RT 33

104 15 0
                                    

Gikwang memilih untuk pulang bersama dengan Minhyuk. Dia hanya takut terjadi sesuatu pada adiknya. Changsub mengatakan pada Gikwang bahwa dia mempunyai berita bahagia. Entahlah. Changsub hanya menyuruh Gikwang dan Minhyuk untuk pulang segera mungkin. Minhyuk sudah tidak memakai earphone lagi. Dia merasa earphone itu hanya membantunya sesaat. Kini, dia hanya mengencangkan volume suara musik di mobilnya untuk mengantisipasi.

"Ini lagu yang bagus. Kau tau dari mana?" tanya Gikwang. Minhyuk tersenyum kecil. Tentu semua lagu yang dia dengarkan berawal dari Yerin. Dia wanita yang sangat mencintai seni. Salah satunya musik.

"Yerin. Kau taukan dia suka sekali dengan musik. Dia bahkan sering mengabaikanku jika sedang asik dengan dunianya," jawabnya tertawa. Entah kenapa dia tertawa menceritakan hal seperti itu.

"Kau sangat merindukannya?" tanya Gikwang. Minhyuk tertunduk lemah. Siapa yang tidak merindukan kekasihnya sendiri? Minhyuk bahkan sampai gila hanya merindukan Yerin. Gikwang memecahkan suasana yang mulai hening ini dengan tertawa. Dia hanya ingin tertawa saja agar tidak ada keheningan yang menakutkan.

"Dia masih terus berada dalam pikiranku. Bahkan semakin dia terus berada dalam mimpiku. Tapi aku merasa aku semakin mendekat dalam mimpi itu. Awalnya jarak kami sangat jauh, tapi semakin hari, aku semakin dekat dengannya," ujar Minhyuk. Dia sendiri juga tidak mengerti apa maksud dari mimpi itu. Mungkinkah itu sinyal untuk Yerin agar dia mendatangi makamnya?

"Mimpi hanyalah bunga tidur. Jangan terlalu memikirkannya," balas Gikwang. Minhyuk tau itu, tapi dia memang merasa ada sesuatu di balik mimpi itu. Suara Yerin sedikit terdengar di telinganya.

Mereka sudah tiba di apartement. Gikwang baru saja akan menekan password, tapi Changsub sudah membukanya terlebih dahulu. Wajahnya begitu ceria sekali. Apa dia berhasil naik jabatan? Atau dia mendapatkan undian? Mereka tidak bisa hanya menebaknya saja.

"Masuklah. Kita akan berpesta malam ini," ujar Changsub tersenyum senang. Dia bahkan kembali tersenyum seperti seorang bayi. Sudah lama Changsub tidak tersenyum seperti itu.

"Ada apa ini?" tanya Gikwang tidak paham. Bukan hanya Gikwang, tapi juga dengan Minhyuk. Di meja makan sudah banyak sekali makanan yang tersedia. Tentu Changsub tidak membuatnya sendiri, pasti dia membelinya di luar.

"Kalian pasti akan terkejut mendengar berita ini," ujar Changsub.

Gikwang mulai penasaran dengan kejutan yang Changsub berikan. Dia bahkan terus memberikan teka-teki. Minhyuk hanya bisa tertawa melihat adiknya begitu senang sekali. Kalau adiknya senang, tentu dia juga merasa senang.

"Kita akan berangkat ke Amerika beberapa hari lagi. Aku sudah menemukan Dokter yang bisa membantu Minhyuk hyung," ujar Changsub. Gikwang tidak kuasa menahan rasa bahagianya mendengar berita besar dari Changsub. Minhyuk akan sembuh sebentar lagi. Mereka akan melihat Minhyuk tersenyum tanpa meminggul beban di tubuhnya.

"Jinjja? Kau sedang tidak bercanda, kan?" tanya Gikwang tidak percaya. Changsub menunjukkan 3 tiket pesawat yang sudah dia pesan. Gikwang benar-benar bahagia. Dia tidak bisa mengungkapkan rasa bahagianya.

"Kalian mau membawaku ke Amerika? Untuk apa? Aku baik-baik saja," ujar Minhyuk malah tampak bingung. Dia merasa mentalnya tidak sering kambuh lagi.

"Hyung, kau harus disembuhkan. Aku sudah mendapatkan Dokter yang terbaik di Amerika. Kau harus mau, huh?" pintanya. Minhyuk menatap Gikwang dan Changsub bergantian. Mereka pasti sangat ingin Minhyuk sembuh secara total. Apa dia bisa sembuh seperti yang diharapkan Changsub?

"Tidak ada salahnya mencoba Minhyuk-ah. Kita akan melakukan apapun untukmu," sambung Gikwang. Minhyuk mengangguk pelan.

"Lusa adalah hari kelahiran sekaligus kematiannya Yerin. Rencananya aku akan mendatangi makamnya. Bolehkan?" tanya Minhyuk.

"Apa kau yakin bisa ke tempat itu? Bagaimana kalau keluarganya Yerin juga datang di hari yang sama? Lebih baik kau datang satu hari sebelumnya saja," ujar Gikwang.

"Benar apa yang Gikwang hyung katakan. Keluarganya Yerin tidak akan mau melihatmu di peringatan kematian anaknya," sambung Changsub.

Minhyuk ingin mendatangi makamnya sebagai bentuk perayaan sekaligus peringatan. Yerin pasti menyuruhnya datang. Dia juga yakin keluarganya Yerin akan datang saat pagi hari, sedangkan Minhyuk mendatangi makamnya sore hari setelah pulang kerja.

"Kalau mereka datang di saat aku datang, aku akan menunggu mereka sampai pergi. Jebbal, aku sangat ingin pergi sebelum kita berangkat ke Amerika," ujar Minhyuk memohon dengan sangat keras. Mereka berdua tentu sangat berat mengizinkan Minhyuk untuk pergi seorang diri kesana. Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Tidak ada yang bisa menolong pastinya.

"Aku janji tidak akan memaksakan diriku. Kalau aku tidak bisa, aku akan segera pulang. Kalau aku tidak bisa menyetir, aku akan menelfon kalian. Jebbal," lanjutnya.

"Kau yakin?" tanya Gikwang. Minhyuk mengangguk dengan sangat yakin. Untuk kali ini saja, dia ingin datang sendiri ke makam Yerin. Minhyuk yakin, Yerin merindukannya.

"Baiklah. Jangan terlalu lama! Kalau sudah tiba segera beritahu aku atau Changsub," perintah Gikwang. Minhyuk tersenyum senang. Dia akan melihat Yerin untuk kedua kalinya. Yerin pasti akan senang dia datang dengan keadaan yang lebih baik.

~•••~

Setelah membaca dimohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang