Part 29

70 6 0
                                    

"Karena selalu ada rindu dibalik jarak"

Sia dan Ustine berjalan membawa tumpukan buku untuk mengembalikannya ke Perpustakaan, langkahnya terhenti ketika dihadapannya berdiri tegak gadis pembawa masalah, Lily

"Bentar lagi ada pertandingan badminton antar kelas" buka suara Lily

"Terus?" tanya Sia

"Gue tantang lo untuk bertanding dengan gue dalam pertandingan itu"

"Gue gak mau" jawab Sia malas

"Oke. Emang sedari awal gue sadar mental lo pengecut" ucap Lily menekan kata terakhir

Sia menengok ke arah Ustine meminta jawaban

"Terserah lo" jawab Ustine

Sia membuang muka malas, ia paling benci dengan kata terserah yang tak pernah memberi jawaban yang jelas. Iya atau tidak

"Lo kurang kerjaan banget sih. Untuk apa lo sampe berbuat kayak gini?" tanya Sia

"Untuk ngerebut Ertus dari lo" jawab Lily

"Maksudnya?"

"Ya kan kalok Ertus liat gue lebih jago dan lebih pinter dari lo, sapa tau dia berpaling"

"Ertus gak mungkin begitu!" tegas Sia

"Naif banget. Hati manusia bisa berubah. Jangan pikir orang yang selama ini lo bangga-banggain dan lo yakinin dia orang yang paling setia bisa menjaga terus hatinya untuk lo"

Sia terbungkam. Hatinya rasanya kesakitan

"Intinya, lo mau apa enggak?" tanya Lily kembali menatap Sia tajam

"Oke! aku mau!"

"Bagus. Yang menang mendapatkan cinta Ertus"

"Kenapa Ertus jadi korbannya" ucap Sia tak terima

"Karna Ertus adalah hadiah terindahnya. Kalo lo pengen dapet Ertus gampang aja, lo tinggal menangin tuh lomba"

"Aku bakal ngalahin Lily"

"Gue gak yakin, baru babak penyisihan udah tersingkir"

"Gak akan!" tegas Sia dengan mantap

"Oke gue tunggu lo. Jangan kecewain gue" balas Lily meremehkan

Lily melangkahkan kakinya melewati Sia. Sia menatap punggung Lily yang menjauh

Sia berjalan dengan Ustine memasuki perpustakaan dan mengembalikan tumpukan buku cetak

"Emang kapan lomba nya?" tanya Sia pada Ustine sambil menaruh buku

"Lusa" jawab Ustine singkat

"Hah?!?! Seriusan?!!!" teriak Sia menoleh cepat pada Ustine

Ustine mengangguk pasti tanpa dosa

"Hey suaranya itu. Lagi diperpustakaan" nyaring suara penjaga perpustakaan dari tempat duduknya

"Iya bu maaf" jawab Sia

"Kenceng bener njir suara lo"

"Kaget lah. Lo kok gak bilang sih kalok lusa lombanya" kesal Sia sambil berjalan kembali ke kelas

"Lo gak nanya"

"Gue tadi minta jawaban ke lo, lo cuman jawab terserah. Sialan bener"

Ustine tampak tak mempedulikan Sia yang kebingungan

"Aduh mampus gue. Gimana nih tin" bingung Sia merengek pada Ustine

Ustine hanya mengindikkan bahunya tanda tidak tau

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang