"Aku mencintaimu, Bataertus Zinua Gatarano"
Kring kring kringg...
"Ertus bodoh! shooting!" teriak Malik
"Bego emang Ertus" ejek Iqbal fokus ke layar tv
"Diem oy. Gol ntar. Santai aja napa"
Kring kring kring...
"Woy ada telpon" ucap Malik melihat layar ponsel Ertus
"Sapa?" tanya Ertus sibuk memainkan stik ps nya
"Entah. Gak ada nama"
"Yodah biarin aja" jawab Ertus
"Nah nah... nahh!! Gollllllllll!!!!!!" teriak Iqbal kegirangan
Ertus membanting stik nya kesal
"Sesuai perjanjian. Lo traktir gue besok" ucap Iqbal memegang pundak Ertus
"Iya iya" jawab Ertus
Kringg Kring kringg...
"Ertus! ponsel lu dari tadi gak bisa diem" teriak Malik
Ertus menyabet ponselnya, dilihatnya layar ponsel itu, nomor tak dikenal
Gara-gara nih orang gue kalah
"Halo?! siapa?" ketus Ertus
"Ini gue Zia, Er. Gue pake ponsel Marsel untuk nelpon lo" jawab Zia dari seberang sana
"Lu pacarnya Marsel?" tanya Ertus
Iqbal dan Malik mendekatkan telinganya ke ponsel Ertus. Ertus menatap sahabat-sahabatnya dan menghidupkan loudspeaker
"Serius dikit, Er. Sia masuk rumah sakit! Pas latian tiba-tiba dia meringis kesakitan di bagian kaki" ucap Zia tegas
Terjadi keheningan beberapa saat
"Lo dimana?" tanya Ertus dingin dan terkesan seram
"Rumah sakit Amanah"
Ertus langsung mematikan ponselnya dan mengambil tas menuju tempat gadisnya terbaring
"Er gue ikut" pinta Malik
"Gak. Gue mau bawa motor" balas Ertus
"Kenapa gak naik naik mobil aja" rengek Malik
"Jalanan macet"
"Elah.. paling Sia kakinya sakit doang, dia gak sekarat gak" ucap santai Iqbal
Ertus memicingkan matanya ke arah Iqbal, seketika ia berlari menarik kerah baju Iqbal
"Maksud lo apaan hah?! Jaga omongan lo!!" marah Ertus
"Lo sekarang yang lebay! Dikit-dikit Sia, dikit-dikit Sia. Capek gue liatnya"
"Emang gue pernah minta lo untuk ngeliatin?!" geram Ertus menjadi-jadi
Malik berupaya meleraikan keduanya. Ia tak ingin Ertus marah, semua akan tau akibatnya jika Ertus sudah naik pitam
"Udah sih. Kalian tuh sahabatan! masak berantem gara-gara hal sepele"
"Sepele? Sia di Rumah Sakit itu hal sepele?" tanya Ertus
"Bukan. Bukan gitu Er maksudku-" jelas Malik yang terpotong
Ertus langsung beranjak dari tempat itu dan menaiki motornya, dipakainya helm itu dan melaju dengan cepat
"Kita kejer Ertus. Lo tau kan kalok ada apa-apa sama orang yang disayang dia gak bisa berpikir jernih" ajak Malik
"Ogah. Orang egois kayak dia dipikirin" luap Iqbal
KAMU SEDANG MEMBACA
as White as Clouds
Fiksi RemajaAku baru mengenal cinta. Dan aku langsung terpukau dengan keajaibannya -Alsia Santana Dipungkoro Aku berteman dengan banyak cinta. Namun cinta sejati yang mengajarkanku sebuah arti kehidupan -Bataertus Zinua Gatarano Mohon dibaca :v Akan kubuat te...