Part 20

72 10 0
                                    

Biar rinduku ini menyiksaku. Kamu bahagialah dengan caramu

"Dih jijik. Diem-diem baek kau" ucap kesal Ana

"Diem kamu curut. Masih kecil aja sok-sokan ngerti" ucap Sia

"Dih gue udah kelas 9. Punya kakak kok bego bener. Dibudak cinta malah mau"

"Tumben lo ngakuin gue kakak"

"Lidah gue lagi sariawan. Asal sebut aja"

"Anjay"

"Lo ngapain?"

"Eh.. lo adek gue. Panggil gue kakak kek"

"Rempong njay. Lo ngapain kak?" ucap Ana 'berusaha' bersikap manis

"Mau buat 160 surat cinta" jawab Sia

"Untuk apa? Ngerayu ibu kantin biar semua utang lo lunas?"

"Sialan!! Gue bunuh lama-lama lu. Ini Untuk Ertus" senyum Sia mengembang

"Lo begok atau gimana sih? Udah di kata-katain malah buat beginian. Untung-untung dia terima, gitu-gitu dia buang tuh kertas-kertas lo di depan mata lo sendiri"

"Gak mungkin Ertus sejahat itu"

"Njirr... Dulu mama ngidam apaan sih. Ngidam cinta? ngidam setia? Kok pas lo lahir otaknya gak utuh"

"Lo balik aja sih ke kamar!! ganggu gue aja!!"

Ana beranjak dari kasur itu dan berdiri. Ia berdiri tepat di depan pintu.
Sempat Ana berkata sambil membelakangi Sia

"Kak gue gak mau liat lo nangis. Kalok lo mau terus bertahan. Lo gak boleh cengeng"

Sia menatap punggung adiknya itu. Senyum tergambar jelas di wajahnya

"Gue juga sayang lo adek gue yang nakal"

***

02.00 PM

Waktu untuk kembali ke rumah masing-masing. Ertus berjalan bersama Malik dan Iqbal menuju parkiran

"Ertus!!"

"Lo gak bosen ya Si ngejer manusia kasar kek dia" tunjuk Iqbal

"Jelas!! Aku sayang Ertus kok"

"Alasan lo klasik banget sih" jawab Malik

"Kok lo sewot sih" marah Sia

Malik tak menjawab apapun. Sia menatap Ertus yang sedari tadi hanya diam membisu

"Ertus ini kubuat khusus untuk kamu" ucap Sia menyodorkan sebuah kotak kuning berukuran sedang

Ertus hanya diam saja melihat kotak itu. Tiba-tiba seorang gadis merebut kotak itu dari genggaman Sia

"Wooo... Romantis bener" dibacanya salah satu surat itu

"Balikin Ama" ucap Sia dingin

"Gue gak mau" alis Ama bertaut mengejek

as White as CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang