Part 30

66 5 0
                                    

"Ada waktunya kamu tak dapat mewujudkan mimpimu atau ada kalanya semua pikiranmu tak sesuai kehidupan nyatamu"

Derap langkah yang gontai melewati belasan kelas yang ramai. Semua mata tertuju pada gadis yang berjalan sendirian
Gadis itu duduk di bangkunya dengan tangan memangku wajahnya

"Gila itu wajah kenapa? Rambut berantakan, wajah kucel, mata sayu, seragam gak rapi. Lo udah bosen hidup?" tanya Esti

"Kalok lo bener-bener udah bosen idup, lo jangan gentayangin gue ya" ucap Zia

Sia mendesis kesal mendengar ucapan sahabat-sahabatnya itu

"Aku kurang tidur gara-gara latian badminton"

"Lo latian sama sapa?" tanya Zia

"Sendiri lah"

"Uluh-uluh sejak kapan lo suka olahraga?" tanya Esti

"Sejak di tantang sama Lily"

"Lo terlalu maksain diri lo. Lo bisa sakit"

"Diem ah" jawab Sia duduk dengan malas dikursinya

Ertus melewati kelas Sia, dengan tiba-tiba Vian teriak dari dalam kelas

"Ertus! Pacar lo udah bosen idup!" teriak Vian dengan suara lantang nan beratnya itu

Semua mata menatap Vian, tak terkecuali Sia memicingkan matanya dengan tajam

Namun setelah itu Sia menunjukkan jempolnya pada Vian

Peka juga kau nak Vian

Vian tersenyum dan memberi jempol balik pada Sia

Dengan langkah dipercepat Ertus menghampiri Sia diikuti Iqbal dan Malik

"Lo sakit?" tanya Ertus dengan wajah datarnya

"Enggak kok Er" elak Sia namun memasang wajah sakit agar melihat perhatian kekasihnya itu

"Bener?" tanya Ertus meyakinkan

"Iya, gak sakit kok" ucap Sia melemah menunjukkan sakitnya itu

"Oh.. Yodah gue cabut dulu"

Semua yang mendengarnya terkejut dengan pernyataan Ertus

Hah? Gitu doang?

"Gue lupa Si kalok lo pacaran sama batu" ucap Vian bersalah

Sia mengkertakkan giginya kesal

"Ertus nih gak peka atau gimana sih! Ertus gak liat nih, mataku, wajahku udah kayak orang setengah nyawa!" ucap Sia meluapkan segalanya

"Tadi lo bilang gak kenapa-kenapa" jawab Ertus bingung

"Ya bukan berati emang gak apa-apa!"

"Yodah gue tanya lagi, lo sakit?"

"Gak!" ucap Sia memalingkan wajahnya dari Ertus

"Marah??" tanya Ertus

"Ntah"

Ertus membungkukkan badannya menyetarakan dengan Sia yang terduduk. Tangannya menjulur memegang dagu Sia dan mengarahkan untuk menghadapnya.
Mata mereka saling bertemu

"Si, jangan main kode-kodean. Gue gak ngerti. Lo omong aja apa adanya ke gue"

"Gengsi Ertus kalok ngomong apa adanya!" jawab Sia masih kesal

"Gue pacar lo, Sia" tekan Ertus tulus

Tatapan Ertus yang tajam dan begitu dekat membuatnya berjuta-juta kali lipat jatuh cinta pada laki-laki itu

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang