"This is definitely hell."
Tasie terus saja menggumam kata-kata kasar dan mengeluh mengenai betapa sulit—no, I mean, betapa mengerikannya berlatih bersama dengan Mrs. Trei.
Kali ini aku lebih memilih untuk berlatih bersama Zero yang sepertinya lebih mementingkan fisik.
Tasie mendengus kesal saat menyadari pemikiran anehnya itu. Pelatihan Zero tidak jauh berbeda dengan pelatihan Mrs. Trei. Perbedaannya adalah Mrs. Trei sedikit lebih sadis daripada Zero.
Urgh. Sedikit ya?
"Berhentilah mengeluh, anak muda." Mrs. Trei menyahuti pemikiran Tasie seakan Guru itu bisa membaca pikiran Tasie.
"Dulu aku juga pernah melatih sesorang disini. Anak itu bahkan sekarang bisa menjadi white class. Seharusnya kau senang karena aku bersedia menjadi partner latihanmu, Ms. Alithea."
Tasie mengernyit bingung mendengar penuturan Mrs. Trei. Seingatnya, Tasie mengenal semua anggota white class berhubung waktu itu Tasie pernah satu meja dengan mereka.
"Mind telling me who it is?" Tanya Tasie yang tak dapat membendung rasa penasarannya terhadap murid yang menjadi partner Mrs. Trei dulu.
Mrs. Trei tersenyum seakan sedang merasakan déjà vu. "His name is Zero Klein. He's popular among girls. I guess." Lalu Mrs. Trei tertawa mendengar kalimat terakhir yang di ucapkannya sendiri.
Tasie mengernyit menatap mata Mrs. Trei. "Um, kau tidak menyukainya kan, Mrs?"
Tawa Mrs. Trei langsung berhenti dan terganti dengan tatapan datarnya mendengar nada yang penuh dengan kecurigaan dari Tasie. Lalu tanpa dapat di cegah Mrs. Trei mengucapkan mantra secepat kilat membuat sebuah magic circle di dekat Tasie dan—
BOOM!
Belum sempat Tasie bisa menghindari serangan tiba-tiba itu, Tasie sudah di kejutkan oleh tepung terigu yang terlempar sehingga menyebabkan seluruh wajahnya berwarna putih.
"Watch your mouth, young girl." Ucap Mrs. Trei disertai dengusan kesalnya.
Tasie membersihkan wajahnya dari tepung terigu itu sambil terbatuk dan meludah karena tepung terigu itu berhasil masuk ke mulut dan hidungnya. Melihat hal itu, Mrs. Trei mengernyit jijik.
"That's because you look like a teenager who just saw her first love." Ucap Tasie setelah berhasil membersihkan tepung terigu dari wajahnya.
Mrs. Trei memutar bola matanya jengah. "Oh come on. You're still 13. What do you know about first love?"
Tasie terkikik geli mendengar ucapan sinis dari Mrs. Trei. "Setidaknya aku pernah membaca tentang itu dari novel-novel yang terdapat di panti asuhanku dulu."
Lalu Tasie kembali mengernyit mengingat perkataan Mrs. Trei dan sedetik kemudian Tasie berjengit kaget dengan bola matanya yang terlihat seakan meminta keluar.
"Wait a second!"
Mrs. Trei yang sedang berjalan untuk melihat keadaan Sanctus Aqua terhenti dan menoleh ke belakang mendapati Tasie yang sedang menatapnya dengan pandangan aneh.
"Ada apa?"
Tasie berlari mendekati Mrs. Trei dan menatapnya dengan horror.
"Kau bilang tadi Zero Klein?"
Mrs. Trei kembali mengernyit heran lalu menganggukan kepalanya. Pandangan Tasie tambah menyeramkan saja seakan siap menguliti siapapun yang berani mengganggunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/105724252-288-k52489.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Dragons : Flame & Ice
FantasyNamaku Zestasia Alithea. Aku hanyalah seorang anak panti asuhan yang dibenci oleh hampir seluruh penghuninya. Dulu, waktu aku sedang kabur dari panti asuhan untuk melihat dunia luar, aku menemui seorang wanita cantik yang ingin menyeberang tanpa mel...