Part 8

92 11 0
                                    

"Kadang cara Cinta membuatmu menangis pun terdengar konyol"


AlsiaDipungkoro : Ertus, besok aku lomba cipta puisi

BataErtus18 : Wihh... Keren... Pantesan selama ini jago ngegombal

AlsiaDipungkoro : Suka kan aku gombalin?

BataErtus18 : Suka. Kpan kamu latian kok udah lomba aja

AlsiaDipungkoro : Kamu nya aja yang gk tau. Aku latian terus kok

BataErtus18 : Bagus deh.. Lombanya tuh yang di adakan di sekolah itu ya?

AlsiaDipungkoro : Iya

BataErtus18 : Semangat ya sayang... Semoga menang

AlsiaDipungkoro : Mkasih Ertus

BataErtus18 : Kok gak sayang? :'(

AlsiaDipungkoro : Iya makasih sayang :)

***

Di pagi yang ramai dengan ribuan orang berhamburan tak seperti biasanya namun dengan sejuk angin yang masih sama

Aku berjalan memperhatikan langkahku dengan hati yang ragu. Rasanya ingin aku menang lalu memberikan kemenanganku pada keluargaku.

Ingin rasanya melihat Ertus bangga melihatku

Aku akan memenangkannya. Itu harus!!

Ku tulis berulang kali puisi dengan tema yang ditentukan acara. Ku baca lagi puisi yang kutulis lalu ku robek kembali. Seperti itu berulang kali

Hingga guru memintaku untuk ke ruang lomba. Jantungku berdetak kencang. Wajahku putih pucat. Badanku seakan dingin seketika. Ragaku lemas tak bertenanga.
Kumasuki ruang lomba yang sudah ramai peserta. Juri memberikan kata pengantar lalu memberi waktu kita untuk memulai lomba

2 jam waktu yang lama. Aku duduk di dekat jendela. Melihat keluar untuk mencari inspirasi. Terus berdatangan teman-teman menyemangatiku

"Sia... wah semangat ya" ucap Jaka yang muncul dari jendela

"Menangin Sia. Jangan kalah" timpal Reza

Aku hanya mengangguk tersenyum.

Dimana Ertus? Teman-teman datang menyemangatiku. Kenapa dia tidak?

Aku menggeleng kepalaku cepat. Aku berusaha fokus pada lomba ini. Walaupun bayang Ertus selalu menghantui pikiranku

2 jam berlalu...

Aku berjalan keluar dari ruang lomba.

Kumasuki sebuah ruang yang kosong dan cukup gelap. Kutangkupkan tanganku dan berdoa disana untuk mencari sebuah ketenangan. Ku buka mataku ketika semua doa ku telah kupanjatkan. Namun kutemukan Dito disana

"Ciee doa... Rajinnya" ejek Dito

"Diem lah. Jangan kasih tau siapa-siapa"

"Ertus mana? Kok aku gak liat dia"

"Gak tau!"

"Judes bener sih"

"Ya aku jengkel. Dia kemana sih? Orang-orang datang ke ruang lomba untuk nyemangatin aku. Dia? Dia kemana? Bukannya nyemangatin pacarnya juga" ucapku meluapkan segalanya

"Udah jangan dipikir. Mungkin dia ada keperluan"

Aku meninggalkannya pergi lalu berjalan keluar. Kutemukan sosok Ertus duduk didekat siswa-siswa yang sibuk berjualan

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang