Hola readers! Gimana liburan kalian? Seru gak? Atau ada yg cuma ngegabut dirumah😂
Anyway, by the way, busway...
Enjoy!🙋♀️🙋♀️🙋♀️🙋♀️
Dimana ini?
Tasie mengedarkan pandangannya yang sejauh mata memandang hanya ada pohon-pohon tinggi menjulang keatas dengan harum khas yang membuat siapapun tenang.
Hutan.
Satu kata itu terlintas begitu saja di kepala Tasie.
Apa yang kulakukan disini?
Tiba-tiba saja Tasie mendengar sebuah tawa khas anak kecil yang menggema di hutan tersebut. Tasie berjalan menuju suara itu berada dan Tasie melihat seorang anak kecil yang sedang di gendong oleh ayahnya. Anak kecil itu terlihat sangat senang saat ayahnya mengangkatnya ke atas lalu anak itu merentangkan tangannya seakan dirinya terbang.
Lalu pandangan Tasie beralih kepada seorang gadis kecil bergaun putih dengan netra mata merahnya yang sedang memandang kebahagiaan anak-ayah sambil bersembunyi di balik pohon itu dengan nanar.
Ah, aku ingat. Saat itu aku terus berpikir mengapa aku tidak memiliki ayah dan ibu. Apa mereka membuangku? Atau mereka tidak menginginkanku?
Setetes air bening keluar dari mata gadis bermata merah itu.
Aku membenci ini.
Tasie memejamkan matanya berusaha untuk tidak melihat kelanjutan dari memori terdalamnya dan menutup telinganya agar tidak mendengar apapun.
Saat Tasie kembali membuka matanya, pandangannya terjatuh pada kakinya yang sedikit basah dengan warna merah pekat di sandalnya.
Darah?
Tasie meluruskan pandangannya dan mendapati gadis bernetra merah itu sedang meringkuk ketakutan dibalik pohon.
Seketika itu juga Tasie memekik kencang kala mengingat apa yang akan terjadi selanjutnya. Tasie jatuh terduduk dengan mata yang sudah basah dengan air mata dan kedua tangannya yang menutupi telinganya.
Tidak, tidak, tidak. Aku tidak ingin mengingatnya lagi! Kumohon bawa aku keluar dari tempat ini!
Setelah melewati beberapa menit terduduk dengan tangan yang menutupi telinganya disertai dengan matanya yang memejam takut, Tasie perlahan membuka matanya. Namun bukannya melihat kelanjutan dari pemandangan tadi, Tasie justru disuguhkan oleh pemandangan tak asing dengan sebuah rumah besar bercat putih.
Panti asuhan.
Satu kata itu tiba-tiba terlintas saja di benak Tasie. Ya, bangunan yang berada di hadapan Tasie ini memanglah panti asuhan yang sudah mengasuhnya sejak kecil. Meskipun disana Tasie diperlakukan tidak baik, namun Tasie tetap saja merasa adanya secuil rasa rindu akan tempat tersebut. Bukan karena tempat itu membesarkannya, namun karena tempat itu yang membuatnya bisa bertemu dengan Steve.
Ah ya, Steve. Bagaimana kabarnya ya?
Perlahan kaki Tasie melangkah masuk ke dalam bangunan khas bercat putih tersebut. Tasie memandang ke sekeliling ruangan besar yang biasanya menjadi tempat anak-anak panti asuhan untuk bermain hide and seek. Namun entah kenapa saat ini semuanya terlihat sepi bahkan Tasie tak merasakan adanya satupun kehidupan di dalam rumah ini.
"Zest,"
Tasie membeku saat mendengar nama panggilan yang hanya di sebut oleh Steve. Sontak saja Tasie menoleh ke kanan dan ke kiri seakan mencari sumber suara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Dragons : Flame & Ice
FantasyNamaku Zestasia Alithea. Aku hanyalah seorang anak panti asuhan yang dibenci oleh hampir seluruh penghuninya. Dulu, waktu aku sedang kabur dari panti asuhan untuk melihat dunia luar, aku menemui seorang wanita cantik yang ingin menyeberang tanpa mel...