Part 23

61 12 0
                                    

"Maaf. Aku masih mencintai pria brengsek itu. Kamu, tolong jangan menyukaiku. Aku tak mau dirimu terluka"

Pagi menyapa. Dingin angin pagi perlahan menyentuh kulit dan merasuk hingga tulang. Sia berjalan melewati lorong kelas yang panjang mencari Dana. Hingga sampailah ia di kelas MIA 3 mencari keberadaan Dana

"Maaf, Dana nya ada?" tanya Sia pada anak-anak yang sedang mengobrol

"Hei Si. Ada apa? Kok nyariin?" muncul Dana dari gerombolan orang

"Aku mau jawab pertanyaan kamu. Tapi jangan disini"

"Kenapa?"

"Jangan disini ya... Cari tempat lain" pinta Sia

"Yaudah"

Dana mengikuti jalan Sia yang berjalan menuju belakang sekolah di bawah pohon yang rindang
Entah angin apa yang membawanya, pikirannya melayang ketika Ertus memberinya sebuah sapu tangan yang diikat di pohon itu

Lupakan Sia, itu masa lalu. Sekarang Dana ada dihadapanmu. Jangan pernah memikirkannya lagi

"Dana aku...."

"Siaa!!" panggil seorang wanita cantik. Ama

"Lo ganggu sih Ma" kesal Dana

"Sstt diem lo. Gue mau ngomong sama Sia bentar"

"Apaan Ma?"

"Ikut gue bentar" jawab Ama menarik tangan Sia

Mereka berjalan agak menjauh dari Dana agar Dana tak menguping

"Lo mau jawab apaan ke Dana?" tanya Ama

"Kok lo tau?" tanya Sia

"Gue tau semua tentang lo dan Ertus. Sekarang jawab gue, lo mau jawab apaan?"

"Gue mau jadi pacar Dana" jawab Sia

"Gue akan menunjukkan sesuatu ke lo istirahat nanti. Sesuatu yang mungkin akan merubah pilihan lo"

"Maaf Ma. Keputusanku udah bulat. Dana memang yang terbaik untukku"

"Gue gak maksa lo. Gue gak mau lo nyesel. Kalo lo percaya sama gue, istirahat pertama nanti lo ke aula sekolah" jawab Ama berlalu pergi

Sia menatap punggung Ama yang menjauh. Dana menghampirinya dan memecah lamunannya

"Gimana Si jawabannya?" tanya Dana

Sia terdiam tampak menimbang-nimbang sesuatu

"Dana.. maaf aku gak bisa nerima kamu. Sekali lagi maaf"

Tampak wajah Dana kecewa namun tak lama ia tersenyum

"Gak papa Si. Itu pilihan lo. Gue dari awal udah nyiapin mental untuk nerima semua jawaban lo"

Sia menatap Dana diam

"Makasih Dan"

"Iya"

Dana berlalu pergi meninggalkan Sia sendirian dengan kekecewaan yang dalam

Ama, gue harap lo gak buat gue nyesel sama pilihan gue

***

Sia terus memikirkan ucapan Ama yang tak pernah lepas jauh dari otaknya

"Sia.." panggil Pak Bekti

"Jelaskan apa perbedaan sejarah dan bersejarah" tanya Pak Bekti

Ahh mampus... apaan lagi gak dengerin aku tadi

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang