RT 15

120 21 0
                                    

Hari itu benar-benar luar biasa bagi Hyerim. Semua hal seperti terjadi begitu saja. Bosnya ternyata tidak seperti apa yang dia pikirkan. Awalnya dia berpikir, Minhyuk adalah bos yang lebih buruk dari direktur Park, tapi ternyata dia salah. Semua yang Hyerim duga selama ini salah. Dua hari berlalu begitu cepat. Sejak pengakuan bosnya waktu rapat itu, dia jadi berpikir semua dugaannya selama ini salah besar. Minhyuk bukan orang yang sombong atau menganggap seseorang dengan tingkatan derajatnya. Dia memang mempunyai satu phobia aneh yang sampai sekarang tidak bisa dia pahami. Orang yang belum tau masalah itu mungkin akan beranggapan Minhyuk orang yang sombong karena selalu menolak ajakan makan dengan orang baru. Hyerim pun sempat menganggapnya seperti itu saat dia lebih memilih makan di dalam mobil.
                    
Semua pandangannya berubah saat Hyerim melihat Minhyuk yang sangat ketakutan. Dia bahkan bisa merasakan betapa takutnya Minhyuk saat itu. Memang tempat itu sangat ramai karena berdekatan dengan pasar, tapi Hyerim benar-benar tidak tau bosnya tidak bisa berada di tempat yang terlalu ramai. Tubuhnya bergetar dengan hebat, wajahnya memerah dan dia terus menahan sesuatu yang sepertinya memaksa memasuki telinganya. Ini bukan phobia biasa yang di alami banyak orang. Hyerim baru menemukan orang seperti Minhyuk. Mungkinkah dia pernah mengalami sesuatu hal yang besar? Entahlah. Hyerim tidak sepantasnya bertanya sejauh itu. Sudah cukup baginya mengetahui rahasia-rahasia mengejutkan dari Minhyuk.
                   
Semenjak itu mereka menjadi lebih dekat dan akrab. Hyerim juga mengatur jadwal bosnya dengan baik. Perusahaan mereka semakin berkembang walaupun banyak yang memutuskan kerjasama dengan perusahaan. Setiap jadwal mereka berakhir di waktu makan siang, Hyerim selalu memesan makanan untuk bosnya. Dia makan di luar dan Minhyuk di dalam mobil. Walaupun mereka dekat, tapi Minhyuk tidak bisa makan bersama dengan Hyerim.
                   
"Kau melihat reaksi mereka semua tadi? Bahkan mereka tercengang begitu aku menyanggah semua pembicaraan mereka," ujar Minhyuk terlihat bahagia. Dia memang benar-benar bahagia. Lagi-lagi dia bisa memenangkan setiap saham yang diperebutkan oleh perusahaan besar. Sebentar lagi perusahaannya akan menyamai perusahaannya di Jepang.
                   
"Sajangnim benar-benar luar biasa," balas Hyerim bertepuk tangan. Mereka tertawa bersama di dalam mobil.
                   
"Jangan memanggilku seformal itu. Jika tidak di kantor kau panggil saja aku sebagai teman. Sepertinya kau seumuran dengan Adikku," ujar Minhyuk.
                   
"Arraseo, Oppa?" ujarnya. Mulutnya mendadak kelu. Dia bahkan tidak biasa memanggil atasannya dengan sebutan 'Oppa'.
                   
"Akhirnya aku kembali mendengar seorang wanita memanggilku Oppa," balasnya tersenyum manis. Inilah perbedaan mereka di kantor dan di luar kantor. Mereka lebih terlihat teman jika di luar, tapi mereka akan kembali menjadi atasan dan bawahan jika berada di lingkungan kantor. Tentunya, mereka melakukan seperti itu agar tidak ada yang membuat gosip aneh.
                   
"Hyerim-ssi, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Minhyuk. Hyerim mengangguk.
                   
"Kau memiliki seorang kakak?" tanyanya. Hyerim mengerutkan keningnya. Apa bosnya sedang membicarakan masalah pribadinya?
                   
"Entahlah. Aku terlahir sebagai yatim piatu. Keluargaku meninggalkanku begitu saja," jawabnya tetap tersenyum. Minhyuk mengalihkan pandangannya ke depan. Dia mungkin tidak bermaksud membuat Hyerim teringat dengan orangtuanya atau keluarganya.
                   
"Mianhe, aku tidak bermaksud membuatmu sedih," ujarnya. Hyerim mengangguk. Dia tidak pernah teringat dengan orangtuanya. Sudah terlalu jauh untuk bersedih saat ini. Dia sudah menghabiskan waktunya sampai saat ini seorang diri. Tidak ada yang membantunya atau mendukungnya.
                   
"Gwenchanayo. Oppa, kau ingin makan siang? Ini waktunya untuk makan siang? Setelah itu kita ada rapat di kantor," ujarnya. Minhyuk berpikir sejenak.
                   
"Tidak usah. Kita makan di kantor saja," jawabnya. Hyerim mengangguk setuju. Mungkin bosnya masih teringat akan kejadian tempo hari. Dia juga tidak ingin mengungkit masalah itu.
                  
Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya pada bosnya. Jujur saja, semakin hari sikap bosnya semakin menyenangkan. Dia tidak secuek awal bertemu dan lebih banyak tersenyum. Terkadang Minhyuk bercerita tentang kehidupannya di Jepang, dan dia pun sering menceritakan sikap angkuh Direktur Park selama menggantikan Minhyuk. Hyerim bahkan terus mengumpat ketika membicarakan mantan bosnya itu.
                 
Mereka sudah tiba di kantor. Seperti biasa Minhyuk terlebih dahulu jalan di depan, sedangkan Hyerim mengikuti dari belakang. Sikap mereka berubah seratus delapan puluh derajat. Minhyuk pun seperti tidak peduli dengan sekertarisnya itu.
                 
Semua karyawan sudah menunggu di ruang rapat. Minhyuk akan memberikan pengarahan pada semua karyawannya. Hyerim sudah menyiapkan semua bahan-bahan untuk rapat nanti. Bosnya sangat gigih sekali. Mereka bahkan belum istirahat untuk makan siang. Untung saja Hyerim tidak mempunyai penyakit lambung, kalau tidak dia bisa-bisa jatuh sakit karena menuruti sistem kerja bosnya.
                  
"Annyeonghaseo, maaf saya terlambat," ujarnya menduduki kursi di tengah. Hyerim duduk di sisi kiri Minhyuk. Sebelahnya kebetulan sekali Hayoung dan di depannya ada direktur Park.
                  
"Kalian dari mana saja? Bahkan kami semua hampir mengira tidak jadi rapat," bisik Hayoung.
                  
"Tentu saja kami sedang rapat. Kau tidak tau bagaimana penuhnya jalanan siang hari," jawab Hyerim balas berbisik.
                  
"Di mohon jangan ada yang membicarakan hal yang tidak penting saat rapat," tegur Minhyuk. Hyerim memejamkan matanya sesaat. Ternyata pendengaran bosnya sangat tajam. Mereka bahkan sudah berbisik untuk menghindari pendengaran bosnya. Ini semua karena Hayoung. Setelah ini dia pasti akan memarahiku di ruangannya.
                   
Hyerim mendengarkan setiap ucapan yang Minhyuk keluarkan. Semuanya tampak fokus mendengarkan Minhyuk berbicara. Suaranya sangat lantang sekali. Dia benar-benar pria idaman para wanita korea.
                   
"Sajangnim, bagaimana kalau kita semua mengadakan makan bersama dengan seluruh karyawan untuk merayakan keberhasilan perusahaan? Mereka semua pasti sangat senang dan bertambah semangat untuk bekerja lebih giat lagi," ujar salah seorang karyawan.
                   
Minhyuk terdiam cukup lama. Hyerim juga sama dengan Minhyuk. Seharusnya karyawannya tidak mengusulkan hal semacam itu untuk merayakan keberhasilan perusahaan. Masih banyak cara lainnya. Apa dia harus bertindak sebagai sekertaris yang melindungi bosnya? Minhyuk bahkan tidak mengedipkan matanya di depan. Mungkin dia sedang mencari alasan untuk menolak secara halus.
                   
"Apa hal seperti itu bisa membuat semua karyawan bekerja lebih giat lagi?" tanya Minhyuk.
                   
"Tentu saja. Mereka akan merasa puas dengan kerja keras selama ini. Bukankah perusahaan kita belum pernah mengadakan makan bersama dengan Sajangnim? Kita bisa berpesta bersama dengan dua kesuksesan sekaligus. Menyambut Sajangnim di perusahaan ini dan keberhasilan perusahaan," jelasnya.
                    
Minhyuk menatap semua orang yang ada di sini. Sampai saat dia melihat Hyerim lebih lama. Minhyuk sebenarnya ingin meminta saran Hyerim, tapi ia ragu mengingat bukan hanya mereka berdua di ruangan ini.
                 
"Arraseo. Kita akan berpesta bersama," jawabnya tersenyum kaku. Hyerim mengangkat kepalanya. Dia bahkan merasa tidak setuju dengan ucapan Minhyuk. Karyawan di sini sangat banyak, dan mereka semua orang-orang baru bagi Minhyuk. Bagaimana kalau dia kembali kambuh seperti waktu itu? Hyerim ingin menentang persetujuan Minhyuk, namun dia mengangguk ke arahnya dengan pelan.
                 
"Jinjjayo?" Hyerim bertanya dalam hati.

~•••~

Setelah membaca di mohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang