"Kamu boleh mengingat bahwa Cinta membuatmu menangis. Tapi jangan lupa mengingat bahwa Cinta sempat membuatmu bahagia"
Kini pagiku mendung. Menggambarkan pikiran dan suasana hatiku. Angin kencang seakan meniupku mengikuti arah angin kan menuju.
Dingin banget. Coba tadi aku ikutin kata-kata mama untuk bawa jaket
Hingga aku sampai di depan gerbang sekolahku. Ku tatap nanar gerbang yang tinggi
Kumasuki jalan yang mulai sepi. Tiba-tiba tubuhku merasakan sebuah kehangatan karna sebuah jaket terbalut di tubuhku. Ku menoleh untuk mencari siapa yang melakukannya. Ertus
Namun hatiku masih terasa sakit mengingat semua yang dia lakukan kemarin.
Tanpa menyemangatiku sekalipunKulepas jaketnya dan kuberikan lagi padanya
"Terima kasih"
Ia memakaikan kembali jaket itu padaku
"Pakai"
Air mata yang sempat ku bendung namun keluar juga. Aku menutup mulutku berusaha agar isakan tangis itu tak terdengar oleh Ertus
"Si... kamu nangis?"
Aku menghapus air mataku. Mendongakkan kepalaku memberanikan diri menatapnya.
"Siapa kamu? Peduli?"
"Si kamu kenapa? Aku pacar kamu. Jelas aku peduli" ucap Ertus lembut
"Pacar? Pacar mana yang gak dateng saat pacarnya sendiri butuh penyemangat. Ertus dengerin aku, aku gak minta yang berlebihan. Aku cuman pengen kamu datang semangatin aku. Dan menjadi salah satu saksi kemenanganku. Aku pengen kamu liat aku bawa piala itu. Tapi kamu kemana?"
"Aku liat kamu bawa piala kok. Fotonya kamu upload kan" ucap Ertus berusaha menenangkanku
"Terserah"
Sekali lagi dia mampu membuat hatiku hancur
Aku berlalu pergi meninggalkannya.
Kenapa pagi sekali dia sudah mampu membuatku menangis
***
Bel istirahat yang ditunggu pun datang. Banyak anak yang sibuk membereskan buku-buku maupun anak yang sudah kabur ke kantin
"Si kantin yuk" ajak Zia
"Lagi gak laper. Kalian aja"
"Kenapa? Lagi berantem sama pangeran?" tanya Esti
"Gigit juga ntar kepalamu. Diem dikit napa" geram Sia
"Aelah... Baru pacaran berapa minggu. Udah berantem aja"
"Pergi gak? Ku gigit beneran kepalamu"
"Iya tuan putri, kita permisi dulu ya"
Esti menarik tangan Zia dan berlalu pergi ke kantin
Tak lama datang dihadapanku seseorang laki-laki menyodorkan sebuah bingkisan. Malik.
"Si... Ini titipan untuk kamu"
"Dari siapa?"
"Taulah dari sapa. Yaudah aku balik ya. Cuman nganter itu doang"
Kubuka bingkisan itu. Sebuah nasi uduk. Dan surat
Dia ngapain lagi ngirim beginian
Kubuka surat itu dan membacanya
Si... maafin aku
Aku gak akan ngulangin
Maaf yang nganter bukan aku
Aku nanti datang kalok kamu udah maafin aku
Dimakan ya nasi uduknya
Aku gak mau kamu sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
as White as Clouds
Teen FictionAku baru mengenal cinta. Dan aku langsung terpukau dengan keajaibannya -Alsia Santana Dipungkoro Aku berteman dengan banyak cinta. Namun cinta sejati yang mengajarkanku sebuah arti kehidupan -Bataertus Zinua Gatarano Mohon dibaca :v Akan kubuat te...