Part 18 : Legendary Weapon?

3K 254 19
                                    

So, masih pada ingat cerita ini? Heheh.
Selamat menunaikan ibadah puasa ya bagi yang berpuasa.
Oiya berhubung saya updatenya setelah buka puasa, jadi sekalian ngucapin selamat berbukaa😘

Well, meskipun aku updatenya pas setelah buka puasa gapapa kan ya ngucapin? Hehehe

Yaudah lah kelamaan deh. Check it out guys! New Part has been released!

👻👻👻👻

Empat hari kembali berlalu. Namun tak ada perubahan dari teman-teman Tasie dan selama itupun mereka tidak mengkonsumsi makanan maupun minuman tapi mereka tidak terlihat mengurus sedikitpun.

Selama empat hari itu pun Tasie hanya akan makan maupun minum di infinite room dan hanya keluar ruangan jika ingin buang air. Tasie terus menjaga mereka bahkan hingga tertidur di infinite room.

Felix sudah berkali-kali untuk mengajak Tasie kembali ke kamar dimana Tasie tertidur dulu namun Tasie menolak dengan alasan ingin menjaga temannya.

"Hey Tas, sudah empat hari kau disini. Kau tidak tahu seberapa khawatirnya gurumu disana? Kembalilah. Mereka aman disini," Felix berujar dengan nada ramah yang dulu sering digunakannya.

Tasie menggelengkan kepalanya, "Aku tetap akan menjaga mereka."

Felix hanya bisa menghela nafasnya pasrah saat mendengar ucapan Tasie. Karena Felix tahu, jika Tasie yang saat ini diganggu, maka Tasie bisa membuat gendang telinga Felix pecah akibat teriakannya.

"Baiklah. Panggil aku jika terjadi sesuatu."

Tasie hanya mengangguk walapun ia tidak mendengarkan perkataan Felix. Tasie hanya terfokus pada Zwei dan Claire. Entah berapa lama Tasie terfokus kepada sahabatnya hingga Tasie mendengar suara pintu tertutup. Mungkin Felix sudah keluar.

"Darimana saja kau?"

Tasie dan Felix tersentak kaget saat mendengar suara dingin yang mempu membuatmu merinding. Mereka berdua menoleh ke sumber suara yang tak jauh dari mereka dengan mata yang terbelalak terkejut.

"Z-Zero? Apa yang kau lakukan disini? Ini adalah tempat terlarang, pergilah sebelum penjaga mengetahui keberadaanmu!" Ujar Felix sedikit berteriak.

Sedangkan lawan bicaranya hanya menatap mereka datar namun dengan aura gelap yang dikeluarkannya membuat siapapun enggan mendekatinya.

"Aku memiliki akses untuk melakukan segala hal yang kusuka. Termasuk memasuki ruangan ini."

Mulut Felix terkunci rapat saat mendengar perkataan Zero yang tak bisa dibantah. Felix cukup tahu bahwa Zero sedang marah besar sekarang terlihat dari rahangnya yang mengeras dengan aura gelapnya itu.

"Dan kau, kemana saja kau selama ini? Aku mencarimu, Tasia Alithea!"

Gulp.

Tasie menelan ludahnya karena bingung menghadapi Zero yang kini sedang marah besar. Tasie hanya menatap Zero dengan pandangan datar handalannya lalu,

"Mencari teman-temanku."

"Kau sudah menemukannya. Sekarang kembalilah ke asrama!"

Tasie terdiam mendengar ucapan Zero yang lagi-lagi tidak terbantahkan. Bagaimanapun juga, Zero adalah seniornya dan seorang junior harus menghotmati seniornya yang pantas untuk dihormati. Ya, setidaknya itulah jalan pemikiran Tasie.

"Baiklah. Aku segera kembali." Tasie berujar dengan mata tajamnya menatap Zero lalu mengalihkan pandangannya pada Zwei dan Claire lalu keseluruh murid kelas D.

The Lost Dragons : Flame & IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang