Chapter 4

16.6K 1.4K 94
                                    

"Maaf Yeojin..."

Dia menunduk didepanku,entah apalagi yang harus kukatakan padanya dia benar-benar sudah gila.

"Kau,Yeri,Ibumu,Ayahmu,apa kalian sudah merencanakan kepindahan Taehyun ke Amerika tanpa sepengetahuanku?... Taehyung-ah,dia anakku,bukan anak Yeri..." aku menatapnya penuh umpatan,dia bahkan hanya menunduk tak menatap wajahku yang sudah tidak karuan.

"Ya,kami sudah merencanakan semuanya tanpa memberi tahumu,ini jalan terbaik karena jika kau tahu sejak awal... Kau pasti akan membawa pergi Taehyun." jelasnya.

"Katakan padaku kapan Taehyun akan pergi dan alasan kenapa Taehyun harus pindah ke Amerika? katakan padaku." ujarku sembari menatapnya tajam.

Taehyung mengusap kasar wajahnya,ia menghembuskan nafas berat.

"Baiklah,aku akan menjemput Taehyun sekarang" aku berdiri dan saat aku hendak membuka pintu,Taehyung menarikku dan menenggelamkanku pada pelukannya.

"Lepaskan!! Kau jahat! Aku membencimu!" aku terus meronta namun tenaga yang aku punya sekarang tidak sebanding dengan Taehyung,ia semakin erat memelukku.

"Kukira kau tidak seperti ini... Kukira semuanya akan baik-baik saja..." tangisku pecah,aku terus memukul dadanya berulang kali.

Taehyung hanya bisa mengeratkan pelukannya,mencium kepalaku berkali-kali tanpa mengatakan apa-apa.

Apa tujuannya?

Apa yang ada diotaknya aku tidak tahu sama sekali.

Sebenarnya dia masih mencintaiku atau tidak?

"Setelah ini terjadi kau pasti meninggalkanku bukan?... Jawab aku Taehyung!!" Pekikku padanya yang masih setia memelukku erat.

"Tidak Yeojin-ah... Sampai mati aku tidak akan meninggalkanmu,percaya padaku Taehyun akan baik-baik saja bersama Kakek dan Neneknya disana" jelasnya meyakinkanku.

"Apa alasannya Tae..."

"Maaf aku tidak bisa memberi tahumu."

Dan jawaban itu membuatku menangis lagi.

Pip pip pip pip

Cklek!

"Oh!... Astaga aku minta maaf,aku datang tidak pada waktu yang tepat" ujar pria tinggi nan tampan berdiri di depan pintu masuk.

Kulihat matanya menerka semua apa yang berserakan di lantai,sepatu Taehyung yang aku lempar kesembarang tempat,coca-cola,daging tuna dan sapi,berbagai macam sayuran,serta makanan ringan yang lainnya yang Taehyung lempar juga.

"Kalian..."

"Ah Hyung! Kenapa kau tahu password apartemen kami?!" Bentak Taehyung pada Hyungnya itu tanpa melepaskan pelukan ini,ia masih erat memelukku.

Aku sedikit bergerak agar Taehyung melonggarkan pelukannya dan aku bisa lepas dari dekapannya.

Taehyung menatap mataku,perlahan ibu jarinya mengusap jejak air mata dipipiku,ia menghujaniku ciuman singkat dibibir.

"Tidurlah,istirahat,jangan memikirkan hal yang tidak-tidak" ucapnya dan aku langsung masuk kamar tanpa menjawab ucapanya tadi.

Taehyung POV

Setelah berbincang cukup lama bersama Seokjin Hyung,ia akhirnya pulang,dia memberikan sekotak kimchi buatan istrinya. Aku memasukkan kimchi itu kedalam kulkas dan mengambil daging,sayur,makanan ringan,serta colla yang berserakan dilantai karena ulahku sendiri,aku memasukkan semuanya kedalam kulkas.

Aku berjalan kearah rice cooker dan membukanya,dan nasi yang didalamnya masih banyak.

"Apa Yeo Jin belum makan?" ujarku.

Aku mengambil mangkuk lalu mengisinya dengan nasi,kimchi yang tadi aku masukan,aku keluarkan lagi untuk lauk pendampingnya,setelah itu aku menggoreng beberapa sosis dan telur.

Jujur aku tidak bisa memasak,telur yang aku goreng juga bentuknya tak sesempurna seperti yang Yeo Jin sering buat untukku,tapi ini demi Yeo Jin.

Setelah semuanya matang,aku membawanya kedalam kamar,kamarnya masih terang itu berarti Yeo Jin belum tidur. Yeo Jin selalu mematikan lampu jika ia hendak tidur.

"Yeo Jin-ah?" aku mendekat,ia duduk dibawah ranjang sambil memeluk lututnya. Aku duduk didepannya,kulihat ia masih menangis,dengan rambut yang berangtakan dan mata yang sembab ia tertunduk.

"Aku minta maaf" ucapku sambil kuselipkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang telinga.

Aku menggeser posisiku disampingnya,merangkulnya dan memeluknya kurasa ini yang ia butuhkan walaupun aku tahu,aku penyebab semuanya.

Namun aku harap ia mengerti,walaupun aku tidak memberi tahu alasan yang sesungguhnya.

Ia perlahan bersandar pada bahuku,memejamkan matanya dan menghembuskan nafas kasar.

Maaf Yeo Jin,aku membuatmu seperti ini.

Kuharap suatu saat jika aku mengatakan yang sejujurnya,kau bisa menerimanya dengan lapang dada,mengikhlaskan semuanya,dan menjalani hidupmu tanpa beban lagi.

Aku harap kau bisa bahagia suatu saat nanti,memulai lembaran baru lagi dan bisa tersenyum manis seperti dulu.

Hanya untuk kali ini saja,kuharap kau bisa bertahan.

"Kau mau makan? Aku sudah membuatkanmu telur goreng dan sosis goreng... Ah iya tadi Hyung membawakan kimchi" ujarku saat ia membuka matanya.

Ia menegakkan badannya dan dengan segera aku mengambil nampan berisi beberapa makanan itu.

Aku memotong telur yang babak belur itu menggunakan sendok dan mulai menyuapi Yeo Jin.

"Bagaimana?" tanyaku saat Yeo Jin mengunyah makanannya.

"..."

Dengan susah payah aku menelan ludahku,menanti jawaban Yeo Jin. Ia tersenyum paksa dan bisa kutebak apa jawabannya.

"Asin Tae..."

"Benarkah??" ucapku terkejut atas jawabannya,aky memotong telur itu dan langsung melahapnya.

"Akhhhh" entah berapa banyak garam yang kutaburkan pada telur ini,sangat buruk untuk ditelan dan bisa-bisanya Yeo Jin tersenyum seperti itu saat menelannya.

"Makan saja nasi,sosis,dan kimchinya!" ujarku dan disambut tawa oleh Yeo Jin.

Taehyung POV end.

Huhuhu maaf ya kalo aku postingnya lama pisan ㅠㅠ

Thx for reading,thx for comment ❤💜

My Perfect Husband - Part Two [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang