Part 24

76 11 1
                                    

"Aku hanya bisa menyaksikanmu bahagia bersama yang lain. Seakan-akan aku turut senang. Namun tidak dengan hatiku, ia merengek tak terima"

Sia berdiri menatap hujan yang tak henti untuk menjatuhkan diri ke bumi
Sia keluar dari kamarnya berjalan menuju ke luar rumah
Mama yang melihatnya bertanya-tanya

"Dek mau kemana?" tanya Mama Chata

"Mau hujan-hujanan" jawab Sia

"Udah gedek juga masih aja main ujan-ujanan"

"Sesekali ma... Boleh ya plis" pintanya memohon

"Enggak"

"Ish besok kan libur lho ma"

"Yaudah terserah kalok sakit mama gak mau ngurusin"

"Hehe makasih mama" ucap Sia berlari keluar

Ini yang selalu disenangi dari hujan. Dia mengguyur  tubuh manusia dengan airnya. Mengangkat segala masalah untuk ditumpah pada bumi. Dan tinggal Sia, dengan kebahagiannya sendiri

Sia menatap langit merasakan dengan hati-hati setiap rintikan hujan yang mengenai wajahnya

Di tutup matanya, bayang Ertus hadir

Mungkin akan menyenangkan

Kemudian Sia berlari menyusuri jalanan yang sepi dengan guyuran hujan yang amat deras. Tak henti senyum diwajahnya terukir

Sia berdiri didepan rumah kekasihnya yang sempat terlepas dan kembali lagi kemarin. Ya tepat kemarin

"Ertus!! Ini aku!! Keluar dong" teriak Sia di depan gerbang rumah Ertus

Namun yang datang malah seorang paruh baya yang tak lain adalah satpam sembari membawa payung

"Waduh non ini hujan loh. Entar sakit. Ini bawa payung saya" tawarnya

"Bapak disuruh Ertus ya ngasih payung ini?" tanya Sia curiga

Satpam itu langsung terbungkam gelagapan mencari jawaban

"Aku gak bakal nerima payung ini kalok bukan Ertus sendiri yang ngasih!!" ucapnya dengan nada tinggi biar Ertus mendengar

Entah Ertus mendengar atau tidak karna nyatanya suara deras hujan tak kalah hebatnya. Namun sepertinya Ertus tau, Sia tersenyum ketika sosok Ertus hadir dengan membawa payung. Terlihat sekali wajahnya kesal dengan kehadiran Sia

Dibukanya perlahan gerbang rumahnya. Ertus memayungi Sia

"Tidak bisakah kamu selalu begini tanpa harus melalui perantara seorang satpam?" tanya Sia menatap lekat mata Ertus

"Tidak bisakah kamu bertidak dewasa?" tanyanya dingin

"Aku hanya rindu" jawab Sia

"Aku tau, tapi kita besok ketemu. Jangan lebay" jawabnya kesal

Sia menyenggol payung dengan sengaja hingga payung itu terjatuh

"Kita main hujan-hujanan ya" ajak Sia

"Jangan becanda. Entar kamu sakit, Si"

"Ertus sini. Aku mau ngomong" ucap Sia

Ertus menurut. Badannya agak d bungkukkan hingga tingginya setara dengan Sia
Sia langsung menyium kening Ertus

"Aku mencintaimu" ucap Sia pelan

Ertus terdiam. Tiba-tiba senyum itu terlukis di wajahnya
Ertus meraih tubuh  Sia dan memeluknya.

"Dasar bodoh. Bisa-bisanya aku begitu mencintaimu" ucapnya diantara rintikan hujan

Ertus memeluk Sia sangat lama. Dihujani ribuan rintikan air yang membasahi mereka

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang