Akan kuperkenalkan kalian dengan diriku. Namaku Gina Anastasya. Cewek kelahiran Bandung, 1995 ini kini bersekolah di SMA Garuda Indonesia. Aku cewek biasa saja. Manis, karena lesung pipi yang kupunya. Aku juga memiliki rambut panjang bergelombang dan kulit kuning langsat.
Aku adalah satu dari banyaknya penyuka seni di dunia. Salah satu cewek dengan dunia virtualku sendiri. Kala teman-temanku bercerita tentang EXO, BTS, dan BigBang, aku akan bercerita tentang Vincent Van Gogh, Monalisa, dan Leonardo Davinci.
Aku adalah seseorang yang akan berkilat matanya ketika kau tanya tentang Diego Rivera. Aku adalah gadis yang akan bercerita dengan menggebu-gebu jika kau sebut nama Pablo Picasso. Dan aku adalah Gina Anastasya yang akan menjadi orang paling bersemangat di dunia kala nama Michael Angelo muncul di buku pelajaran Seni Budaya.
Aku adalah orang seperti itu. Abstrak. Sama seperti seni—kata orang seni itu abstrak. Aku akan lebih memilih memandangi kanvas putih dengan palet berisi cat berwarna-warni daripada buku pelajaran Matematika BAB kalkulus-ku pagi ini.
Membosankan.
Ya, aku adalah orang seperti itu.
***
Akan kuperkenalkan diriku pada kalian semua. Kata orang, belajar itu dibawa asik saja. Tapi, untukku, akan kupatahkan kalimat itu. Aku adalah orang yang cukup serius. Tidak pernah main-main dalam hal belajar. Aku bukan si pintar Sir Isaac Newton, atau si jenius Albert Einstein. Aku hanya Reza Angkasa, lelaki 18 tahun penyuka Matematika.
Kata teman-temanku, aku kaku. Terlalu berambisi dan tertutup. Padahal, aku tidak membatasi dinding sosial dengan dunia luar. Aku masih berteman dengan banyak orang. Sering hang-out, main futsal, dan berpacaran.
Aku lelaki normal yang masih dalam fase menuju dewasa.
Bagiku, mengacak-acak rumus ciptaan 2 ilmuwan itu lebih mengasyikkan daripada mendengarkan sejarah lukisan Monalisa tercipta.
Aku bukan orang seperti itu.
Aku akan lebih memilih membaca beratus-ratus buku berisi rumus daripada mengikuti pelajaran melukis pagi ini.
Membosankan.
***
Mereka adalah ciptaan-Nya dengan sifat saling bertolak belakang. Si cewek, dengan otak kanan yang bekerja lebih daripada otak kirinya, memiliki dunianya sendiri.
Gina memang cewek menarik dengan paras yang manis. Dia juga tidak bodoh dalam hal akademik. Hanya saja, ia tidak terlalu perduli. Dia hanya akan peduli ketika pelajaran Seni berlangsung di SMA Garuda Indonesia.
Gina adalah orang seperti itu. Membentuk jagat rayanya sendiri melalui kreativitas dan gerak tangannya di atas kanvas putih.
Tidak ada yang bisa menggantikan indahnya karya seni bagi Gina Anastasya.
Ada lagi cowok yang duduk di belakang gadis itu. Namanya Reza Angkasa. Dia pintar, memang benar. Dia selalu memenuhi ruang guru dengan namanya. Atau dengan piala kemenangannya ketika mengikuti OSN Matematika atau IPA. Reza bisa dibilang memiliki semua hal yang diinginkan anak lelaki seusianya.
Kepintaran? Tidak usah ditanya lagi. Ketampanan? Reza sangat tampan dengan rahang kokoh dan hidung mancungnya. Memiliki banyak teman? Pacar? Reza punya semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni
Short Story[BLURB] Saya pernah mendengar ungkapan bahwa 'sempurna' itu hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Tapi kali ini, untukmu, saya mematahkan ungkapan itu. Kamu sempurna, dengan dirimu, bahasamu, sikapmu, dan sifatmu. Kamu adalah rahasia kecil yang tersimpa...