak bisa berpikir dengan tenang. Lagi-lagi dia hanya mengatakan dirinya dan Gikwang. Di mana letak nama Minhyuk? Kalau bisa Changsub akan mengatakan semua masalah yang terjadi pada Minhyuk.
                
"Aku tidak bisa. Dokter adalah satu-satunya pekerjaanku sampai kapanpun. Aku tidak mau menjadi seperti Gikwang hyung. Appa hanya mempergunakan Gikwang hyung sebagai boneka Appa di perusahaan. Aku ini anak Appa sendiri, dan jangan membuat anak Appa meninggalkan Appa untuk selamanya," ujar Changsub.
                
Tentu saya Ayahnya terlihat kesal dengan Changsub. Tidak ada lagi anaknya yang mau menuruti kemauannya. Changsub harus tegas dalam mengambil tindakan. Kalau dia terus berbicara lembut maka Ayahnya akan semakin menekannya.
                
"Di mana letak balas budimu untuk Appa? Dari mana kau bisa seperti ini? Dari mana gelar yang kau dapat? Dari mana Gikwang bisa menjadi Chef? Apa kalian menggunakan uang kalian sendiri?" bentak Ayahnya. Changsub menelan salivanya dengan sulit. Ini lah Ayahnya yang sebenarnya. Otaknya hanya berbicara tentang uang, kekuasaan, dan kekayaan. Hanya itu yang Ayahnya mengerti.
                
"Appa memang membiayai hyung dan aku segalanya. Sejak aku lahir memang Appa memberikanku segalanya. Apa yang aku inginkan selalu Appa berikan. Tapi apa pernah Appa bertanya tentang sekolahku? Apa pernah Appa memberikanku dukungan secara langsung saat aku kuliah? Bahkan Appa hanya memberikan selamat secara tidak langsung saat aku lulus dari kerja kerasku selama sekolah. Di mana sosok Appa? Aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang," ujarnya. Matanya memerah. Yang dia dapatkan hanya uang selama hidupnya. Ayahnya selalu memberikan perhatiannya dalam bentuk materi. sebenarnya bukan itu yang Changsub, Gikwang, dan Minhyuk inginkan. Mereka ingin kasih sayang dari seorang Ayah. Hanya itu yang mereka butuhkan.
                
"Kau tidak mengerti. Tanpa uang, kekuasaan, dan kekayaan, kita akan di anggap remeh oleh semua orang. Appa tidak mau hal itu terjadi. Sekarang terserah pada kalian berdua. Kalau kalian memang tidak mau mengikuti apa yang Appa inginkan, yasudah. Jangan pernah kembali dari rumah ini," ujar Ayahnya.
                
Apa Changsub diusir juga? Lalu Ayahnya tidak memiliki anak sekarang? Hanya karena uang Ayahnya rela melepaskan anak-anaknya? Changsub menggelengkan kepalanya. Sungguh lelah berbicara dengan Ayahnya. Jalan pikiran mereka sangat berbeda jauh. Changsub tidak pernah memikirkan uang, dan Ayahnya selalu memikirkannya. Baiklah. Changsub akan keluar dari rumah ini. Biarkan Ayahnya bekerja sendiri, dan merasakan nantinya.
               
"Aku ingin bertanya satu hal pada Appa. Appa masih mengingat anak yang dulu Appa buang? Sedikitpun Appa tidak pernah mau menyebut namanya?" Tanya Changsub.
               
"Dia sudah lama mati, bagi Appa!" jawabnya. Nafasnya tersendat. Air mata mengalir di wajahnya. Itu hal yang tidak akan pernah terjadi. Minhyuk tidak mati. Walaupun Ayahnya menganggap seperti itu, tapi Changsub akan berusaha dengan keras untuk menyelamatkan nyawa Minhyuk.
               
"Dia juga anak Appa. Dia bahkan menjadi kebanggaan keluarga. Kalau Appa mau, cari dia sekarang juga, karena dia sangat membutuhkan Appa," kata Changsub.
               
"Dia sudah lama mati! Tidak akan pernah aku mencari anak yang sudah membuat tingkat perusahaan hancur! Dia itu seorang pembunuh!" jawabnya.
               
"Aniyo! Dia tidak akan pernah mati! Dan dia juga bukan seorang pembunuh! Appa akan menyesal nantinya," ujarnya. Changsub pergi dari sana. Dia tidak mau terus memperdebatkan hal yang tidak penting.
               
Changsub tidak akan memberitahu di mana Minhyuk sekarang. Ayahnya masih saja menganggap Minhyuk lah yang membunuh Yerin. Semua orang masih saja menyalahkan kakaknya. Tidak ada kah yang peduli dan kasihan dengan kesehatan kakaknya?

~•••~

Setelah membaca dimohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang