Part 26

69 8 0
                                    

"Beritau aku kapan bintang akan turun. Aku akan menunggunya. Beritau aku dimana bintang jatuh. Aku akan mencarinya"

Sia turun dari mobil pribadi Keluarga Avetepa. Ia memandang takjub bangunan tinggi nan luas dihadapannya

Udah kayak istana di dongeng aja

Sia memasuki rumah megah itu, ditemukannya beberapa pelayan yang sudah berdiri seolah sudah menanti dari tadi ingin menyambut Sia

"Silahkan non sebelah sini" ucap pelayan itu ramah

Sia mengangguk

Sia berjalan dikawal satu pelayan itu menuju sebuah ruangan. Ditemukannya disana seseorang dibalik kursi

"Non Ama, ini tamu nya sudah datang" ucap pelayan yang tadi bersama Sia

Ama memutar kursi berodanya itu. Ama duduk manis sambil memegang cangkir

"Masuk Si" pinta Ama

Dilangkahkannya kaki Sia perlahan. Matanya melihat-lihat banyak foto-foto berdua Ama dengan Ertus
Sia hanya menunduk menahan cemburu yang bergejolak dihatinya

"Lo jangan cemburu. Itu bukan gue" ucap Ama yang melihat tingkah Sia

Sia membelalakkan matanya bulat. Ia sungguh kaget dengan pernyataan tersebut

"Maksudmu? Bukan kamu? Jadi itu siapa?" tanya Sia

"Dia kakak kembar gue, Ima. Mantan pacar Ertus"

Sia terdiam seraya duduk di pinggir ranjang sambil menyimak ucapan Ama

"Ertus pernah cerita ke lo tentang pacarnya yang meninggal?" tanya Ama pada Sia

Sia mengangguk

"Pacarnya adalah Ima Avetepa. Kakak kembar gue. Dia meninggal karna kecelakaan" jelas Ama

Sia terdiam. Sebenarnya dia agak terkejut, tapi itu ia sembunyikan dan kembali menyimak cerita Ama

"Ima meninggal tepat di hari ulang tahun Ertus" senyum miris Ama

"Saat itu, Ima gak fokus nyetir mobilnya nyari kado untuk Ertus. Tanpa sadar, terjadilah kecelakaan yang menelan nyawa seorang gadis"

"Turut berduka cita, Ma" ucap tulus Sia

Ama mengangguk dan tersenyum. Ama berdiri dari tempatnya duduk dan melihat foto kakaknya itu

"Keluarga gue sama Ertus jodohin gue sama Ertus. Ya ini bagian dari rencana bisnis mereka. Awalnya mereka jodohin Ertus dengan Ima, karna Ima sudah tiada makanya sekarang dijodohkan sama gue" ucap Ama terdiam sebentar

"Setelah gue tau yang dicintai Ertus itu adalah elo. Gue mundur. Bukan karna gue pengen liat lo sama Ertus. Bukan! Gue gak sebaik itu. Ada alasan lain yang lebih kuat"

"Apa Ma?" tanya Sia

"Gue gak mau Ertus melihat gue sebagai Ima karna wajah gue mirip dengan Ima. Gue gak mau Ertus terus-terusan berjalan dalam lingkaran masa lalunya. Gue butuh dicintai, bukan sebagai Ima. Tapi sebagai diri gue sendiri" ucap Ama dengan air mata menetes

Sia berdiri dan menghampiri Ama. Di ambilnya tangan Ama. Ama membalikkan badannya menatap mata Sia.

"Dengan kata lain, Lo wanita baik Ma. Bahkan sangat baik. Lo mikirin tentang diri lo kedepannya, dan juga lo mikirin tentang kehidupan Ertus yang tidak membiarkannya hidup dalam masa lalunya" ucap Sia tersenyum

Dengan tak sengaja, air mata Ama mengalir lebih deras. Namun hatinya menemukan kelegaan. Dipeluknya Sia detik itu juga

"Thank you"

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang