Kumcer 24 - Jatuh Cinta

77 12 26
                                    

Jatuh cinta?

Apa itu?

Sudah lama sekali sejak terakhir kali saya merasakan gejolak rasa dalam relung jiwa.

Sepi?

Ya. Saya tidak akan berdusta. Mencoba melakukan segala hal yang mungkin menjadi teman saat senja.

Benci?

Tidak. Nyatanya, jatuh cinta hanyalah sebuah kamuflase segala rasa dalam dada, dan nafsu yang membabi-buta.

Saya tidak pernah percaya akan adanya cinta. Hanya omong kosong belaka. Bualan orang manja yang berkecamuk dalam asa.

Hingga pria itu datang. Merengkuh tubuh kecil nan sesak ini dalam dekapan hangat kulitnya.

Selagi menatap biru laut netranya, ia membisikkan kata-kata konyol yang menjelma menjadi untaian prosa indah bermakna.

"Tidakkah dingin sekali udara malam ini, Anna?" tanyanya.

"Tidak, Al."

"Jangan berdusta." Lengan kekarnya memutar tubuh ini hingga terbawa arus memabukkannya. Pandangannya tegas, menatap hingga batas mata berkelana. Memusat menjadi satu dengan suasana.

Rambutnya berantakan, menggelitik cuping telinga. Bisa saya ingat dengan jelas aromanya. Candu bagai ganja.

Bibirnya menjelajah hingga batas terdalam yang dicapainya. Memainkan lidah, dan menyapu bersih langit-langit sumber suara. Tak bisa kubayangkan bagaimana nikmatnya rasa. Bercumbu dengannya.

"Anna, apa itu cinta?" tatapannya dalam, bak elang di cakrawala.

"Kalut dalam kabut, terang dalam senang, detak dalam detik, bibir dalam darah berdesir, dan kamu dengan saya. Kita."

Pria itu... datang dari negeri paling jauh, sejauh Narnia. Menjelajahi waktu, bertemu dengan semu, dan memikat dengan cakap. Padanya, saya curahkan semua rasa keluh, kesah, dan gundah.

Mencinta, ternyata tak selamanya berakhir fana.

***

TAMAT
Kumcer 24 - Jatuh Cinta

HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang