Chapter 7

18.1K 1.4K 106
                                    

Didalam mobil Yoongi,aku terus terdiam membisu,Yoongi terus menerus menenangkanku dan berkata bahwa dia ada dipihakku sekarang.

"Yeo Jin,kau tetap tenang,Taehyung pasti punya alasan sendiri,aku yakin ia akan menjelaskannya padamu. Bagaimanapun hasilnya,aku akan tetap dibelakangmu,kau mengerti?"

Hei manusia pucat,aku tidak apa-apa!

Hatiku sakit? Tentu! Tapi entah otakku tak mampu berfikir lagi bagaimana cara mengekspresikannya lagi.

Menangis tidak lagi berguna,itu tidak akan menyelesaikan apapun.

"aku tidak apa-apa Yoongi."

Sesampainya didepan apartemen,aku menekan tombol password agar pintu bisa terbuka,Yoongi masih dibelakangku membawakan dua kantong belanjaan penuh,bukan aku yang menyuruhnya tapi dia sendiri yang meminta.

Cklek!

"Aku rasa sudah lama kalian keluar dari supermarket,tapi kenapa kalian sangat lama tiba ke apartemen? Kencan?" ujar pria berhidung mancung yang berdiri didepan pintu,ternyata dia sudah datang lebih dulu dari kami.

"Kurasa bukan urusanmu." jawabku menatap matanya yang sudah menyorot tajam,rahangnya mengeras dan tangannya sudah mengepal kuat.

Ia menarikku kebelakang,membanting pintu keras sebelum Yoongi masuk.

Dug! Dug! Dug!

"YAK! TAEHYUNG-AH! KITA PERLU BICARA SOAL INI DENGAN KEPALA DINGIN!! YAK! BIARKAN AKU MASUK!"

Teriakan Yoongi dari luar tak digubris sedikitpun oleh Taehyung,Taehyung menarikku dan mendorongku kasar di sofa.

"Jelaskan semuanya padaku Kim Yeo Jin!" bentaknya,dadanya naik turun kini tangannya mencengkram kuat pundakku.

"Menjelaskan? Padamu? Kurasa pertanyaan itu hanya pantas untukmu Taehyung!!"

Taehyung masih menatapku penuh emosi,ia membangunkanku dari sofa untuk berdiri,sungguh aku sangat kewalahan karenanya ia begitu kasar padaku.

Kau siapa?

Pertanyaan itu selalu muncul ketika aku menatap seluruh wajahnya yang memerah,auranya berbeda dengan Taehyung yang dulu. Aku merindukannya.

Aku merindukan Taehyung yang dulu.

"Aku dan Yeri hanya sebatas rekan kerja,kau mengerti ucapanku?" ia mengatakan itu dengan penuh penekanan. Aku terkekeh.

"Rekan kerja? Kau membelikannya apartemen bukan? Lalu tinggal bersamakah?... Ya ampun,harusnya kau tidak menikahiku lagi"

Taehyung terdiam sepersekian detik.

"Jangan membawa-bawa pernikahan kita." ujarnya dengan nada pelan namun masih dengan emosi yang penuh.

"Hidupku akan lebih baik walaupun hanya bersama Taehyun"

Taehyung membelalakan matanya,mungkin ia sangat terkejut mendengar apa yang aku ucapkan.

"Apa maumu?" tanyanya padaku.

Aku menelan paksa ludahku sendiri,sungguh sulit untuk menjawab pertanyaan sederhana itu.

"AKU TANYA APA MAUMU HWANG YEOJIN!!"

Kakiku gemetar,baru kali ini Taehyung terlihat begitu marah padaku,wajahnya memerah tangannya juga mengepal kuat.

"Apa salah jika aku hanya menginginkamu ada disisiku?... A,apa salah jika aku merindukan setiap inci dari tubuhmu yanh dulu selalu memelukku setiap malam?... Tae,kau masih mencintaiku bukan?"

Taehyung menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya sejenak,ia menatapku tajam. "Kau merindukan tubuhku?"

"Bu,bukan itu maksudku,aku hanya... Akh!"

Taehyung menarikku paksa ke kamar,ia mendorongku diatas ranjang,ia melepas kemejanya dengan paksa sampai-sampai kancingnya berjatuhan kelantai.

"Kau menginginkannya kan?" Taehyung naik ke ranjang dan menarik kedua tanganku yang gemetar.

"Jebball Tae... Jangan lakukan itu,jangan membuatku ragu atas perasaanmu yang tidak jelas... Aku hanya tidak ingin kau pergi..." jawabku asal.

Taehyung terkekeh,ia memalingkan wajah ke samping,ia juga memainkan lidah didalam mulutnya.

"Kau terlanjur membuatku marah... Tapi akan aku ikuti kemauanmu."

"Taehyung-ah,aku mohon jangan... Tae... Akhhhh!!"

Aku meronta saat ia mulai menciumi leher dan pundakku,sesekali ia juga menggitnya cukup keras,ia merobek bajuku dan menarik paksa apa yang aku pakai.

Seperti bukan Taehyung.

Hanya itu yang ada diotakku sekarang.

Tenaganya yang cukup kuat membuatku tidak bisa berbuat apa-apa,tanganku ia tahan,kakiku juga sudah tidak kuat untuk menendang atau bergerak lagi.

Seketika Taehyung melepaskan ikat pinggangnya dan melepaskan celananya,ia kembali menjelajahi semua tubuhku tanpa ampun,bahkan suara tangisanku mungkin tidak ia dengar.

Tanpa aba-aba Taehyung menghentakannya sampai aku memekik hebat,namun Taehyung terus bergerak.

Sakit,panas,dan perih manjadi satu.

"Tae... Aku mohon... Hentikan... Jangan seperti ini... Akhh!" pekikku saat aku merasakan sesuatu yang hangat diperutku.

Entah berapa lama Taehyung melakukan hal itu padaku,ia sama sekali tidak mendengarkanku walaupun aku memohon padanya berkali kali.

Aku hilang kesadaran.

Aku hanya mengingat malam itu sangat menyakitkan.

Taehyung Pov

"Aku mencintaimu... Maafkan aku Yeojin-ah..."

Entah apa yang baru saja aku lakukan padanya,pada dasarnya aku sudah sangat keterlaluan pada Yeojin. Wajahnya berkeringat dan memerah karena kesakitan itu tak aku pedulikan tadi.

Aku memang brengsek.

"Maaf..."

Aku mengusap seluruh wajahnya yang basah karena keringat dan air matanya,menatap seluruh inci wajahnya yang penuh penderitaan yang sudah kubuat.

"Tae... Hentikan,aku mohon kau membuatku semakin sakit..."

Yeojin berusaha membuka sedikit matanya,aku menundukkan kepalaku sampao dahi kami saling bersentuhan.

"Maaf... Maaf aku membuatmu seperti ini..."

Aku menangis,menangis sejadi-jadinya pada Yeojin,tangan kurusnya terangkat dan mulai memelukku dengan sisa tenaganya.

"Jangan menangis... Aku hanya tidak ingin kau pergi Tae,aku hanya ingin kau temani hanya itu..." ucapnya dengan suara serak.

Aku memeluknya erat,sungguh aku tidak ingin melepaskannya sampai kapanpun.

Annyeong Yorobunnnnn ㅅㅅ
Maaf ya postingnya lama heuheu,sekarang aku usahain posting sering-sering karena aku lagi ga terlalu sibuk-sibuk amat yeyyy -_-

Next? Or stop ae?'-'

My Perfect Husband - Part Two [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang