Tasie POV
Apa-apaan ini?
Ternyata Zero itu White Class?
Tapi, kata Ms. Cypher, white Class itu menggunakan jubah berwarna Silver. Tapi, mengapa Zero tidak menggunakannya?
Huh! Sudahlah. Yang terpenting, aku harus menemukannya dan mengintrogasinya. Tapi... dimana aku harus menemukannya?
Argghhh Tasie! Kau bodoh sekali! Batinku sambil mengacak-acak rambutku.
Tiba-tiba, ada suara yang sedikit melengking membentakku.
"Ms. Alithea! Apa kau mendengarku?!" Bentak Ms. Trei
Aku yang baru tersadar dari lamunanku sontak menoleh kearah Ms. Trei yang sangat amat terhormat. "E-eh? Ada apa Ms. Trei?"
Tiba-tiba, murid-murid kelas E tertawa. Eh? Mengapa mereka tertawa? Apa ada yang lucu? Aku hanya mengkerutkan keningku tanda bingung sedangkan Ms. Trei tiba-tiba memiliki wajah merah seperti tomat. Hah? Apa Ms. Trei baru menemukan sihir pembuat wajah merah? Wajahnya lucu sekali.
Oh.
Ini adalah perbuatan yang sangat aku sesali.
Aku tertawa.
Dan apa yang terjadi setelah itu? Apa kalian tahu?
Ms. Trei melayangkan penghapus kesayangannya tepat ke kepalaku.
"Ouch!" Ringisku sambil menyentuh keningku saat penghapus itu melayang mengenai keningku yang cantik ini.
"KAU BOLEH KELUAR SEKARANG, MS. ALITHEA!" Bentak Ms. Trei. LAGI.
Aku memasang wajah tanpa rasa bersalahku. "Eh? Memangnya, apa yang sudah kubuat?"
Wow! Apa kalian tahu? Wajah Ms. Trei kembali merah padam! Keren sekali. Sihir apa yang dia gunakan, ya?
"KELUARR!" Seketika, kelas kembali sunyi. Suaranya menggema. Hebat sekali. Oh, dan jangan lupa, telingaku mendengar suara ngiiiiiiing setelah Ms. Trei berteriak.
Aku kembali meringis dan menoleh kearah Felix yang berusaha menahan tawanya. Aku menatapnya dengan tatapan awas-saja-kau. Aku bangkit dari kursiku lalu beranjak keluar kelas. Aku putuskan aku akan pergi ke rooftop saja.
Saat aku melewati Ms. Trei, aku melirik kearahnya sekilas lalu berhenti saat langkahku sudah berada di pintu.
Aku membalikkan badanku lalu menatapnya.
"Um, Ms. Trei. Wajahmu begitu mempesona saat memerah seperti itu. Awww manis sekali" ucapku tanpa rasa bersalah sedikit pun dengan nada imut yang dibuat-buat.
Lalu, aku langsung berlari.
Samar-samar, aku mendengar suara bentakan dan namaku yang disebut berkali-kali. Tapi, aku tak mempedulikannya. Toh, dia yang menyuruhku keluar 'kan?
Aku sampai di rooftop delapan menit setelah acara bentakkan dari Ms. Trei. Aku membuka pintu rooftop lalu mengedarkan pandanganku. Siapa tahu ada orang. Tetapi, ternyata tidak ada orang. Aku menghembuskan nafasku lega lalu duduk di belakang pagar pembatas rooftop.
Ah... anginnya sejuk sekali. Aku memejamkan mataku untuk menikmati belaian angin itu. Tanpa sadar, aku tersenyum tipis.
Saat sedang menikmati semilir angin, tiba-tiba ada suara yang menggangguku.
"Membolos, eh?" Ucap suara itu. Siapa kau? Berani-beraninya mengusik ketenanganku.
Aku membuka mataku untuk melihat orang yang sudah berani mengusik ketenanganku. Dan, kalian tahu siapa yang kulihat?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Dragons : Flame & Ice
FantasyNamaku Zestasia Alithea. Aku hanyalah seorang anak panti asuhan yang dibenci oleh hampir seluruh penghuninya. Dulu, waktu aku sedang kabur dari panti asuhan untuk melihat dunia luar, aku menemui seorang wanita cantik yang ingin menyeberang tanpa mel...